13. Hang out

210 17 0
                                    

























































...












































(Mereka sampai di depan rumah Erine)

"Eh, kita udah sampai, Rin. Makasih banget untuk obrolan seru hari ini. Ini jadi salah satu hari terbaik gue," ucap Lion, menatap Erine dengan hangat.

"Makasih juga, Lion! Hari ini menyenangkan banget. Gombalan lo bikin hari gue ceria," jawab Erine, merasakan kedekatan yang semakin dalam.

"Gue harap kita bisa jalan bareng lagi. Kita bisa nonton film atau makan bareng. Kayak pahlawan super dan partnernya," tukas Lion, tersenyum.

"Itu ide bagus! Kita bisa bikin rencana untuk weekend nanti. Nanti kita atur waktunya," sahut Erine, merasa semangat.

"Oke! See you, Erine!" ucap Lion, melambai sambil memundurkan motornya.

"See you, Lion! Hati hati, ya!" jawab Erine, melambaikan tangan hingga Lion menghilang dari pandangannya.

Setelah itu, Erine masuk ke dalam rumah. Erine membuka pintu rumah perlahan, menghela napas setelah perjalanan panjang dengan Lion.

"Assalamualaikum! Aku pulang!" seru Erine dari pintu masuk, melepas sepatu dan tasnya, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

Di ruang keluarga, terdengar tawa riuh rendah. Ayah Cello duduk di sofa, bersantai sambil menonton TV. Bunda Cyn, Anin, Gabriel, Callie, dan Michael, adik kecil Erine, sedang asik bercanda satu sama lain.

"Waalaikumsalam, Erine! Gimana hari ini di sekolah?" sapa Bunda Cyn dari ruang keluarga, senyumnya lebar melihat putri bungsunya pulang.

"Eh, anak gadis Ayah udah pulang. Gimana sekolahnya, Rin?" tanya Ayah Cello tanpa mengalihkan pandangan dari TV.

"Sekolah ya biasa aja sih, Yah, Bun. Capek banget, apalagi tadi Lion ngajakin ngobrol terus sepanjang jalan." Erine mengacak rambut adik kecilnya yang tertawa girang.

"Eh, Lion lagi? Kamu jalan sama dia terus, nih," seloroh Gabriel, kakaknya yang duduk di samping Callie, sambil menyenggol bahu Callie. "Nih kayak Callie, nggak banyak omong, tapi selalu ada buat Aa," tambahnya sambil menggoda.

"Idih, jangan ngasal! Aku juga banyak omong kalau kamu lagi nggak ada," canda Callie, mencubit lengan Gabriel dengan gemas.

"Halah, Aa riel! Nggak usah mulai deh. Aku cuma temenan biasa sama Lion," jawab Erine sambil nyengir, walau pipinya sedikit memerah. "Eh, aku ke kamar dulu ya, mau bersih-bersih. Sebentar lagi aku gabung," sambungnya, berjalan menuju kamarnya.

---

(Di kamar Erine)

Erine membuka pintu kamarnya yang berantakan dengan buku-buku dan beberapa baju berserakan di kursi. Ia melepaskan seragam sekolahnya dan menggantinya dengan pakaian santai. Setelah cuci muka dan menyikat gigi, ia merapikan sedikit kamarnya sambil memutar musik di ponselnya.

"Aduh, capek banget! Tapi, senang juga sih hari ini, lumayan seru ngobrol sama Lion," gumam Erine pada dirinya sendiri sambil meregangkan badan.

Setelah merasa lebih segar, Erine kembali ke ruang keluarga dengan rambut yang diikat asal dan wajah yang tampak lebih ceria. Saat ia kembali, keluarganya masih saja tertawa dan bercanda.

Love at Fist Sight (Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang