5 🤝

355 70 13
                                    

Di kantor, Jennie disambut dengan antusias oleh Rose yang langsung menghampirinya begitu dia masuk ke ruangan. "Jennie! Where have you been? Aku udah coba hubungi kamu berkali-kali, tapi kamu susah banget dihubungin," keluh Rose sambil memeluk Jennie singkat.

Jennie tersenyum tipis dan menenangkan Rose, "Maaf, ada urusan mendadak, tapi semuanya beres kok."

Namun, mata Rose kemudian langsung menangkap sesuatu yang tidak biasa. Jennie mengenakan kemeja pria yang agak kebesaran. Alis Rose terangkat, dan dia langsung menyadari ada sesuatu yang aneh. Dengan senyum jahil, dia menggodanya.

"Hmmm, Jennie... Apa ini?" Rose memegang ujung kemeja Jennie, "Kamu habis menghabiskan malam sama Taehyung oppa sampai lupa ganti baju pagi ini? Kemeja suami kamu?"

Jennie terdiam sejenak, tidak menyangka Rose akan memperhatikan detail itu. Tapi dengan cepat, dia memasang senyum misterius dan mengangkat bahunya santai. "Bisa jadi, siapa tahu?" jawab Jennie sambil tertawa kecil, tidak memberi jawaban yang pasti.

Rose memiringkan kepalanya, senyum jahilnya semakin lebar. "Omo! Jadi kamu dan Taehyung oppa beneran habis seru-seruan tadi malam, ya? Pantesan susah dihubungin, lagi sibuk hal lain rupanya," goda Rose sambil terkikik, membuat Jennie tertawa kecil dan menggeleng pelan.

"Aduh, kamu deh, Rose. Terlalu banyak nonton drama romantis kayaknya," jawab Jennie santai. Meski begitu, ada sesuatu di dalam dirinya yang masih memikirkan Jisoo dan pagi yang baru saja dia alami bersama pria itu.

Jennie menghela napas sebelum melanjutkan, "Sebetulnya, ini bukan kemeja Taehyung." Dia tersenyum penuh arti, membuat Rose terbelalak dengan penuh rasa ingin tahu.

"Hah? Bukan? Terus milik siapa?" tanya Rose, tidak sabar.

Jennie mengedipkan mata dan menjawab dengan santai, "Ini milik Jisoo, barista di klub semalam."

Rose langsung melompat dengan semangat. "Serius? Oh my God! Kenapa kamu pakai kemeja dia? " tanyanya, suaranya bergetar karena antusiasme.

Rose mendekatkan wajahnya ke Jennie dengan mata berbinar penuh rasa penasaran, "Omo! Jennie, kamu nginep di kosannya Jisoo? Ya ampun, apa yang kalian lakukan semalaman?" tanyanya dengan suara yang hampir berbisik, meski tidak bisa menyembunyikan antusiasmenya.

Jennie, yang senang melihat sahabatnya begitu tergoda dan penasaran, malah tersenyum lebih lebar. "Mmm... apa ya?" Jennie sengaja menggantung jawabannya, menggoda Rose lebih jauh. Dia tahu persis bagaimana membuat Rose semakin gatal ingin tahu.

Rose meraih tangan Jennie dan menggoyangnya penuh semangat, "Ayo dong, Jennie, cerita! Apa yang terjadi? Jangan bikin aku penasaran begini!" Suara Rose terdengar manja, seolah dia sedang memohon cerita seru dari Jennie.

Jennie tertawa kecil sebelum akhirnya mengangkat bahu dan berkata dengan santai, "Yah, kita... gak ngapa-ngapain, kok." Dia berhenti sejenak, memberi waktu bagi Rose untuk memproses jawabannya yang jelas-jelas kurang memuaskan.

Dia melipat tangan di dada, mengerutkan kening seolah-olah menilai apakah Jennie sedang mengatakan yang sebenarnya. "Aku nggak percaya kalau gak melakuakan sesuatu" katanya sambil menatap Jennie dengan tatapan penuh selidik.

Jennie yang usil mencondongkan tubuhnya mendekati Rose dan berbisik dengan nada menggoda, "Mungkin... suatu hari nanti, aku akan menghabiskan setiap malam bersama Jisoo. Who knows?" Setelah mengatakan itu, Jennie mundur sambil tertawa kecil, menikmati reaksi Rose yang langsung terkejut.

"Oh my God, Jennie! Kamu serius? Kamu beneran akan ngelakuin itu?Ko bisa?" tanya Rose, matanya melebar tak percaya, tapi jelas-jelas semakin penasaran.

Jennie hanya mengangkat bahu santai sambil tersenyum misterius, "Hmmm, who knows, Rose? Jisoo itu... menarik. Mungkin aku ingin tahu lebih banyak tentang dia."

BABY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang