HAPPY READING!
~MINS~
Pagi itu, Harsya terbangun dengan rasa mual yang tak tertahankan. Ia bergegas menuju kamar mandi, menunduk di depan kloset sambil memuntahkan cairan bening yang tampak berusaha keluar dari tubuhnya.
"Huek..." Suara muntahannya terdengar berulang kali, sementara rasa pusing semakin memburuk. Harsya menegakkan tubuhnya dengan susah payah, satu tangan memegangi dinding untuk menjaga keseimbangan. Namun, mual itu datang lagi, memaksa Harsya kembali berlari ke arah kloset.
"Huek... huek..." Suara muntahnya semakin keras. Dari kamar tidur, Sadam terbangun dengan perasaan cemas. Mendengar suara istrinya yang tampak tak berdaya, ia segera bangkit dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Sadam dengan nada khawatir, melihat Harsya yang lemas dengan wajah memerah.
Sadam segera duduk di belakang Harsya, memijat lembut lehernya untuk meredakan rasa mual yang jelas terlihat mengganggunya. "Mas... pusing banget," keluh Harsya dengan suara lemah.
Sadam mengusap punggungnya dengan lembut. "Kamu salah makan, ya? Ada yang nggak beres?" tanyanya dengan penuh perhatian.
Harsya menggeleng lemah. "Nggak, nggak ada yang salah..." jawabnya pelan. Harsya mencoba berdiri, namun tubuhnya terasa sangat lemas, nyaris tak mampu menahan beban. Sebelum ia jatuh, Sadam dengan sigap mengangkat tubuhnya ke dalam gendongan.
"Mas! Turunin, aku bisa jalan sendiri," protes Harsya, merasa sedikit malu.
Sadam menggeleng tegas, "Nggak, kamu lemas banget. Aku nggak mau kamu tambah parah." Ia menggendong Harsya dengan hati-hati menuju kamar, meletakkannya di atas tempat tidur.
Saat Harsya sudah merasa lebih nyaman, tiba-tiba ia berkata dengan suara pelan, "Mas... aku pengen bakso deh."
Sadam tersenyum kecil, "Mau beli di luar atau pesan online aja?"
Harsya berpikir sejenak sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan. "Pesan online aja, Mas. Aku mager banget..."
Sadam tertawa kecil melihat wajah istrinya yang masih tampak lelah tapi manja. "Oke, sebentar ya. Aku pesenin sekarang." Sadam merebahkan diri di sebelah Harsya, mengambil ponselnya dan mulai memesan bakso.
~MINS~
"Mas, kangen El..." keluh Harsya dengan suara lembut, sambil menatap Sadam yang duduk di sebelahnya. Sadam yang tak ingin melihat istrinya bersedih segera meraih ponselnya, lalu dengan cepat menelpon Jaki.
DRRTTT...
DRRTTT...
DRRTTT...
"Hallo, bang?" suara Jaki terdengar dari ujung telepon.
"JAKI! EL MANA?" Harsya tiba-tiba berteriak dari samping Sadam, suaranya penuh semangat.
Jaki terkejut sebentar, lalu tertawa kecil. "Eh, Sya! Ini El lagi main sama Jie di taman," jawabnya sambil tersenyum. Tak lama kemudian, Jaki beralih ke mode video call, dan layar ponsel pun memperlihatkan El dan Jie yang sedang bermain dengan riang di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage is Not Scary || Markhyuck
Romance⚠️ WARNING ⚠️ INI LANJUTAN DARI POV DITIKTOK @aralieyie JIKA BELUM MEMBACA, HARAP DIBACA TERLEBIH DAHULU KALAU INGIN MENGETAHUI ALURNYA‼️ #Markhyuck #Bxb Enjoy~