01

142 13 0
                                    

Park jihoon, anak pertama dari dua bersaudara, dari keluarga sederhana yang merantau ke kota karena di paksa untuk mencari uang

Hidup di serba kekurangan sudah menjadi kebiasaan bagi jihoon, selalu tampak ceria dan tak putus asa namun siapa sangka jika itu hanya untuk menutupi kesedihan nya?

Nyatanya jihoon selama ini tertekan dan selalu berdoa pada Tuhan untuk mengubah semua kehidupan susahnya.

Kedua prnah tua nya selalu saja mengomel, membentak, memukul jihoon jika saja jihoon tidak mengirim uang. Mereka akan mendatangi kos an jihoon dan melakukan kekerasan pada nya.

Jihoon selama ini berusaha untuk menahan semua itu sendiri, tapi nyatanya ia tidak bisa.

Hidup berdampingan dengan seseorang membuat nya merasa semakin tertekan karena merasa jika dia menjadi beban bagi orang itu.

Three years ago

Tokyo, Jepang

11.04 pm

Saat ini jihoon tengah berjalan di bawah sinar rembulan, dengan hoodie tak seberapa nya itu tangan nya ia masukkan ke dalam kantong hoodie nya.

Grep

Tiba tiba ada seseorang yang menarik nya dan mengajak nya berlari atau lebih tepat nya memaksa nya berlari.

Jihoon bingung dengan pria yang menarik nya tapi ia terus ikut tanpa bertanya sedikit pun hingga segerombolan manusia berbadan kekar dan tinggi datang dari belakang dan mengejar nya dan pria yang menarik nya

Kini jihoon tahu situasinya. Pria yang menarik nya tengah di kejar oleh segerombolan orang seram itu.

Mereka terus berlari hingga tiba lah jihoon menarik tangan pria itu dan bersembunyi di lorong sempit yang hanya muat dengan satu orang.

Jihoon melindungi tubuh pria itu dengan badan nya, sedangkan dia berpura pura menelfon seseorang.

Pria itu menatap ke arah jihoon yang menatap ke arah samping mengawasi jika segerombolan orang seram tadi sudah lewat dan tak mengejar mereka lagi

Saat jihoon menoleh ke arah pria di depan nya jarak di antara keduanya sangat dekat membuat jihoon reflek menahan nafas.

Kejadian tersebut berlaku selama 2 menit hingga salah satu nya sadar dan pandangan mereka.

"maaf" ucap pria itu

Jihoon mengangguk "sepertinya orang orang tadi sudah lewat, ayo keluar"

Pria itu mengikuti jihoon dari belakang hingga mereka telah keluar dari lorong gelap nan sempit itu pria itu menahan tangan jihoon yang hendak pergi

"Apa?"

"Maaf, nama mu siapa?"

"Jihoon. Park jihoon" setelah mengatakan jihoon melepaskan tangan pria tadi dan pergi meninggalkan pria itu yang tersenyum tipis melihat punggung jihoon yang hampir menghilang dari pandangan nya

"Aku bahkan belum mengatakan terimakasih"

Tangan nya bergerak untuk mengambil ponsel yang ada di saku celana nya dan menelfon seseorang

"Jemput aku sekarang"

"Siap"

Lifelike flow | YoshiHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang