1. Erine's family

654 47 0
                                    

...



Bali.

Di pagi hari yang cerah, tepatnya di kediaman rumah erine berada. Erine dan keluarga sedang membereskan rumah untuk berpindah ke tempat tinggalnya, Jakarta.

"teteh, udah semua nya disiapin kan?" tanya sang ayah, cello. Sedang memeriksa ke arah mobilnya agar tidak ada yang ketinggalan nanti.

"udah ayah, ayo kita makan dulu disuruh bunda." jawab sang anak, erine. Erine mengajak ayahnya untuk makan, karena sang bunda menyuruhnya.

Cello dan erine menuju ke meja makan, di meja makan sudah ada cynthia, anin dan michael. Cynthia masih sibuk menaruh makanan nya dimeja, sedangkan anin dan michael membantu sang bunda.

"wih, keliatan enak nih makanan nya." ucap cello sambil mengambil tahu yang baru ditaruh meja oleh sang istri.

"ih, ayah jorok! Ayah belum cuci tangan abis naro barang." ucap anin, kakanya erine.

"tau ih, cuci tangan sana! Kamu juga cuci tangan ya, erine!" suruh sang bunda kepada suami dan anaknya.

"ya maaf, ayah kalo udah lihat tahu tuh rasanya mau cepet cepet makan." Ucap cello yang menunjukkan muka memelas.

"muka nya gausah gitu juga kali yah." ucap michael agak geli melihat muka ayahnya yang memelas itu.

"jangan ikut ikutan kamu anak kecil." ucap cello yang langsung pergi menyusul erine ke wastafel untuk bercuci tangan.

Setelah erine dan ayah nya mencuci tangan, mereka berdua segera duduk ke tempat makan, sedangkan cynthia masih sibuk mengurus sesuatu yang kurang buat makan mereka nanti. Ada sang ayah, erine, anin dan michael di meja makan itu.

"kenapa sih yah aku sama teteh anin harus ikut ke bali buat kerjaan ayah? Kan ada aa riel yang bisa jaga aku sama teteh anin di jakarta." tanya erine yang kesal sama ayah nya, karena mereka selalu pindah sekolah sedangkan gabriel ga pernah pindah sekolah.

"betul tuh kata erine, teteh setuju sama erine." setuju anin kepada ucapan erine.

"ya atuh ayah bingung mau ninggalin kalian berdua sama aa, soalnya kan aa juga suka main, takutnya kalian ga ada yang jaga, kalian kan juga perempuan jadi ayah takut kalian kenapa-napa kalo aa kalian ga jaga kalian dengan baik. Ayah mah ga terlalu takut sama aa yang ditinggal sendiri, karena aa laki-laki dan sudah besar, pasti dia bisa jaga diri." jawab cello dengan baik-baik kepada erine.

"bener apa kata ayah kamu. Ayah tuh khawatir banget sama kalian berdua, karena kalian berdua anak perempuan kesayangan ayah, tapi bukan berarti kedua anak laki-laki ayah ga disayang ya, ayah kalian tuh sayang sama kalian semua. Lagian ini ini udah di diskusiin sama bunda juga kok, kita setuju buat ajak kalian bertiga tanpa ngajak aa, soalnya kita kesini kan cuma 1 tahun jadi bunda sama ayah ga ngajak aa, aa juga malah setuju banget sama ini." sambung cynthia yang membantu suaminya untuk menjawab pertanyaan anaknya sambil menaruh piring dimeja.

"teteh ku ini riweh sekali ya, udahlah cuma pindah sekolah sebentar aja dipermasalahin." ucap michael yang sedang minum itu.

"itu mah kamu yang biasa aja, tapi kan teteh tetep aja males abis sekolah di jakarta terus ke bali." kesal erine kepada michael yang selalu ikut ikutan, tapi sebenarnya erine sayang banget sama adeknya.

"udah udah. Ayo kita makan, nanti kesiangan nyampe bandaranya soalnya pasti takut ada yang makannya lama." ajak cello kepada anak-anaknya.

"tuh teh erine!" tunjuk michael.

"kok aku sih, kamu tuh ya sama teteh selalu begitu." kesal erine.

"kan emang teteh makannya lama, wlee." ledek michael yang membuat erine kesal.

Love at Fist Sight (Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang