Karl Norbert {Dämonenmann

9. gezwungen, sich zu treffen

HAPPY READING ROWW!

Malam Minggu di rumah Karl terasa tenang, hanya diselingi suara ketukan jari-jarinya di atas keyboard. Ia tengah berkutat dengan laporan yang hampir selesai, berusaha memanfaatkan setiap menit yang ada. Lampu meja menyinari tumpukan dokumen dan catatan yang tersebar di sekelilingnya, menciptakan suasana yang serius dan fokus.

Tiba-tiba, ketukan lembut di pintu membuatnya terhenti sejenak. Ia mengenali suara itu sebagai Elgard, asisten pribadinya. "Masuk," ucap Karl, tidak mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

Elgard membuka pintu dan melangkah masuk, memegang gelas berisi air yang sudah setengah habis. Ia berdiri di sana dengan ekspresi penuh harapan. "Karl, Thessa mencarimu dan mengajakmu pergi malam ini," katanya.

Karl mengerutkan kening, merasa sedikit terkejut mendengar nama Thessa. "Ada keperluan apa dia?" tanya Karl, tetap fokus pada layar, mencoba menyelesaikan kalimat yang tertunda.

"Entahlah," jawab Elgard, mengangkat bahunya. "Dia hanya bilang ingin bertemu."

Mendengar itu, Karl merasa sedikit acuh. Thessa Laurent, wanita ambisius yang dikenal karena ketegasannya di dalam pekerjaan. Namun, ia yakin pertemuannya dan Thessa malam ini bukan membahas pekerjaan. "Tanyakan padanya dengan jelas, El. Jika ini tentang proyek, beri tahu aku detailnya."

Elgard mengangguk. "Oke, aku akan bertanya. Tapi kamu tahu Thessa, dia tidak akan mudah ditolak."

Karl mengangkat bahu, tidak merasa bersalah jika harus menolak ajakan Thessa. "Kalau dia benar-benar ingin bertemu, dia seharusnya menyampaikan alasannya dengan lebih baik. Aku sedang sibuk dan tidak punya waktu untuk pertemuan mendadak."

Elgard sedikit terkejut dengan sikap Karl yang tenang dan tegas. "Baik, aku akan sampaikan. Tapi jika ada yang penting, dia pasti akan berusaha meyakinkanmu."

Karl kembali fokus pada laptopnya. "Itu masalahnya, El. Aku bukan orang yang mudah terpengaruh. Jika dia tidak bisa menjelaskan pentingnya pertemuan ini, aku rasa tidak ada gunanya aku menghentikan pekerjaanku."

Dengan sikap yakin, Karl menatap layar dan melanjutkan pekerjaannya, merasa nyaman dengan keputusan yang diambilnya. Dia tahu bahwa prioritasnya adalah menyelesaikan laporan yang telah menumpuk, dan meskipun Thessa adalah sosok yang menarik, malam ini bukan waktu yang tepat untuk bersosialisasi.

Thessa memaksa Karl untuk bertemu malam ini. Meskipun sedikit terganggu dengan permintaannya yang mendadak, Karl akhirnya memutuskan untuk menemuinya. Namun, seperti biasanya, ia menempatkan pekerjaan di atas segalanya dan baru bersedia pergi setelah seluruh tugasnya selesai. Karl tidak peduli apakah Thessa akan setuju dengan keputusan ini atau tidak—baginya, semua hal harus dilakukan dengan cara dan waktu yang dia tentukan.

Satu jam berlalu, dan pekerjaan Karl selesai dengan sempurna. Setelah menutup laptopnya, ia beranjak dari kursi dan menuju lemari pakaian. Malam itu, Karl memutuskan untuk mengenakan pakaian yang lebih santai—celana pendek di atas lutut yang dipadukan dengan hoodie panjang yang sedikit kebesaran. Penampilannya ini memberikan aura yang lebih kasual dan santai, jauh dari citra profesional yang biasa ia tampilkan di kantor.

Setelah mengenakan pakaiannya, Karl mengambil kunci mobil dan keluar dari apartemennya. Di perjalanan menuju lokasi yang Thessa kirimkan melalui Elgard, Karl masih bertanya-tanya mengapa Thessa begitu mendesak ingin bertemu malam ini. Namun, ia segera menyingkirkan pikiran itu—ia tahu Thessa selalu memiliki alasan tersendiri, meskipun alasan tersebut sering kali dianggap Karl tidak terlalu penting.

Ketika akhirnya tiba di tempat yang dimaksud, Karl merasa sedikit terkejut. Lokasi pertemuan ini ternyata adalah rumah Thessa sendiri—sebuah rumah besar yang berdiri di pinggir jalan kecil tanpa pagar. Karl tidak menyangka bahwa Thessa akan mengundangnya ke rumah. Biasanya, mereka bertemu di tempat-tempat yang lebih privat atau formal. Namun, Thessa malam itu terlihat berbeda.