01

300 8 1
                                    

bugh

satu pukulan mendarat tepat di wajah pemuda tampan, pemuda tersebut tersenyum miring dengan jari mengusap darah di sudut bibirnya. Pakaiannya sedikit berantakan dan terdapat lebam kecil di sudut wajahnya, tapi walaupun begitu lebam yang ada diwajahnya tidak mampu menghilangkan ketampanannya.

"Segini doang bisanya?"

"tch!!"
si kecil berdecih dan menatap sinis kearahnya sebelum berbalik pergi dari tempat itu. Sudah terlalu muak dengan keadaan yang terjadi saat ini.

"mau kemana?"

"bukan urusan lo"

"Eyy lo ngga bisa keluar masuk seenaknya tanpa persetujuan gue, inget lo lagi dimana!"

Sena menghembuskan nafasnya berat, ia lupa ia sedang berada di kediaman orang lain, padahal seingatnya dia sedang tidur dikelas, tapi bangun bangun sudah ada dikamar dengan nuansa hitam dan menyeramkan yang ada di kediaman Kyler.

Killian melangkahkan kakinya ke arah Sena yang sedang berdiri membelakanginya didepan pintu kamar yang terkunci rapat, Sena terjengit kaget saat pinggangnya direngkuh dari belakang.

Sena terdiam beberapa saat sebelum merasakan sebuah deru nafas hangat menerpa lehernya, kemudian dia kembali sadar, membalikkan tubuhnya dengan segera dan mendorong Killian menjauh walaupun hanya beberapa langkah.

"lo ngapain hah?"

"Harusnya gue yang nanya, mau kemana ha?" bukannya menjawab Killian malah balik bertanya.

"gue udah bilang mau pulang, budek ni orang kayanya"

Hening, Killian tidak menanggapi omongan Sena, dia hanya menatap Sena dengan intens membuat yang di tatap sedikit salah tingkah, namun kembali menormalkan ekspresi wajahnya.

"gue mau pulang" ucap Sena lagi.

"Mau pulang kemana, ini rumah lo juga"

"BUKAN RUMAH GUE!!" Sena menjawab dengan berteriak membuat Killian yang ada didepannya malah terkekeh pelan. bagaimana tidak, bukannya menyeramkan yang ada malah menggemaskan.

"ngapain lo ketawa?"

"Lo lucu"

"apa lo bilang" ucapnya sambil menuding wajah Killian dengan jarinya, namun Killian malah menggigit jari telunjuknya, yang semakin membuat Sena terbakar amarah.

"Brengsek se......"

Killian membekap mulut Sena dengan tanganya dan langsung menggendongnya, membuat Sena yg digendong meronta minta diturunkan. Tanganya menepuk keras punggung Killian, membuat bekapan mulutnya terlepas.

"turunin gue, lo mau ngapain?"

"Mandi"

"hah?"
Meski sedikit kurang paham dengan apa yang Killian katakan, Sena tetap menggoyangkan tubuhnya tak beraturan membuat Killian sedikit kewalahan.

"hey tenanglah rubah kecil, gue cuman mau mandiin lo" jawab Killian dan masuk kedalam kamar mandi.

Diturunkannya Sena di bathtub yang sudah di isi air hangat, membuat si pemilik tubuh menjerit tertahan karena terkejut.

"APA YANG LO LAKUIN" jerit Sena menatap Killian tidak suka.

"Mandi, kan tadi udah bilang" jawab Killian enteng dan berjongkok di depan Sena yg sedang menenggelamkan tubuhnya di air.

"gue bisa mandi sendiri, lo bisa keluar"

"Ngga bisa sweety, nanti yang ada lo kabur" jawab Killian tapi tidak didengarkan oleh Sena, karena dirinya sibuk menghindar dari tangan yang hendak membuka pakaian miliknya.

IT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang