09 - The Codex II

61 30 17
                                    

    "Mungkinkah ini... Sosok kelam yang paling mulia di dunia ini?"

    Dalam buku tertulis: "Priscus adalah makhluk yang menguasai kegelapan dan sihir alam semesta. Ia berani menentang para dewa dan roh yang menguasai elemen alam, menciptakan dua alam yang saling berdampingan dengan kekuatannya."

    Dia menutup buku itu sesaat, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang tiba-tiba berpacu lebih cepat.

    "Priscus... dia sosok dewa dalam legenda di dunia ini. Tapi mengapa aku merasa aneh dengan cerita ini?" tanyanya pada dirinya sendiri.

    Pandangannya beralih ke arah rak-rak lain yang berjejer di sekelilingnya.

    "Tidak mungkin hanya kebetulan aku menemukan buku ini. Pasti  ada sesuatu yang lebih besar di perpustakaan ini," lanjutnya, sambil memegang erat buku itu di dadanya.

    Ia kemudian mulai menyusuri lorong panjang, tatapannya menyapu setiap rak yang berderet tinggi, berharap menemukan lebih banyak petunjuk.

    "Apa lagi yang tersembunyi di tempat ini? Apa mungkin ada sesuatu di sini yang bisa menjawab pertanyaanku?"

    Odette melangkah lebih cepat, rasa penasaran yang menggebu membimbing setiap gerakannya. Rak-rak buku di sekitarnya tampak lebih gelap dan lebih tua, seolah tak tersentuh selama berabad-abad.

    Di sudut perpustakaan yang jauh dari pintu utama, suasana terasa lebih sunyi, hanya suara langkah kakinya yang terdengar samar-samar.

    Saat ia mendekati bagian paling belakang, ia menemukan sebuah lorong kecil yang nyaris tersembunyi di balik tumpukan buku. Tidak ada cahaya yang menerangi lorong itu, hanya sedikit sinar yang menyelinap dari lampu kristal di kejauhan.

    Namun, hal ini tak membuatnya gentar. Justru, nalurinya mengatakan bahwa di sinilah mungkin ia akan menemukan sesuatu yang lebih signifikan.

    "Ke mana ini mengarah?" bisiknya, perlahan berjalan masuk.

    Tiba-tiba, di ujung lorong yang sempit itu, ia melihat sebuah pintu kayu tua yang hampir tertutup debu. Pintu itu berbeda dari yang lain—terlihat sangat kuno, dengan ukiran-ukiran aneh yang menghiasinya seolah berbicara padanya, memanggil untuk dibuka.

    Dengan ragu, ia mengulurkan tangan dan menyentuh gagang pintu yang dingin.

     “Apa yang ada di balik ini?” pikirnya dalam hati.

    Jantungnya berdebar kencang saat ia memutar gagang pintu perlahan. Pintu itu berderit pelan, membuka sedikit demi sedikit, memperlihatkan ruangan yang gelap di baliknya.

    Odette melangkah masuk dan langsung disambut oleh udara yang lebih dingin dan aroma tanah lembab yang memenuhi ruangan. Hanya ada satu sumber cahaya—sebuah lentera kecil yang tergantung di dinding.

    Cahaya redup itu menyorot ke arah sebuah meja batu besar di tengah ruangan. Di atasnya, ada beberapa buku dan gulungan yang tersusun rapi, dan di antara mereka, satu buku besar terlihat paling mencolok, dengan tali pengikat kulit dan simbol yang terukir di sampulnya.

    Odette mendekat, menyentuh buku itu dengan hati-hati. Simbol di atasnya tampak serupa dengan yang ada di buku "Priscus" yang ia temukan sebelumnya. Dengan tangan gemetar, ia membuka buku tersebut.

    “Ini bukan sembarang buku…” katanya pelan, membaca beberapa kalimat pertama.

    "Ini adalah… catatan perjalanan Priscus."

    Ia terdiam sejenak, memproses apa yang baru saja ditemukannya.

    "Apakah ini... semua nyata?" gumamnya, suaranya hampir tidak terdengar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 11 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pure Flower BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang