Hello yeorobun ~
Happy reading semuanya:)
Typo is seni:v
Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun terbaring lemas di atas ranjang puskesmas. Terlihat kelopak mata anak laki-laki itu bergerak menandakan jika kedua netra itu akan terbuka. Benar saja, tak butuh waktu lama kedua netra mata itu terbuka menampilkan sepasang netra mata hitam yang indah seperti langit malam. Mata itu terlihat seperti memancarkan bintang-bintang dengan sorot mata yang polos membuat siapa saja akan betah menatapnya. Anak laki-laki itu menatap kesekeliling kamar dan mendapati dirinya berada di ruang rawat yang diisi enam ranjang yang saling berhadap-hadapan. Terdapat tiga orang lainnya di ranjang yang terlihat seperti lansia.
Anak laki-laki itu mencoba untuk duduk, ia kemudian terkejut saat mendapati tubuhnya yang jauh berbeda. Anak laki-laki itu adalah Rafka, lebih tepatnya jiwanya adalah Rafka. Rafka terkejut saat menyadari tubuhnya yang mengecil. Ia kemudian mengedarkan pandangannya mencari cermin dan mendapati bayangan di cermin seorang anak laki-laki bukan pemuda berusia tiga puluh tahun.
Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa jiwanya bisa berada di tubuh anak ini? Seingatnya ia meninggal karena ditusuk oleh orang asing. Tapi kenapa bukannya di akhirat Rafka malah terdampar di tubuh anak laki-laki? Apa ia bertransmigrasi seperti tokoh di novel yang dibaca Vanya, temannya? Jadi transmigrasi itu benar-benar ada? Lalu Rafka menjadi siapa?
Ia melihat kearah meja nakas kecil yang ada di samping ranjangnya. Ia mengambil sebuah tas ransel lusuh yang ada di atas meja dan membukanya. Ia berharap semoga saja di dalam tas ini ada petunjuk yang menjelaskan siapa dirinya. Masalahnya ia tak mendapatkan ingatan apapun dari si pemilik tubuh. Rafka kemudian mengambil sebuah buku tulis bersampul coklat dan membacanya.
Nama : Athalla Rafka
Kelas : 1A
Mapel : Bahasa IndonesiaRafka terdiam membaca nama yang tertulis di sampul buku itu. Nama itu mirip sekali dengan namanya, hanya saja tidak ada nama Athalla di nama aslinya. Ia kemudian mencoba mengingat-ingat apakah pernah melihat atau mendengar nama itu. Nama itu terasa familiar walaupun Rafka sendiri tak yakin.
"Athalla kamu sudah sadar, Nak?" Seorang perempuan tua berjalan mendekati ranjang Rafka. Ia kemudian tersenyum dan mengelus rambut Rafka.
"Syukurlah kamu sudah sadar, Nenek cemas sekali sama kamu, Nak."ucap perempuan itu.
Rafka menatap perempuan itu bingung. Ia kemudian menjawab lembut, "Aku gak papa kok Nek, maaf sudah membuat Nenek khawatir."
Nenek terlihat terkejut mendengar jawaban lembut dari cucunya itu. Biasanya sang cucu akan menjawab dengan ketus atau bentakan. Sedetik kemudian ia tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.
"Nek, mulai sekarang panggilnya Rafka aja ya Nek?"pinta Rafka. Ia sedikit tak biasa dipanggil dengan nama yang bukan namanya. Ya walaupun kenyataannya nama tubuh ini adalah Athalla.
Nenek menyerngit bingung, tapi ia memilih untuk mengiyakan saja permintaan cucunya itu. "Baiklah, sekarang Rafka harus istirahat lagi. Biar cepat sembuh ya."
Rafka menganggukkan kepalanya dan kembali berbaring di ranjang. Tas miliknya tadi sudah kembali diletakkan di atas meja oleh sang nenek. Ia kemudian memejamkan matanya menikmati elusan sang nenek di rambutnya. Rasanya hangat membuatnya nyaman.
"Cepat sembuh cucu kesayangan Nenek."ucap wanita tua itu setelah melihat Rafka terlelap dalam tidurnya. Ia kemudian berjalan keluar.
"Ibu, Athalla gimana kondisinya?" Seorang wanita berhenti dihadapan nenek. Wanita itu terlihat cemas memikirkan kondisi putra semata wayangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rains In Heaven (Huang Renjun)
Fanfiction"Kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba jadi peduli sama aku? Bukannya kamu benci sama aku?" "Karena gue gak mau ngulang kesalahan yang sama Raf." "Maksud kamu?" "Bukan apa-apa, udahlah gue cabut dulu. Lo tidur gih udah malem." ✿✿✿ "Pemirsa telah ditemukan p...