12. Winny.

1.8K 115 5
                                    

.

.

.

.

rasa kecewa itu benar-benar menyakiti hatinya, emosi yang tak bisa dikendalikan tanpa sadar menyakiti adik satu-satunya, dan untuk pertama kalinya Dunk bermain fisik sampai meninggalkan bekas kemerahan dipipi mulus Phuwin.

"jangan menangis." ucapnya datar namun hatinya benar-benar sakit melihat pipi adiknya memerah karena ulahnya, kain setengah basah yang ia bilas dengan air dingin Dunk tempelkan dengan pelan ke pipi Phuwin yang semakin membuat Phuwin terisak merasakan perih.

"m-maafin Phuwin kak, Phu tid-"

"berhenti menangis adek." tukas Dunk datar.

"j-jangan marah, Phu minta maaf hiks."

"kakak tidak marah, jadi berhentilah menangis."

Phuwin menggelengkan kepalanya, menatap wajah cantik perpaduan tampan Dunk yang terlihat begitu dingin membuatnya takut dan langsung memeluk kakaknya itu.

"kenapa Phuwin tidak mau bercerita dengan kakak, kenapa Phuwin memilih diam dan tidak menjelaskan, apa Phuwin sudah tidak menganggap kakak ini sebagai kakak Phuwin?" ucap Dunk beruntun penuh rasa kekecewaan.

"bukan begitu, t-tapi Phu takut hiks, takut kak Pond akan terkena marah, itu bukan salah kakh.. "

Dunk langsung memeluk erat tubuh Phuwin, saat dirinya melihat nafas Phuwin tercekat dan tidak beraturan, diusapnya pelan dan menenangkan punggung sempit adiknya yang posisinya berada di pangkuannya.

"shuttt, berhenti menangis na, kakak tidak marah, maafkan kakak ya." ucapnya begitu lembut.

Phuwin mendongak menatap Dunk yang juga menatapnya. "kakak sudah tidak marah?" tanya Phuwin, Dunk tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Dunk melepas pelukan Phuwin dan memegang kedua bahu Phuwin, menatap anak itu serius. "tapi-"

Phuwin menutup bibir Dunk dengan satu tangan nya, dirinya kembali menangis.

"tapi apa hiks, jangan pisahkan Phuwin dari kak Pond, kak Dunk tolong maafkan kak Pond." histeris Phuwin berasumsi. kembali membuat Dunk memeluk erat adiknya.

"ayah kenapa anakmu yang satu ini benar-benar polos seperti bayi, padahal umurnya sudah 16 tahun dan sudah memiliki 1 anak yang usianya mau menginjak 2 tahun. definisi bayi mendapatkan suami speak titan, astaga." batinnya.

Dunk menoleh kearah dua dominan yang posisinya tak jauh dari dirinya dan adiknya, dua dominan itu tengah bermain dengan putranya. tatapannya menyipit kearah Pond, membuat pria tampan itu terkejut.

.

"kira-kira apa yang sedang mereka bicarakan, kenapa Phuwin semakin menangis." tanya Pond khawatir, dirinya tengah bermain bersama Shogun juga keponakannya.

"bertanya pada siapa?" bingung Joong, menatap adiknya.

"kau fikir?" kesal Pond. "Joong." panggilnya, Joong hanya berdehem menanggapi panggilan adiknya.

"bagaimana cara bilang ke Dunk, Shogun mau menyusu ke Phuwin." gumamnya.

"susu-i dengan milik mu." ucap Joong santai, menutup kedua telinga anaknya agar tak mendengar pembicaraan dua orang dewasa itu.

Pond menatap Shogun. "ini isinya otot semua." ucapnya meraba dadanya sendiri.

"ayah, ogun mawu cucu ibu" tunjuk Shogun kearah Phuwin.

"Peem juga mau cucu mama." Peem ikut menunjuk Dunk.

kedua pria dominan itu saling tatap.

"sebentar lagi ya nak, mama sama ibu sedang berbicara penting." ucap Pond lembut.

Little Wife [PondPhuwin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang