Happy Reading semuanya:)
Typo is seni:)Sosok pria berwajah tampan dengan balutan jas mahal itu menatap datar bangunan-bangunan rumah yang kini telah menyatu dengan tanah itu. Meskipun ada beberapa bangunan yang masih berdiri, tapi sudah tak lengkap. Kaki panjangnya itu melangkah menyusuri jalan yang dipenuhi oleh puing-puing bangunan itu. Netra mata setajam elangnya memindai setiap tempat yang ia lewati. Hatinya berdoa untuk keselamatan putranya itu.
Pria itu, Charles. Seorang raja bisnis dan ketua mafia yang sangat disegani kini menginjakkan kakinya di desa kelahiran mantan istri dan anaknya itu. Tadi, ia baru saja pergi mengecek tenda pengungsian berharap bisa menemukan putranya, tapi yang ia temui adalah mayat dari mantan istri dan mertuanya itu. Sudah dua hari semenjak kejadian gempa itu, tapi Rafka belum kunjung ditemukan membuat hatinya cemas dan khawatir, ia kemudian memutuskan untuk datang kemari.
"Tuan." Seorang pria keturunan Amerika itu berjalan mendekati Charles, ia menundukkan kepalanya hormat pada sang majikan.
"Kau sudah menemukan?"tanya Charles yang dibalas gelengan kepala dari pria itu.
"Belum tuan, tapi saya mendapatkan kabar dari Nyonya Wilona jika Tuan besar Edward dan Nyonya Mareta sedang dalam berjalan menuju kediaman anda."ucap pria itu, Roberto asisten sekaligus orang kepercayaannya.
"Katakan pada Wilona jika saya masih mencari keberadaan Rafka. Saya tidak akan pulang sebelum menemukan Rafka." Charles berucap dingin. Ia kemudia kembali melangkahkan kakinya menjauh dari area desa. Ia berjalan menuju sungai, tempat yang menjadi favorit anaknya itu. Charles tahu itu semua dari mendiang mantan istri.
"Dimana kamu nak?" Charles menatap sendu ke arah beberapa tim penyelamat yang tengah menyisir setiap area mencari korban-korban yang masih belum ditemukan.
"ADA KORBAN LAGI DISINI!!"
Charles mengalihkan pandangannya menatap seorang dari tim penyelamat yang berteriak tadi. Ia kemudian berlari menghampiri orang itu berharap jika yang ditemukan adalah putranya. Harapannya terkabul, putranya akhirnya dapat ditemukan. Dengan segera ia langsung menyingkirkan motor yang menindih tubuh putranya dan seorang pemuda yang seusia dengan putranya.
"Bapak ini siapa?" Tim penyelamat itu bertanya saat melihat Charles yang menggendong tubuh Rafka.
"Saya ayah dari anak ini."jawab Charles berlari menuju tenda medis. Putranya itu butuh pertolongan. Terlebih lagi ia melihat jika napas Rafka yang lemah dan tubuh yang mendingin. Terdapat juga luka di kepalanya membuat Charles cemas bukan main.
"Roberto cari dokter sekarang!"perintah Charles saat melihat asistennya itu. Ia berlari masuk ke dalam tenda medis dan membaringkan tubuh putranya di salah satu bangkar kosong
Roberto menganggukkan kepalanya dan langsung mencari dokter untuk menolong tuan muda kecilnya itu. Setelah menemukan dokter ia langsung membawa dokter itu ke tempat tuannya.
"Tuan!" Roberto memanggil sang tuan saat melihat keberadaan tuannya itu. Di belakangnya ada seorang dokter wanita.
"Cepat periksa anak saya!" Charles memberikan perintah pada dokter itu.
Dokter itu menganggukkan kepalanya dan langsung memeriksa remaja di depannya itu. Hatinya mencelos melihat luka di wajah manis remaja laki-laki itu. Terlebih lagi detak jantung pemuda itu yang terasa lemah dan kesulitan bernapas itu. Dengan segera ia langsung memasang alat bantu pernapasan.
"Bagaimana? Bagaimana kondisi anak saya?"
Dokter itu menghela napas. Ia kemudian menatap Charles. "Pak kondisinya cukup parah, saya rasa anak Bapak perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Detak jantung nya lemah, begitu juga dengan pernapasannya. Tapi akan memakan waktu karena jalanan masih tertutup puing-puing bangunan menghalangi mobil ambulans masuk kemari."
Charles terdiam sebelum akhirnya berkata pada asistennya, "Apa heli bisa mendarat di sini?"
"Bisa tuan." Roberto mengangguk.
"Siapkan heli segera, saya beri waktu lima menit untuk itu. Dan pastikan rumah sakit siap sedia merawat putraku."perintah Charles yang langsung dijalankan oleh Roberto.
Pria tampan kelahiran negeri Paman Sam itu langsung menelpon rekannya untuk menyiapkan semuanya. Ia juga menghubungi Wilona atau anggota keluarga Xaverius yang lain untuk mengabari jika tuan muda kecilnya sudah berhasil ditemukan.
"Bertahan boy, Daddy akan segera membawamu pergi."bisik Charles mencium kening putranya itu. Ini adalah pertemuan kedua Charles dengan Rafka. Ia sama sekali tak menyangka jika pertemuan kedua mereka akan seperti ini.
✿✿✿
"OMAAA!!!" Valerie berlari memeluk tubuh wanita tua yang sangat ia sayangi itu. Wanita tua adalah itu satu-satunya orang yang selalu memanjakannya di keluarga ini. Wilona memang terkadang memanjakannya, tapi tak seperti Mareta, nama wanita tua itu.
"Oh my baby Valerie. How are you sweetie?" Mareta balas memeluk erat Valerie. Valerie adalah satu-satunya cucu perempuannya, karena itulah ia menjadi kesayangan Mareta.
"Baik Oma! Kabar Oma gimana? Baik juga kan?" Valerie bertanya setelah melepaskan pelukannya dari Mareta.
Mareta mengangguk. "Of course honey."
"Selamat datang Ma, Pa." Wilona tersenyum menyapa ayah dan ibu mertuanya itu.
Mareta mendengus dan menganggukkan kepalanya. Wanita itu tak menyukai Wilona, ia sama sekali tidak setuju dengan pernikahan Charles, putranya dengan janda empat anak seperti Wilona.
"Dimana Charles?" Edward, suami Mareta sekaligus ayah dari Charles bertanya. Ia tak mendapati kehadiran anak tunggalnya itu diantara menantu dan para cucunya.
"Daddy lagi pergi Opa, Daddy pergi ke desa yang kena gempa bumi." Belum sempat Wilona menjawab, tapi Valerie langsung memotongnya.
Mareta menyerngit bingung. "Untuk apa Charles datang ke sana?"tanyanya sembari mengelus rambut Valerie.
Valerie menggeleng. "Gak tau Oma, tapi Daddy sempet bilang nyari Rafka. Emang Rafka itu siapa Oma?"tanyanya polos.
Mareta terdiam mendengar nama itu. Ia tentu tahu siapa Rafka, cucu kandungnya. Hasil dari kesalahan yang dilakukan oleh Charles.
"Bukan siapa-siapa, dia gak penting. Cuman anak haram."jawab Mareta yang membuat siapa saja mendengarnya marah. Bagaimana bisa Mareta tidak mengakui cucu kandungnya sendiri? Sungguh keterlaluan.
"Jaga bicaramu Mareta." Edward memperingati istrinya itu. Ia sama sekali tidak menyukai perkataan Mareta itu.
Mareta mendengus dan menatap datar Wilona. "Telpon Charles suruh dia pulang."
"Tidak perlu Wilona, biarkan Charles fokus mencari keberadaan cucuku itu."tegas Edward yang membuat Mareta mengepalkan tangannya kuat.
"Mom, aku dapat kabar jika Rafka sudah ditemukan. Ia akan segera dipindahkan ke rumah sakit keluarga kita dengan heli."ucap Jeffrey yang baru saja mendapatkan pesan dari Roberto.
"Kita kesana sekarang."titah Edward yang diangguki oleh mereka semua, minus Valerie dan Mareta.
TBC dulu ya:)
See you next time
Love yourself and be yourself:)
Vote sama komen jangan lupa ya:)
Free Palestine 🇵🇸🇵🇸
KAMU SEDANG MEMBACA
Rains In Heaven (Huang Renjun)
Fanfiction"Kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba jadi peduli sama aku? Bukannya kamu benci sama aku?" "Karena gue gak mau ngulang kesalahan yang sama Raf." "Maksud kamu?" "Bukan apa-apa, udahlah gue cabut dulu. Lo tidur gih udah malem." ✿✿✿ "Pemirsa telah ditemukan p...