10. Pondphuwin.

1.3K 101 3
                                    

.

.

.

.

pria tampan itu memperhatikan gerak-gerik istrinya yang sudah beberapa menit lalu menyamankan diri duduk diatas perutnya. dirinya menanggalkan pakaian atasnya menyisakan celana boxer sebagai penutup tubuh bagian bawahnya, sedangkan istrinya hanya mengenakan dalaman dan kemejanya.

sejak usia kandungan Phuwin bertambah, baju Pond sedikit tersita olehnya, karena anak itu selalu ingin mencium bau keringat suaminya.

"kenapa sayang?" tanya Pond menatap Phuwin, yang sedari tadi duduk dengan nyaman diatas perutnya, sedangkan dirinya sedikit bersandar dipertumpukan bantal.

"Phu berat ya kak?" murung Phuwin memainkan jari-jemarinya diperut sixpack Pond, membuat pria tampan itu sedikit bingung akan pertanyaan si manis.

"tidak, siapa yang bilang Phu berat?" Phuwin menggelengkan kepalanya pelan.

"tidak jadi mengunjungi baby?" tanya Pond sambil mengusap-usap pinggang Phuwin.

Phuwin menatap Pond dengan malu. "m-mau, tapi takut."

Pond terkekeh. "takut kenapa?" Pond memeluk pinggang Phuwin dan menggesernya sedikit mundur tepat diatas miliknya, dan memposisikan dirinya duduk bersandar di headboard lalu memeluk pinggang Phuwin sedikit erat namun tidak membuat perut Phuwin terhimpit.

Phuwin menatap Pond dengan jarak yang begitu dekat, wajah keduanya hampir ber dempetan. "nanti babynya tertusuk milik kak Nara bagaimana?" polos Phuwin membuat Pond tertawa pelan.

"tidak akan sayang, mungkin terguncang sedikit, nanti kakak akan melakukan nya dengan pelan dan lembut." yakin Pond  tersenyum, membuat Phuwin mengernyitkan keningnya.

"terguncang seperti gempa?" Polos Phuwin membuat Pond menahan tawanya.

"it's not like that, baby." Pond mendekatkan wajahnya ke arah perpotongan leher Phuwin, mengecupnya dengan gemas dan memberikan gigitan kecil lalu menyesap pelan meninggalkan bekas merah pekat membuat Phuwin reflek meremat bahu kokohnya.

"uhmm kak Nara." lengguh Phuwin pelan.

Pond mengarahkan tangan Phuwin untuk memegang kejantanannya yang sudah mengeras dibawah sana, Phuwin merasakan itu, tetapi anak itu tak berani melihat kebagian bawah suaminya.

tangan Phuwin menyentuh tonjolan besar yang berada didalam celana boxer suaminya, reflek langsung menarik tangannya dan mendelik lebar.

"a-apa itu." gugup Phuwin sekaligus takut.

"alat yang untuk mengunjungi baby, Phu mau pegang?" Phuwin menggeleng takut.

"k-kenapa besar sekali."

"masih sama sayang."

Pond merebahkan tubuh Phuwin dengan pelan lalu menindihnya tanpa menghimpit, pandangan Phuwin tak lepas dari wajah tampan suaminya yang saat ini berada diatasnya.

"mau cium." lirih Phuwin mengalungkan tangannya dileher Pond membuat pria tampan itu terkekeh gemas.

"kak mau ciumm." kesal Phuwin.

"cium yang seperti apa sayang?" goda Pond melepas dalaman Phuwin.

"buat tanda merah dulu dileher kakak." titah Pond, membuat anak manis itu mengernyit bingung.

"bagaimana caranya?"

"seperti ini." Pond kembali mendekatkan wajahnya ke leher Phuwin, lalu menyesap kuat leher Phuwin membuat anak itu memejamkan matanya, merasakan geli bercampur nikmat secara bersamaan.

Little Wife [PondPhuwin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang