06

25 4 0
                                    

Saat ini Dev tengah berada di kantor nya bersama sang sekertaris sekaligus kekasih. Kaget? Kaget karena Dev mempunyai pacar sedangkan Dev dengan jihoon itu seperti orang pacaran?

Tidak tidak, jihoon dan Dev hanya sebatas kakak dan adik keduanya tidak memiliki perasaan cinta sedikit pun. Keduanya saling membutuhkan oleh karena itu mereka selalu bersama.

Kita ubah nama jun menjadi jihoon ya. Karena sudah terungkap

"Haruto" panggil Dev

"Ya?"

"Bisakah kamu cari tahu tentang ayah kandung jihoon?" Tanya Dev

"Ayah kandung? Loh bukankan tuan park itu adalah ayah kandung kak jihoon?" Tanya haruto

"Tidak sayang. Pria itu adalah ayah tiri jihoon ayah dari Justin bukan jihoon"

"Baiklah, aku akan mencari nya nanti, sekarang kakak ada jadwal meeting bersama tuan Yoshi"

"Lakukan tugas mu"

"Baiklah"

Sepeninggalan haruto Dev memegang kepala nya yang berdenyut nyeri "aku pastikan semua nya akan terungkap ji, tunggu waktu nya"

Jihoon saat ini sedang berada di taman kota seorang diri, menikmati angin yang menerpa wajah cantik nya, matanya di buat terpejam membuat suasana di kota ini sungguh menyejukkan


"

Hahaha, kau yakin mengadopsi nya? Dia itu beban sangat beban aku menyesal melahirkan nya"

Kata kata itu terus menerus terngiang di telinga nya, suara ibu nya yang mengatakan jika melahirkan nya itu adalah suatu penyesalan terbesar apalagi mendengar jika dia bukanlah anak kandung dari ayah yang sangat jihoon sayangi

Tanpa di sadari air matanya menetes dari ujung matanya

"Ayah, ayah di mana? Mengapa ayah tega meninggalkan aku bersama ibu? Ibu jahat ayah ji tidak suka. Ji selalu di manfaatkan, ji selalu di jadikan boneka sebagai penghasil uang ayah hiks ayah di mana"

Lirihan jihoon terdengar sangat memilukan, jihoon tidak tahu seperti apa sosok ayah kandung nya itu karena sadari kecil ia sudah bersama ayah yang sekarang

Menyelesaikan tangisan nya di taman yang sepi membuat jihoon merasa lebih tenang. Tak lama terdengar langkah kaki yang hendak menghampiri nya

Namun jihoon tak menyadari itu karena sekarang ia tengah melamun dengan pandangan kosong ke depan.

"Anak cantik seperti mu tidak pantas untuk menangisi orang orang bodoh seperti mereka"

Ucapan pria itu membuat jihoon mengalihkan pandangan nya seratus persen pada pria tersebut

Terlihat pria paruh baya berdiri tegak di belakang samping kiri nya sambil menatap nya ke arah nya

"Siapa anda?" Tanya jihoon

Pria tersebut tersenyum "bolehkan paman duduk di sebelah mu?"

Tanpa menjawab jihoon menggeser tubuh nya dan mempersilahkan pria tersebut duduk di samping nya. Senyuman pria tersebut tidak hilang sama sekali

"Mau bercerita?"

💙💙💙

Dev selesai dengan meeting nya kini ia sudah kembali ke kantor bersama haruto.

Keduanya masuk ke dalam lift dengan tangan Dev yang melingkar di pinggang haruto, haruto sejak tadi hanya fokus pada ipad nya tanpa memperdulikan Dev

"Dapat!!"

"Apa?"

"Informasi ayah kandung kak jihoon" jawab haruto

"Jelaskan di ruangan ku"

Tin

Lift berhenti tepat di lantai 7, keduanya masuk ke dalam ruangan Dev dan duduk di sofa. Haruto menyalakan kembali ipad nya dan menjelaskan semua data yang sudah ia temukan dalam waktu singkat itu.

"Ayah kandung kak jihoon bernama Park chanyeol, ibu kandung nya bernama Lee seulgi mereka bercerai sekitar kak jihoon berusia 5 bulan. Park chanyeol kala di waktu persidangan menginginkan hak asuh kak jihoon agar jatuh ke tangan nya namun itu sialnya hak asuh kak jihoon jatuh ke tangan seulgi. Park chanyeol saat ini berusia 48 tahun. Park chanyeol sendiri adalah CEO dari perusahaan park-

"tunggu! Perusahaan park? Bukankah itu adalah perusahaan yang membantu kita kala itu?" Potong Dev

"Benar kak"

"Jadi jihoon selama ini adalah??"

"Benar! Kak jihoon adalah pewaris tunggal park chanyeol. Dari Informasi yang aku dapat park chanyeol mencari kak jihoon sekitar 15 tahun lalu hingga saat ini."

"Aku mengerti, terimakasih sayang informasi nya. Kita harus bongkar ini secepatnya-

Drrtt drrtt


"Dev"

"Ada apa say-jihoon?" Tanya Dev

Hampir saja Dev memanggil jihoon dengan sebutan sayang di hadapan haruto.

"Kau bisa jemput aku?"

"Di mana saat ini?"

"Taman kota"

"3 menit"

Dev segera memutuskan panggilan secara sepihak dan pergi dari ruangan nya meninggalkan haruto yang menatap nanar ke arah kekasihnya

"Sampai kapan kamu selalu prioritas kan kak jihoon kak? Aku juga butuh di prioritaskan" lirih haruto

Lifelike flow | YoshiHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang