Happy Reading semuanya:)
Typo is seni:)"Apakah kalian melihat gunung? Dimana?"
"Ada noh di belakang lo."
"Dimana? Aku tidak melihatnya."
"Di belakang lo budek, noleh makanya sih!"
"Ah itu dia Dora, gunungnya ada di belakang kita."
"Oalah kambing!"
"Monyet itu bego bukan kambing!"
"Bodo amat kesel gue."
Dilan menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya yang berdebat hanya karena kartun anak perempuan berambut pendek yang hobi berpetualang dengan monyet. Kartun yang menurutnya bagus saat kecil tapi menyebalkan saat ditonton setelah remaja.
"Udah makanya ganti, siniin remotnya! Gue mau nonton super wings." Seorang pemuda dengan rambut gondrong mencoba mengambil remot yang sedari tadi di pegang oleh temannya.
"Enak aja! Nonton Doraemon dulu elah. Kan janjinya gitu."sahut pemuda lainnya.
"Bentaran dong, ini Dora nya belum selesai!"
"Gak! Gue mau nonton super wings."
"Doraemon dulu elah!"
"Brisik anjir! Kek bocah lo semua!"cibir seorang pemuda menatap tajam keempat temannya yang ribut hanya karena film kartun. Pemuda tampan dengan rahang tegas dan netra mata setajam elang itu tak habis pikir dengan tingkah teman-temannya itu.
"Biarin aja kali Je, lumayan liat monyet debat."celetuk pemuda lainnya. Sedari tadi ia hanya diam menonton kebodohan teman-temannya sembari memakan kuaci.
"Monyet bapak lo! Muka ganteng kayak Hyunjin straykidz dikata monyet, rabun tuh mata?!"sewot salah satu pemuda yang tadi emosi menonton Dora. Pemuda berambut gondrong dengan netra mata sedikit sipit dan bibir tebal, Rajasa atau yang akrab disapa Raja.
"Makanya jangan ribut, kena semprot si Jenggala kan. Siniin remotnya."seru Dilan mengambil remot yang berada di tangan salah satu temannya itu.
"Berita terkini, sebuah gempa bumi kuat bermagnitudo 8.6 Skala Richter mengguncang salah satu wilayah di provinsi A, pusat gempa diduga berasal dari desa B yang terletak diantara perbatasan kota C dan kota D. Gempa ini mengakibatkan kerusakan parah di desa B dan merenggut korban jiwa. Hampir semua warga di desa B tewas karena gempa yang terjadi. Saat ini tim Basarnas dibantu dengan kepolisian dan TNI tengah berusaha melakukan evakuasi pada korban gempa. Sampai saat ini korban meninggal sebanyak---"
BRAKKK...
Dilan melemparkan remote kearah layar televisi membuat layar itu mati dan retak. Napasnya memburu dengan dada yang naik turun. Ia menggebrak meja membuat meja berbahan kaca itu retak. Aura disekitarnya suram membuat beberapa anggota geng motor miliknya ketakutan, tak terkecuali keenam sahabatnya.
"Kenapa?" Sosok pemuda yang sedari tadi duduk di sebelah Dilan bertanya. Sudah sangat lama ia tak merasakan aura ini keluar dari tubuh temannya semenjak kecelakaan motor dua bulan yang lalu.
"Iya Lan, lo kenapa? Kenapa setelah liat berita itu lo jadi emosi gini? Ada yang salah sama berita itu?"imbuh pemuda yang sedari tadi memakan kuaci itu, Anam.
Dilan tak menjawab. Ia mengambil ponselnya yang ada di saku jaketny, netra matanya menatap kearah notifikasi pesan masuk dari kakak keduanya itu. Dengan segera ia membukanya dan mendapati kabar yang mengejutkan. Kabar itu sama seperti berita di televisi, hanya saja sang kakak mengatakan jika anak buah dari Daddy dan kakak pertamanya telah bergerak. Sang kakak juga menyuruhnya untuk tidak gegabah dalam bertindak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rains In Heaven (Huang Renjun)
Fanfiction"Kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba jadi peduli sama aku? Bukannya kamu benci sama aku?" "Karena gue gak mau ngulang kesalahan yang sama Raf." "Maksud kamu?" "Bukan apa-apa, udahlah gue cabut dulu. Lo tidur gih udah malem." ✿✿✿ "Pemirsa telah ditemukan p...