12

61 9 3
                                    

Terhitung sudah 2 bulan jihoon tidak sadarkan diri. Namun jihoon telah berhasil melewati masa kritis nya beberapa hari lalu.

Keadaan haruto pun sudah membaik, selama dua bulan itu juga Yoshi tidak ada kabar sama sekali dan itu justru membuat Dev khawatir.

Tapi pikiran itu ia tepis karena ia yakin bahwa Yoshi bisa melewati nya sendiri

Saat ini, Dev, chanyeol dan juga haruto berada di dalam kamar inap jihoon. Jihoon masih senantiasa menutup matanya tampa berniat untuk membuka nya.

Tatapan sendu dari ke tiga pria berbeda usia itu setiap hari terlihat.

Tangan Dev terangkat untuk menyingkirkan poni yang menutupi kening jihoon. Mencium kening itu lama

Haruto yang melihat itu tidak merasa cemburu namun ia merasa bahagia. Melihat bagaimana Dev memperlakukan jihoon layaknya adik kandung sendiri membuat nya beruntung karena bisa memiliki Dev.

"Dev, bagaimana dengan yoshi?" Tanya chanyeol

"Aku harap dia baik-baik-

Ceklek

"-saja... Astaga ada dengan mu bodoh" kaget dev

Bukan hanya Dev tapi chanyeol begitupun dengan haruto ikut terkejut karena melihat keadaan Yoshi saat ini.

Yoshi terduduk di kursi roda dengan perban yang terpasang di kepala serta tangan dan kaki nya. Di belakang nya ada John yang kondisi nya tidak separah Yoshi hanya di perban bagian kening saja.

"Hanya luka kecil" Jawab yoshi santai

John mendorong masuk kursi roda milik Yoshi dan membawa nya kesamping bangsal jihoon.

"Yosh lebih baik istirahat-

"Diamlah aku merindukan nya selama ini sialan. Jadi biarkan aku menemui nya lagipula jika aku di samping nya kuyakin dia akan sadar" ucap nya

Tangan nya terangkat untuk mengelus kepala jihoon, bibirnya tersenyum kecil melihat wajah Damai jihoon

"Bangun lah jihoon, lalu kita kenalan kau belum mengenalku kan" ucap Yoshi

Namun jihoon masih menutup matanya dan tidak mau membuka nya

"Aku mohon bangun lah, maafkan aku selama 2 bulan ini tidak menemui mu itu karena si bajingan tidak tahu diri itu terus menerus menghalangi ku, huhh kau tahu? Bahkan setelah bajingan itu ku habisi puluhan yakuza datang dan menyerang kediaman ku"

Cerita nya pada jihoon yang masih memejamkan matanya, John, Dev serta chanyeol hanya menjadi pendengar ucapan Yoshi.

John, sedikit kaget kala mendengar seorang Yoshi meminta maaf dan memohon seperti ini, ia menjadi tahu sebesar apa pengaruh orang yang tengah tertidur itu.

Jari lentik milik jihoon bergerak dan itu di sadari oleh Dev, dev segera memencet tombol merah dekat bangsal jihoon.

John memundurkan kursi roda Yoshi dan tak lama dari itu dokter dan dua suster datang ke ruangan ini.

"Ada apa?" Tanya dokter

"Tangan adikku bergerak" jawab Dev khawatir

Dokter segera memeriksa jihoon hingga tak lama kemudian mata indah itu terbuka sedikit demi sedikit. Dev maju hingga dirinya menempel pada bangsal jihoon

"Sayang kau bisa mendengar ku?" Tanya Dev khawatir

Jihoon tersenyum tipis kemudian mengangguk, tatapan nya teralih pada tiga laki laki yang berada tak jauh dari nya.

Wajah mereka terlihat khawatir menatap ke arah nya, sontak tatapan nya beralih menatap Dev kembali

"Aku akan menjelaskan nya nanti, sekarang bagaimana keadaan nya?"

"Keadaan nya sudah cukup membaik, tunggu beberapa hari setelah itu pasien sudah bisa dibawa pulang" jawab dokter

"Baik, terimakasih"

Kemudian dokter tersebut bersama dua suster pergi meninggalkan ruangan inap jihoon.

"D-dev aku-

" aku akan menjelaskan semuanya sayang, dengarkan baik baik"

Dev menjelaskan semuanya mulai dari awal hingga akhir, jihoon menatap chanyeol dengan tatapan sedih, takut, kecewa dan bahagia.

"Jadi anda ayah saya?" Tanya jihoon pada chanyeol

Sakit rasanya ketika jihoon tidak mengenalinya tapi apa boleh buat? Ini semua sudah takdir dan sudah terjadi.

Chanyeol mengangguk lalu ia berjalan mendekati jihoon "benar saya ayah kamu, maafkan ayah"

"Kenapa anda meninggal saya? Mengapa? Apakah anda tidak menginginkan kehadiran saya sama seperti ibu saya?" Tanya jihoon

"Bukan! Ayah sangat menyayangi mu nak, dulu saat persidangan hak asuh mu ayah sudah berusaha sebisa mungkin untuk membuat hak asuh kamu ayah dapatkan. Namun nihil karena kelicikan jimin, ayah gagal membawa hak asuh mu"

Jihoon tak memberi respon apapun karena ia sangat kecewa saat ini namun juga bahagia. Kecewa karena ayah nya tidak bisa mendapatkan hak asuh nya dan bahagia karena kini ia bertemu dengan ayah kandung nya.

Entah lah perasaan jihoon saat ini bercampur campur.

"Ayah minta maaf"









Lifelike flow | YoshiHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang