Ayo ayooo spam 200 buat next chapter 😭 Kapan lagi ada adegan Deluna tantrum 😭
Netra mata yang menyorot tajam dibalik topeng ditatap balik dengan sosok gadis lusuh dihadapannya. Seakan adegan slow motion membuat Deluna tersentak. Itu wajahnya. Bagaimana bisa?
"Deluna?" Ucap Cederix berjalan mendekati wanita asing itu yang membuat Deluna ingin menghentikan langkah Cederix.
Tangannya yang ingin menggapai Cederix tersekat diudara kala tubuh Cederix merengkuh erat tubuh sosok yang mirip dengannya.
"Yang Mulia saya sangat merindukan anda." Ucap sosok itu membekap erat tubuh Cederix sembari menangis tergugu.
Deluna yang melihat hanya bisa terkekeh ringan. Lelucon macam apa ini? Mengepalkan tangannya memandang lekat pada sosok asing tersebut. Semua orang nampak memeluk Deluna palsu itu dengan bergantian. Deluna hanya mampu mematung ditempatnya. Menggelengkan kepalanya yang terasa berkunang-kunang.
Apa Cederix tidak bisa mengenali Deluna yang asli? Apa Cederix percaya jika wanita itu dirinya? Bagaimana ia bisa mengatakan sejujurnya jika dia Deluna yang asli? Termenung sesaat sebelum melangkah mundur. Berjalan dengan gontai tak tentu arah. Apa ia menyesal karena tidak langsung jujur pada Cederix? Ya, dia menyesal. Rasanya sesak, sedih, dan kecewa bagaimana Cederix bisa memeluk sosok yang menyerupainya? Seandainya Cederix langsung memenggal kepala wanita itu. Tapi, bagaimanapun ini semua bukan salah Cederix. Ia juga tidak ingin wanita penipu itu terus memanfaatkan kondisinya.
"Hei Nyai, Lo kenapa?" Tanya Petis membuat Deluna tersadar.
Wanita itu memutuskan keluar dari Istana dan berakhir di halaman bersama Gejrot dan Petis. Naga hitam itu nampak heran dengan raut mendung Deluna yang tidak biasa. Berjalan menghampiri leher Petis yang mudah digapainya.
"Huaaaaa..... Ottokeee Tis, gue sakit hati. Hiks, hiks." Ucap Deluna menangis sesenggukan memeluk leher Petis. Masalahnya naga itu dipeluk dengan erat hingga merasa tercekik.
"C*K! Leher gue Jing*n." Umpat Petis berusaha melepaskan lehernya yang membuat Deluna memberengut.
"Huaaaa.... Gejrottt... Petis nakal...." Tangis Deluna mengadu pada naga putih kalemnya.
Percayalah, adegan drama ini sering terjadi. Gejrot melepaskan tangan mungil Deluna di leher Petis kemudian menariknya dan menuntut tangan mungil Deluna untuk memeluk lehernya.
"Huaaa Gejrooot... Cuma Lo Jrot yang ngerti gue." Isak Deluna dibalas pandangan malas oleh Petis.
"Sudah pasti lo jatuh cinta sama Raja itu kan? Lagipula orang yang sudah bersuami ditaksir. Kalau istrinya pulang jadi patah hati kan sekarang." Ucap Petis membuat hati mungil Deluna memberontak.
"GUE ISTRINYA NJ*NG! SI LONT* ITU YANG NGAKU-NGAKU JADI GUE." Murka Deluna dengan bengis pada Petis.
Kedua naga itu hanya saling pandang. Mereka tidak mengira jika sosok Ratu mereka sudah bersuami. Deluna juga tidak menceritakan apa-apa tentangnya kepada siapapun.
"Lo istrinya Raja Cederix itu?" Tanya Petis diangguki Deluna.
Mendengus ringan sembari mengetukkan kukunya di lantai. Petis mencari keberadaan Cederix yang nampak memeluk tubuh seorang wanita. Memang sangat mirip dengan Deluna. Semua penghuni Kerajaan Redmoon mengetahui bagaimana rupa Deluna. Namun sayangnya kontrak Ratu untuk para monster membuat tubuh Deluna berubah. Ujung rambutnya yang merah dan bentuk mata tajam seperti elf dan siren. Meski begitu, Deluna tetap cantik terlebih selama ini kecerdasan dan wibawanya mampu membuat para monster dan binatang spirit hidup makmur.
"Lo mau nyadarin suami lo apa lo mau diem aja pulang?" Tanya Petis setelah puas melihat kondisi yang ada. Lagipula kerajaan Qordobran akan segera pulih.
"Enak aja pulang. Suami gue diembat lont* gue gak bisa diemin dong." Ucap Deluna setelah puas menangis. Kini aura membunuh dan balas dendam sangat kental mengalir di pembuluh darahnya.
"Nampaknya wanita itu berkontrak jiwa dengan iblis." Ucap Petis membuat Deluna tersentak.
"Wah, gue gak bisa tinggal diam." Geram Deluna merasa jijik fisiknya ditiru oleh makhluk ular.
"Ah, Ratu Caroline. Saya mencari anda kemana-mana. Anda sedang apa disini?" Ucap Zachary menghampiri Deluna.
"Janc*****kkkk! Ini ganteng-ganteng ngeselin c*k." Batin Deluna mengumpat namun berbeda dengan ekspresinya yang tersenyum manis.
"Oh Panglima Zachary, saya hanya merindukan dua naga ini. Bagaimana kalau kita masuk ke istana? Hari mulai gelap, saya sudah lapar sekali." Ucap Deluna mengubah ekspresi dengan cepat.
"Anda lapar? Tapi sepertinya para pelayan sedang disibukkan dengan pesta penyambutan Selir Deluna." Ucap Zachary membuat Deluna mematung.
"Oh, pesta penyambutan." Lirih Deluna.
Nyutttt....
Deluna meremas dadanya yang sesak. Berjalan pelan sembari memperhatikan betapa sibuknya para pelayan yang hilir mudik mempersiapkan penyambutan istri kesayangan Raja Agung mereka. Deluna memutuskan untuk menemui sosok asing itu.
"Dimana kamar Selir Deluna?" Tanya Deluna pada salah satu pelayan.
"Oh, beliau ada dikamar Raja Cederix. Kami belum sempat membersihkan kamar Permaisuri peninggalan Permaisuri Camila." Ucap pelayan tersebut membuat Deluna semakin geram.
"Ah, terimakasih."
Deluna pergi menatap tajam pintu kamar Cederix. Beraninya wanita asing itu berada di kamar Cederix. Mengetuk pintu tidak sabaran hingga sosok yang ia nantikan membukakan pintu.
Wajah anggun dengan kulit putih nan cantik seperti mutiara membuat Deluna terkekeh sinis. Bagaimana bisa sihir membuat tipuan seperti ini? Pandangan wanita itu yang lembut bagai lili putih kini perlahan menunjukkan racunnya.
"Oh, Ratu Caroline. Silahkan masuk, maaf sedikit berantakan karena Yang Mulia Cederix tidak bisa menahan kerinduannya yang menggebu." Ucap wanita itu dengan sengaja menyinggung Deluna.
"Kau siapa?" Tembak Deluna membuat wanita itu terkekeh.
"Ah siapa? Tentu saja Permaisuri Deluna." Kekehnya dengan congkak membuat Deluna ingin menjambak rambut wanita itu.
"Permaisuri Deluna heh? Kau tahu bagaimana jika Deluna yang asli datang dan membongkar kebusukanmu?"
"Oh, apa yang bisa lo lakuin Deluna?" Tanya wanita itu membuat Deluna tersentak.
"Lo?! Lo dari dunia real life? Lo tahu siapa gue?!" Kejut Deluna membuat wanita itu terkekeh.
"Kenapa? Kaget? Kenalin gue Ema. Heumm... mungkin sebelumnya Saintess Emeralda. Gue player game yang paling memuja karakter Cederix. Lo tahu apa?" Singgung Emeralda membuat Deluna tertawa tak menyangka.
"Saintess Emeralda. Cederix itu suami gue! Lo yang ngerebut suami gue. Percuma di real life lo memuja Cederix. Tapi disini, gue yang punya Cederix!" Tekan Deluna menyulut amarah Emeralda.
"Tapi Deluna, apa Cederix percaya sama lo? Sekarang tampang lo udah mirip monster dan Cederix juga gak bakalan sudi punya istri kaya monster." Smirk Emeralda membuat Deluna sedikit goyah.
"Lo yang niru gue bangs*ttt! Lo yang monster! Lo pikir lo cakep? Heh?! Muka lo kaya upil Fir'aun kan makanya lo niru muka gue?! Eh! Tampang lo gausah sok imut, boneka labubu sama Anabelle aja sujud kalo ketemu lo! TERUUUSSS BODI LO TUH TEPOS ! APAAA LIHAT NIH BADAN GUE ASLINYA SEMOK MONTOK DADA GUE GEDE. NAH ELOOO?! Udah niruin pake badan gue tapi tepos." Ucap Deluna mengutarakan semua unek-unek dibatinnya hingga membuat Emeralda kalah telak.
Sangat syok mendengar ucapan frontal Deluna. Ia pikir bisa mengguncang mental Deluna, namun sebaliknya wanita itu tak gentar padanya. Ia juga tidak bisa mengirim serangan sihir karena pertahanan dari dua naga yang melindungi Deluna. Emeralda terdiam menganga mendengar ucapan Deluna. Seandainya ada orang lain yang tahu bahasa mereka pasti juga akan menganga tak percaya.
"APA?! AYO BALES GUE!" Tantang Deluna dengan wajah merah padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Deluna
FantasyPLAGIAT DILARANG MENDEKATTTT!!! Carolina Betricia seorang karyawan swasta yang hidup melajang hingga usianya yang hampir menginjak kepala 3 harus tutup usia karena kelelahan bekerja. Secara tiba-tiba, ia terbangun ditubuh seorang Putri bernama Del...