Heaven's || 14

2.7K 313 175
                                    

‼️warning‼️

part mengandung butterfly🙈

✨H A P P Y  R E A D I N G✨



✨H A P P Y  R E A D I N G✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Atmosfer di ruangan tersebut terasa semakin sesak bersamaan dengan tatapan mata yang saling beradu tajam, seolah-olah mampu menciptakan laser yang saling menghunus di antara kedua manusia yang kini masih berdiri bersama di ruang tangga darurat.

“Gak ada bajingan sebaik gue, Isabella,” Ace terkekeh rendah.

Heaven berdecih geram. “Kebaikan lo juga cuma pura-pura kan? Lo cuma mau harta dan kekuasaan yang gue punya. Lo gak ada bedanya sama mereka, bajingan,” cetusnya.

Meski keningnya sempat mengernyit, dengan rahang mengeras sesaat, Ace masih bisa menyeringai halus seolah-olah apa yang dikatakan Heaven barusan sama sekali tidak membuat nya tersinggung. “Benar juga, lo udah tau rencana gue,” kekehnya kecil, menjauhkan tubuhnya sedikit seraya menggaruk pangkal hidung nya.

“Tapi anehnya, kenapa gue ngerasa kalau lo gak ada benci-bencinya sama gue setelah tahu hal ini. Maksud gue— kita emang masih sering berantem kayak biasanya, tapi gue gak ngerasa kalau lo benar-benar benci sama gue.” Ace sengaja menghentikan ucapannya untuk beberapa saat, namun sorot matanya menyelam dalam pada kedua netra Heaven yang tampak tertegun.

“Tujuan lo kesini... bukan buat nepatin janji lo, tapi buat ngadu ke gue kalau ada stranger yang ikutin lo beberapa hari yang lalu. Lo cuma pengin gue tahu soal ini, walaupun lo selalu ngelak dan bahkan bersikap seolah-olah lo gak pernah butuh bantuan gue. Tapi realitanya di dalem hati, lo berharap gue bakal lindungi lo.”

Entah mengapa selama itu pula, Heaven hanya bisa membeku di posisinya. Tampak tak berkutik di hadapan tatapan penuh intimidasi dari cowok tersebut.

“Gue bener?” sambung Ace, kini tatapannya terlihat melembut entah untuk alasan apa.

“Eh— Ow! Sorry, gue numpang lewat.”

Namun obrolan mereka terpaksa tak dilanjutkan, karena ada suara seseorang yang menginterupsi keduanya.

Zoro memandangi Ace dan Heaven secara bergantian, seolah sedang menilai sosok kedua orang itu. Terlebih lagi pada Heaven, Zoro jelas masih menyimpan dendam tersendiri untuk cewek tersebut. Tatapan matanya tak bisa dibohongi bahwa cowok itu masih kesal setiap kali melihat Heaven.

“Lo ngapain kesini?” desah Ace.

“Numpang makan,” celetuknya. “Kalian lanjut aja ngobrolnya.” Tanpa menoleh, Zoro melenggang begitu saja. Tentunya untuk menuju kediaman pribadi Ace, meninggalkan cowok itu dan juga Heaven di dalam suasana yang terasa hening kembali.

“Gue pulang.”

“Lo belum jawab gue.” Sebelum Heaven berbalik badan, Ace sudah lebih dulu menahan pergelangan tangan cewek itu agar menetap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heaven'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang