SdM(3)

24 7 1
                                    

"Apa yang harus gue lakuin sekarang, gue gak mau orang-orang yang gue sayang terluka kalo gue gak ngikutin apa maunya" Batinnya.

Perlahan matanya mulai terlelap. Di temani udara yang begitu dingin karena jendela kamarnya terbuka secara tiba-tiba. Dari kejauhan ada seseorang yang mengawasinya dan tersenyum menyeringai dibalik topeng beruang.

"Permainan dimulai" batinnya.

"AYAH!!!—IBUUU!!!" teriak seorang pemuda panik. Matanya memanas, jantungnya berdetak kencang, tangannya bergetar melihat kedua orang tuanya, dikelilingi api perlahan lahan api itu membesar dan memakan keduanya. Tidak ada yang dapat dia lakukan kedua kakinya tidak bisa digerakkan untuk menyelamatkan keduanya, matanya yang memanas tidak sanggup lagi menahannya air matanya jatuh begitu deras. Dirinya yang tidak kuat jatuh kebawah dan matanya perlahan mulai terlelap.

Dia terperanjat dari tidurnya, jantung nya masih berdetak kencang terasa sesak didadanya,matanya sembab setelah bangun. "Syukurlah cuman mimpi" batinnya. Kejadian yang dia lihat cuman mimpi buruk namun setelah mimpi itu dirinya makin terpuruk. Pikiran pikiran kotor selalu menghantuinya.

💀💀💀

Tap... Tap... Tap

Seorang pemuda berjalan di Koridor sekolah dengan pikiran yang kacau.

"Oy ngelamun aja,mikirin apa sih?" Ucap seseorang yang merangkul pundaknya dari belakang.

"Gak sa gak mikirin apa-apa kok." Jawabnya.

Aksara menatap wajah sahabatnya ada perasaan aneh dengan sahabatnya itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu. "Yakin?" Tanyanya memastikan.

"Hm."

💀💀💀

Di ruang makan

Dimeja makan yang hening tidak ada percakapan diantara mereka cuman ada suara sendok yang beradu.

"Gue benci dengan keadaan kaya gini" Kesalnya. Seorang ibu yang ia sayang dari kecil telah berubah saat suaminya meninggal, dan begitu cepat menggantikan posisi suaminya. Dari situlah keasingan tercipta diantara ibu dan anak.

"Motor kamu saya servis ke bengkel, apakah kamu kebut-kebutan lagi?" ucap laki-laki paruh baya itu memulai percakapan.

Aktivitas makannya terhenti alisnya terangkat satu"Urusannya?" tanyanya balik.

Laki-laki paruh baya itu menghembuskan nafsnya dengan kasar.
"Apakah peduli saya tid—".

Anka beranjak dari kursinya dan " Peduli?" Ucapnya tersenyum smirk. ''Sudahlah tuan saya cepek dengan omong kosong mu.'' dia langsung melangkahkan kakinya keluar dari kandang yang menurutnya bukan rumah lagi.

"Lihatlah, lihatlah anakmu itu sama seperti ayahnya tidak memiliki sopan santun," Ucapnya geram menunjuk punggung anak sambungnya yang perlahan hilang dari balik pintu.

"Alenka masih belum terbiasa mas, aku harap suatu saat nanti kalian bakalan akur," ucapnya lirih penuh harapan.

Sang suami menarik istrinya dalam dekapannya "ya, saya akan berusaha" ucapnya mengusap kepala istrinya lembut.

💀💀💀

Diruangan gelap yang dingin ditemani satu lilin aroma, seorang lelaki paruh baya duduk di kursinya menatap satu persatu gambar di dalam album yang lama. Pertahanannya jatuh dia tidak dapat membendung air matanya, hatinya sesak mengingat kejadian masa kelamnya.

Surat Dan MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang