—————— Chapter 13 :
"Tidak terdeteksi?"
Wanita dengan pakaian lab yang lengkap itu mengangguk, kemudian memberikan sample sidik jari tersebut ke Abraham.
Wanita itu duduk di kursinya dan membuka masker serta penutup kepala dan kacamata nya.
"Di gantungan kunci itu hanya ada sidik jari pemilik, dan satulagi sidik jari tidak diketahui. Aku udah cek data biometrik, tapi sidik jari tidak terdeteksi."
Abraham menatap plastik sil di tangannya. "Gak mungkin anak-anak, kan?"
Wanita itu menggeleng kemudian menunjuk plastik tersebut. "Gak mungkin sidik jari anak kecil sebesar itu. Itu sidik jari orang dewasa."
Wanita itu diam, menatap Abraham yang tampak diam berfikir sambil menatap sample sidik jari tersebut, disertai gantungan kunci milik Yuma yang ada di dalam plastik tersebut, juga.
Kemudian teringat sesuatu. Wanita itu membuka laci mejanya dan menaruh sebuah map di atas meja.
"Bra."
Abraham menoleh. Dan mengangkat alis kala melihat wanita tersebut mengeluarkan banyak plastik sama seperti di tangannya.
"Aku lupa ngasih tau kamu."
"Hm?"
Wanita itu mengangkat kepalanya dan menatap Abraham.
"Sidik jari semua sama."
Abraham mendekat dan menatap berbagai sample tersebut.
"Semua korban yang aku Autopsi, terdapat sidik jari yang sama. Yang sama-sama tidak terdeteksi, dan persis."
Abraham keluar dari ruangan wanita yang berprofesi sebagai patologi atau forensik tersebut. Berjalan menghampiri ruangan timnya dan membuka pintu.
Gibran yang sedang membuat kopi di pojok ruangan sambil mengemil cemilan, melihat Abraham masuk, segera menelan makanan dimukutnya dan mengambil map di atas mejanya, kemudian menghampiri Abraham yang duduk di mejanya dengan pikiran yang menumpuk.
"Tadi tim Bang Arga datang kesini."
Abraham bersandar sambil memejamkan matanya kemudian mereka si singkat Gibran. "Siapa?"
"Septi."
"Ngapain dia?"
"Bawa laporan."
Abraham mengangkat alisnya meski tak membuka matanya. "Laporan?"
Gibran yang bersandar pada meja Abraham, mengangguk. Kemudian menaruh sebuah map keatas meja Abraham.
Abraham menghela nafas dan membuka matanya. Membangkitkan badannya agar tegak kemudian menatap Gibran.
"Laporan apa?"
"Kalau semua korban mawar hitam yang berhubungan dengan Yuna, ada konflik sama Yuna."
Abraham mengernyitkan dahinya dan mendekat ke mejanya, kemudian membuka map tersebut.
"Kasus ke dua, jembatan penyebrangan, pengemis tua," ucap Gibran saat Abraham membaca file pertama.
Abraham menatap Gibran.
Gibran mengangguk mengerti maksud Abraham. "Jembatan penyebrangan timur itu rute Yuna kalau pulang kampus. Dan hampir selama dua minggu Yuna di ganggu oleh pengemis tua itu dengan hal tak senonoh."
Abraham mengenrgit dan membuka halaman selanjutnya. "Tak senonoh?"
"Semacam pelecehan verbal, lah. Setiap Yuna lewat, dia digodain. Dan sehari sebelum si pengemis ditemukan di bunuh, Yuna cekcok sorenya sama pengemis itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTED : I Got You!
Misteri / Thriller[⚠️Contains Adult content, Blood, Violence, Kriminal, Harastment, and Torture⚠️ segala peringatan sudah di peringatkan. Mohon kerjasamanya 🌱] Pembunuhan berantai di ibukota menjadi topik hangat rakyat senegara yang melihat berita. Topik tersebut se...