2. Nachtherausforderung

210 137 218
                                    

HAPPY READING ROW!

Setelah urusan di kantor selesai, Karl tidak langsung pulang ke rumahnya, ia memilih pergi ke tempat lain.

Karl memasuki salah satu bangunan dan langsung disambut oleh suasana klub malam yang penuh energi. Musik keras menggema, lampu berwarna-warninya berkilauan, dan kerumunan orang menari dengan semangat. Aroma minuman dan tawa menciptakan suasana hidup dan ceria. Karl merasa terpesona oleh kehidupan malam yang dinamis ini.

Ia mencari tempat duduk di depan bartender yang sibuk meracik berbagai minuman. Setelah beberapa saat menunggu, ia memesan mock buttered rum, salah satu minuman non-alkohol yang terkenal di bar ini. Ia menikmati momen ini, merasakan getaran musik yang menghentak di sekelilingnya.

Tiba-tiba, seorang perempuan berani mendekatinya dan mencolek dagunya. "Hi, do you wanna play with me?" tanyanya dengan nada menggoda.

Karl tersenyum miring dan mengangguk pelan, merasa tertarik. "Siapa namamu?" ia bertanya sambil melirik ke arah perempuan itu.

"Thessa," jawabnya dengan senyum manis.

"Ayo kita ke hotel di sebelah klub ini," tawar Thessa, dengan nada nakal.

"Boleh, tapi kamu harus menerima tantanganku dulu, bagaimana?" Karl mengajukan tawaran yang menggiurkan.

"Tentu saja, aku suka tantangan," jawab Thessa, matanya berkilau penuh semangat. Karl pun memanggil bartender dan memesan whiskey untuk Thessa.

"Kamu bisa minum kan?" tanyanya hati-hati, khawatir.

"Bisa," jawab Thessa, namun Karl merasakan ada yang tidak beres. Ia tahu bahwa Thessa sedang berbohong, tetapi rasa penasaran semakin membakar.

Setelah memesan minuman, Karl dan Thessa berbincang ringan, tertawa dan saling menggoda. Suasana semakin hangat, dan Karl merasa seperti berada dalam dunia yang berbeda. Thessa memiliki pesona yang sulit ditolak; ia tidak hanya cantik, tetapi juga memiliki energi yang menular. Mereka mengobrol tentang kehidupan malam, pengalaman menarik, dan impian masa depan.

"Jadi, apa tantangan yang kamu maksud?" tanya Thessa dengan mata yang berbinar, antusias menanti jawaban Karl.

Karl berpikir sejenak sebelum menjawab. "Mari kita main satu permainan. Kita akan memainkan truth or dare."

Thessa menyetujui tantangan itu dengan semangat. "Deal! Tapi kamu harus tahu, aku cukup baik dalam permainan ini," ujarnya dengan percaya diri.

Mereka mulai bermain, dan suasana semakin meriah seiring dengan bertambahnya minuman yang mengalir. Karl merasakan suasana semakin santai, namun ada sesuatu yang membuatnya curiga. Setiap kali Thessa mengangkat gelas, matanya berkilau dengan cara yang mencurigakan.

Setelah beberapa putaran, Karl menang, dan dia memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan itu. "Baiklah, permintaanku adalah... ceritakan satu rahasia yang tidak pernah kamu katakan kepada siapa pun," tantangnya, ingin mengetahui lebih banyak tentang Thessa.

Thessa terdiam sejenak, wajahnya tampak serius. "Hmm, itu tantangan yang menarik. Tapi aku tidak tahu apakah aku siap untuk membagikannya," jawabnya, kemudian tersenyum misterius.

"Kamu tidak bisa mundur sekarang!" Karl mendesaknya dengan nada main-main.

Thessa tertawa, "Baiklah, aku akan memberitahumu, tapi hanya jika kita minum lagi!"

Karl tertawa, merasakan ketegangan antara mereka semakin menggebu. Dia tidak sabar menunggu jawaban Thessa, tetapi ada yang mengganjal di pikirannya-siapa sebenarnya perempuan ini?

Karl Norbert {DämonenmannTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang