VIII : MINE

153 24 3
                                    


Vandana Zanitha Ranupatma, putri bungsu dari kolongmerat ternama. Dididik dengan kemewahan membuatnya menjadi gadis manja dengan sifat sombong dan temperamental.

Segala kelakuan buruknya itu tak membuat keluarganya marah dan menjauhinya, justru keluarga Ranupatma menjadi garda terdepan untuk membela dan membersihkan nama baik gadis itu.

Karena begitu dimanja dan dilindungi oleh keluarganya, gadis berusia 25 tahun itu tumbuh menjadi gadis yang tidak memiliki rasa takut. Jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, Vanda akan murka dan membuat itu sejalan dengan kemauannya.

Dalam sejarah hidupnya, segala yang dia inginkan pasti akan menjadi miliknya. Buktinya pada alur novel "Cinta Murni Vanda" walaupun butuh waktu panjang, pada akhirnya pujaan hatinya dapat ia gapai juga, kan?


Hanya pada Wistara, sosok gadis sombong dan temperamental itu hilang. Vanda akan berubah menjadi gadis lemah lembut nan penyayang. Wistara tentu saja tau sifat asli Vanda, makanya butuh waktu sangat lama untuk dirinya dapat menerima Vanda, setelah yakin jika Vanda telah berubah sepenuhnya.



Selain sombong dan temperamental, sifat Vanda yang paling patut untuk diacungi jempol adalah kemunafikan dan kelicikan. Masih ingat kan tentang Lisa yang akhirnya mati karena menjadi tersangka utama dari pembunuhan Kirana?

Dalang sebenarnya dari pembunuhan itu adalah Vandana, namun berkat kuasa dan perlindungan dari keluarga dan didukung akan sifat munafik dan licik miliknya, Wistara sampai ending pun tidak pernah tau akan kebenaran dari kasus itu.


Lisa yang mengingat alur dan wajah asli dari Vandana pun sudah menetapkan rencana. Jika lawannya memiliki sifat seperti itu, bukankah dia harus mengimbangi lawannya? Lisa sudah memutuskan, dia akan menjadi gadis lemah namun tidak lembut, cukup gadis rapuh yang berlindung di balik ketegarannya mengejar Wistara. Dia juga akan membuat Vandana merasakan sifat licik dan munafik yang selalu ia pakai di depan Wistara. Semua hanya soal waktu.






Wistara saat ini masih berdiam diri. Ia membiarkan laptop berlogo apel digigit miliknya dalam kondisi menyala dan tak tersentuh sejak kepergian Kirana. Sampai saat ini Wistara masih memikirkan tentang perkataan Kirana.

Apakah dirinya harus melepaskan Kirana dan membalas perasaan Lisa, atau tetap pada pendiriannya untuk menjadikan Kirana pendamping hidupnya, seperti yang selama ini dia janjikan pada Kirana.


Wistara masih bingung akan dirinya. Dia ingin Lisa tapi tak bisa melepas Kirana.  Dirinya dibuat sakit kepala karena hal ini. Lebih baik dia mengurus berkas bertumpuk – tumpuk dari pada memikirkan hal seputar perasaan seperti ini. Sungguh merepotkan.


Baru saja akan melanjutkan aktifitasnya yang tertunda, Wistara kembali harus menghadapi sosok wanita yang selama ini juga terus mengejarnya sedari remaja. Jika boleh melambaikan tangan pada kamera, Wistara pasti akan melakukannya sekarang juga.


"Wistara~, Vanda datang berkunjung" tanpa mengetuk, Vanda langsung masuk kedalam ruangan Wistara. Dengan senyum lebar dia berjalan menghampiri meja Wistara.

Melihat kedatangan Vanda disaat dirinya sedang pusing tujuh keliling ini tentu saja membuat Wistara ingin mengusirnya. Namun itu tak bisa terjadi, keluarga Ranupatma sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan milik ayahnya. Dia harus bisa menjaga keharmonisan itu sampai masa kontrak kerjasama itu berakhir.



"Taraku, ayo kita makan bersama. Vanda jauh-jauh kesini agar bisa makan siang bersama Tara" ajak Vanda dengan manja. Vanda bahkan sampai menarik manja tangan Wistara, berharap Wistara termakan bujuk rayunya.

Lisa Become The Main In This TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang