3. Sekolah

62 7 0
                                    

Happy reading semuanya:)

Typo is seni:v





Rafka menatap bangunan sederhana berlantai satu yang ada di depannya itu. Bangunan itu adalah sebuah rumah sederhana dengan halaman depan yang ditumbuhi bunga-bunga dan sebuah pohon mangga. Di pohon mangga itu terdapat ayunan sederhana yang terlihat nyaman untuk dimainkan. Rumah di depannya itu terlihat sederhana tapi begitu hangat dan nyaman membuat Rafka tanpa sadar tersenyum lembut.

"Ayo masuk."ajak Gendhis.

Rafka menganggukkan kepalanya dan mengikuti Gendhis memasuki rumah sederhana itu. Ia kemudian berjalan menuju ayunan dan duduk di sana. Ia memainkan ayunan itu sembari tersenyum bahagia.

Gendhis yang melihat tingkah Rafka tersenyum tipis. Semenjak sembuh dari demam tingginya itu, putranya tampak sangat menggemaskan. "Sayang, ibu masuk dulu ya."

"Iya Ibu."jawab Rafka.

Rafka terus memainkan ayunan itu. Persetan dengan jiwanya yang sudah kepala tiga, toh tubuh anak ini masih berusia tujuh tahun. Jadi tak masalah jika dirinya bertingkah kekanak-kanakan.

Saat asyik bermain, netra mata Rafka menatap Gala yang terlihat tengah berjalan melintas di depan rumahnya dengan kepala tertunduk dan membawa boneka dinosaurus berwarna kuning. Ekspresi Gala terlihat sedih membuat Rafka menyerngit bingung.

"Gala!" Rafka berseru memanggil nama Gala.

Gala menegakkan kepalanya menatap asal suara yang memanggil namanya. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya kearah Rafka.

"Rafka! Hai Rafka!"balas Gala ceria. Ekspresinya berubah 180° derajat membuat Rafka terkekeh kecil.

"Ayo sini Gala, kita main ayunan bareng."ajak Rafka membuat Gala menganggukkan kepalanya antusias dan berlari mendekati Rafka.

"Jangan lari-lari gitu nanti kamu jatuh lho."ucap Rafka yang dibalas anggukan dari Gala.

"Kamu bawa boneka?"lanjutnya membuat Gala menundukkan kepalanya lagi. Dalam pikirannya, ia berpikir jika Rafka akan menghinanya seperti anak-anak lain di desa ini. Rafka akan menyamakannya dengan anak perempuan dan menyuruhnya bermain bersama anak perempuan saja.

"Eh kok diam? Aku salah ngomong ya?" Rafka bertanya kebingungan.

Gala menggeleng. "Kamu mau hina aku kan gara-gara main boneka."lirih Gala.

Rafka terkejut mendengar itu. Ia kemudian turun dari ayunannya dan mendekati Gala. "Enggak, kenapa kamu sampai mikir gitu?"

"Karena temen-temen yang lain hina aku gitu. Mereka bilang aku kayak perempuan main boneka."jawab Gala.

Rafka tersenyum tipis. Ia kemudian memegang bahu Gala dan berkata, "Jangan didengerin, aku juga suka boneka."

Gala mendongakkan kepalanya menatap Rafka. "Kamu main boneka?"

"Iya, aku punya satu." Rafka menganggukkan kepalanya sembari tersenyum lebar.

"Udah gak usah dipikirin, ayo main ayunan bareng."ajak Rafka. Ia kemudian mendudukkan tubuh Gala di atas ayunan dan mendorongnya.

"Seru kan?"tanyanya yang dibalas anggukan oleh Gala.

"Iya, seru!" Gala menjawab senang.

"Nanti gantian kamu yang dorong aku ya!"

"Oke!"



✿✿✿




Rafka menatap pantulan tubuhnya yang terbalut seragam merah putih yang masih terlihat baru. Hari ini adalah hari pertama si pemilik tubuh bersekolah, seharusnya sudah sedari bulan lalu tapi si pemilik tubuh mengalami demam tinggi dan tidak sadarkan diri.

Rains In Heaven (Huang Renjun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang