02 - Echoes of Betrayal II

54 33 23
                                    

    Malam yang tenang berubah menjadi neraka. Teriakan-teriakan keadilan menggema, namun yang terdengar hanya kebencian. Api unggun besar menjilat langit, memancarkan cahaya oranye kemerahan.

    Di tengah panas yang membakar, kesadaran Eros kembali, diikuti oleh kengerian yang menyergapnya. Kerumunan massa mengelilingi api, wajah mereka dibanjiri kepuasan.

 Kerumunan massa mengelilingi api, wajah mereka dibanjiri kepuasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Teriakan nyaring Edith mengiris udara, memecah perhatian Eros. Dia menyaksikan dengan mata terbuka lebar saat beberapa pria menyeret putrinya ke arah kobaran api. Orang-orang di sekitar berteriak, sorakan mereka semakin keras saat Edith meronta dalam tangisan yang penuh ketakutan.

    Salah satu pria yang menyeretnya berseru dengan nada penuh kebencian, "Ini adalah hukuman untuk darah kotor vampir yang mengalir dalam tubuhnya! Biarkan dia merasakan neraka sebelum waktunya!"

    Eros yang tak mampu lagi menahan amarahnya, berteriak dengan suara serak yang dipenuhi pilu, "Hentikan! Dia tak bersalah! Lepaskan dia!"

    Namun, suaranya tenggelam dalam sorak sorai massa yang semakin liar.

    Elise yang berada tak jauh di belakang mencoba merangsek maju dengan suara berkaca-kaca memohon, "Tolong! Dia masih anak-anak! Tolong, jangan lakukan ini!"

   Pria yang memimpin eksekusi itu menatap Elise dengan dingin. "Tak ada belas kasihan untuk anak iblis," ucapnya dengan sinis sebelum melemparkan gadis kecil itu ke dalam api.

    Suara kecil dan tersedak air mata, Edith hanya bisa berbisik, "Ibu... Ayah...Tolong..." sebelum api melahap tubuhnya yang rapuh.

   "Edith! Tidak!" Jerit Elise histeris memanggil nama puterinya.

    Sorak-sorai massa menggema, menutupi suara Elise yang putus asa. Eros ingin berlari, ingin menghancurkan rantai yang melilit tubuhnya, tetapi besi itu terlalu kuat, membelenggunya dalam kepasrahan. Dia hanya bisa menyaksikan, hatinya hancur, melihat putrinya dibawa semakin dekat ke api.

    Semakin panas api itu, semakin kulit Edith terbakar. Gadis kecil itu menangis meminta tolong, tetapi tidak ada yang bisa menyelamatkannya. Tubuhnya gemetar, air matanya mengalir deras.

    Seorang pria dari kerumunan mendekat dengan senyum menyeringai, "oh, lihat, dia menangis. Apakah itu akan menghentikan api?" ujarnya dengan nada mengejek lalu diikuti tawa orang di belakangnya seakan itu sebuah lelucon.

    "Bakar dia!" teriak salah satu dari mereka.

    "Jangan biarkan monster kecil ini hidup!"

    "Jangan biarkan monster kecil ini hidup!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pure Flower BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang