Five : Mawar hitam

28 4 0
                                    

——————————— Chapter 4 : Mawar Hitam

Yuna menaruh dua botol air mineral instan di atas meja. Gadis itu mengaduk telinganya dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kedua polisi itu.

"Silahkan minum, saya cuma ada air putih. Baru pulang dari kampung, makanya gak ada apa-apa."

Polwan bernama Adinda itu tersenyum dan meraih air mineral tersebut dan membukanya. "Gak masalah, kami gak akan lama disini karena takut mengganggu waktu Yuna. Gapapa saya panggil demikian?"

Yuna mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ya..."

Adinda tersenyum lalu menegak air minum di botol itu hingga habis setengah.

Yuna tersenyum canggung dan menaruh kedua tangannya di atas lutut yang rapat. Lalu matanya melirik Pria yang hanya diam seperti patung dengan tatapan tajamnya yang membuat Yuna membuang wajah, tak tahan dengan intimidasi Pria itu.

Yuna mengetukkan pelan kukunya di atas lutut, lalu melirik Adinda.

"Mau bahas... Pembunuhan mawar hitam, ya?"

Adinda menurunkan botolnya dan menutupnya dengan tutup yang dia pegang.

Kepalanya terangguk pelan sambil menatap Yuna di hadapannya. "Benar. Yuna gak masalah kami bahas masalah ini? Kami butuh informasi. Karena yang Yuna tau, ada kasus dimana Yuna ada di lokasi, di sekitar tempat kejadian."

Yuna terdiam sejenak, lalu mengangguk.

Wanita berhijab itu mengangguk kembali, membalas anggukan Yuna. "Boleh saya mulai?"

Yuna terdiam, kemudian mengangguk. "Silahkan."

Adinda mengangguk.

Mata Yuna menangkap Pria di samping Adinda yang mengeluarkan buku kecil dari kantung di pakaiannya.

Lalu mengangkat kepalanya dan menangkap Yuna yang menatapnya. Yuna spontan menggeser bola matanya kembali menatap Adinda.

Adinda yang melihat arah pandang Yuna pun mengangguk pelan. "Kami izin ambil data Yuna, ya..."

Yuna mengangguk.

"Boleh sebutkan nama lengkap?"

"Nayuna Sharone."

"Umur?"

"22 tahun, saya kelahiran 2002."

Adinda menoleh pada rekannya, membuat Pria tanpa ekspresi itu menoleh sekilas lalu mencatat.

"Waktu ada korban di tempat sampah rumah, boleh tau posisi Yuna sedang di mana?"

Yuna terdiam sejenak, memikirkan dimana dia saat itu, saat korban ke enam ditemukan di tempat sampahnya.

Lalu teringat dan menatap Adinda. "Aku kulap."

"Kulap."

Yuna dan Adinda menoleh pada pria di samping.

Yuna mengangguk dan menatap Adinda lagi. "Aku lagi kuliah lapangan sekitar sebulan. Terus waktu dapat kabar ada mayat di tempat sampah rumah, itu kejadiannya seminggu sebelum aku pulang."

Adinda mengangguk.

"Yuna kenal dengan korban?"

Yuna menggeleng sambil berfikir, lalu menggeleng yakin. "Enggak, gak kenal. Katanya korbannya Kakek-kakek. Aku cuma tau orangnya doang, Mba. Dia yang biasanya suka nongkrong didepan rumah."

DETECTED : I Got You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang