SdM(6)

52 15 75
                                    

" Kecenderungan seseorang untuk menutupi masalahnya dengan merubah arus pada dirinya "
~surat dan mawar~
.
.
.
.
.
.
.

Suasana malam yang mencekam dengan suara gemuruh badai diluar. Dalam sebuah kamar yang berantakan dua sahabat asik bercanda dan tertawa bersama, "emmm... Gimana kalo kita nonton film horor,"saran anka.

" Boleh,ayo,"sahut aza semangat.

" Sebelum kita nonton,gue ambil cemilan dulu didapur."

"Oke tapi jangan lama-lama,"sahut aza dengan wajah takutnya.

Anka terkekeh " Lo takut yaa gue tinggal sendiri?" ejek anka.

"E-enggak," sahut aza memalingkan wajahnya.

Anka tersenyum ada sesuatu yang dia pikiran..."AWASSS! ADA KUNTILANAK DIBELAKANG LO!!!"

Aza langsung beranjak dari kasur dan memeluk Anka sedang kan Anka tidak kuat manahan tawanya. "Pftt bwahahahha."

Dengan tatapan maut yang ingin menerkam mangsanya namun ditahan. Itulah yang dilihat anka, 'hehehe' sedangkan yang ditatap terkekeh pelan.

Saat ini mereka berada didapur. Menelusuri berbagai lemari penyimpan bahan makanan namun tidak ada satupun bahan makanan yang mereka bisa olah. "Lo bisa masak ini gak," ucap Anka mengangkat satu butir telur.

"B-bisa, emangnya gue itu elo yang gak bisa masak apa apa," canda Aza.

"Ck yaudah masak sana," kesal Anka menyodorkan telur.

Aza mulai memasak dia langsung menghidupkan kompor gas lalu mengambil wajan yang berukuran 20cm setelah itu iya menuangkan semua minyak yang ada didalam botol. Saat minyak sudah mulai panas Aza langsung memecahkan telur dan telur itu mulai berenang didalam permukaan minyak yang panas perlahan telur tersebut naik kepermukaan dan memercikkan minyak panas pada mereka berdua, karena percikan itu mereka menghindar kebelakang.

"Gimana dong ka," panik Aza bersembunyi dibelakang tubuh Anka.

"Lo bilang lo bisa masak gimana sih," geram Anka.

" Gak bisa sebenarnya," lirih Aza dengan wajah memelas.

Pengen teriak itu yang sedang Anka rasakan, " Ini kita malah goreng telur,bukannya kita mau ngambil cemilan yaa kok malah masak sih?" ungkap Anka. " Eh bentar telur." Seketika indera penciuman mereka mulai merangsang bau gosong dan saat itu mata mereka membulat sempurna. Sudah ada kobaran api diatas wajan, wajah mereka begitu panik tidak tau harus berbuat apa. "Ka matiin ka" panik Aza.

"Iya iya lo ambil kain basah gih."

"Oke," Aza bergegas mengambil kain bersih dan mencelupkan kain tersebut kedalam bak mandi. Sedangkan Anka sudah mematikan kompor yang terbakar.

"ini," Aza menyodorkan kain basah itu kepada Anka. Anka menerimanya lalu mengangkat wajan yang masih ada kobaran api di atasnya.

"Huhhhhh..."

Mereka menghembuskan nafas bersama
"Akhirnya," Anka menepuk bahu Aza begitu kuat "lo bilang tadi bisa masak! Gimana siii,"  geram Anka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat Dan MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang