06||EQUANIMITY

65 45 21
                                    




Zoya terus saja menunduk. Sekarang ia sedang di parkiran rumah sakit bersama kafeel.

Perasaan Zoya sangat tidak karuan, ia sangat merasa bersalah. Baru saja Zoya melihat Kafeel dengan tubuh yang memerah dan dicampuri beberapa bintik gatal.

"Sampe kapan lo mau nangis?" Kafeel menunduk, menatap wajah Zoya yang terus saja menunduk.

" Zoya gak nangis ya!."Gadis itu tetap menunduk, lalu melipat kedua tangannya didepan dada.

"Terus ini apa hm?."Kafeel menangkup kedua pipi tembam Zoya yang sudah basah, menjadikan sang empu sedikit terkejut.

"Hiks..maafin Zoya ya Ka Afeel? Zoya gak tau kalo Ka Afeel alergi sama udang, "Mengatakan itu-pun mata Zoya sudah berkaca-kaca lagi.Ia sungguh menyesal, benar-benar tidak tau jika lawan bicaranya saat ini memiliki sebuah alergi terhadap makanan.

"Hmm, mau sampai kapan minta maafnya? Katanya mau berangkat sekolah?."Memang kenyataannya Zoya sedari menuju rumah sakit pun terus mengatakan maaf terus menerus. "Senyum lagi dong, kayak tadi pas masak". Dilihat-lihat, Kafeel bisa juga selembut ini ya.

"iiii.. Ayo berangkatt." Zoya nyengir sambil melihatkan deretan giginya yang rapih pada Kafeel.Sang empu hanya tersenyum tipis, kemudian melepaskan kedua telapak tangannya yang sedari tadi bertengger di kedua pipi Zoya itu.

Lalu tangan nya berpindah mengambil helm yang berada di jok motor sedari tadi dan memasangkannya di kepala Zoya." terus nanti Ka Afeel gimana?badan Ka Afeel masih merah merah gini loh." Zoya menunjuk nunjuk bagian lengan Kafeel yang memang bentol-bentol akibat alerginya.

"Aman."Kafeel memakai jaket kulit andalannya,lalu menyalakan mesin motor besarnya.

Melihat Zoya yang tak kunjung menaiki motor-pun membuat Kafeel menoleh kebelakang. "Zoya gak bisa naik ini loh Ka, motornya gede banget."Kafeel hanya berdecak.Padahal hanya naik motor, tapi cewek itu kesusahan melakukannya. Tanpa berbicara sepatah kata pun,Kafeel lalu mengulurkan tangannya kebelakang dan Zoya menaiki motor itu dengan berpegangan pada Kafeel.

Motor besar itupun melesat ditengah ramainya kota.
•••
Zoya menjadi pusat perhatian sekarang, semua netra anak anak di SMA Saptalima tertuju pada mereka berdua. Mungkin juga karena Zoya anak baru disini.

Zoya melewati koridor demi koridor bersama Kafeel. Sejujurnya Zoya juga bisa sendiri menuju ruang guru, namun entah mengapa Kafeel tetap kekeuh ingin mengantarnya sampai didepan kelas.

"Eh itu Kafeel sama siapa?"

"Ada anak baru kayaknya deh"

"Ini kalo sampe Mishell tau, bisa digeprek tu anak baru"

Mungkin itu beberapa lontaran kalimat yang Zoya dengar disepanjang melewati koridor.
•••
Kafeel menunggu diluar ruang guru. Tak lama kemudian seorang guru keluar bersama Zoya dibelakangnya.

"Kafeel kamu bisa kekelas sekarang, biar saya saja yang mengantar Zoya".perkataan Bu Widya barusan membuat Kafeel tersenyum sekilas.

"Gapapa bu biar saya aja", Kafeel kekeuh ingin tetap mengantarkan Zoya ke kelasnya.

"Lho bukannya kamu ada ulangan harian pagi ini ya?cepetan gih, Pak Damar gak suka orang yang telat loh", Bu Widya mengibaskan tangannya, seperti memberi isyarat kepada Kafeel untuk segera menuju kelasnya.

"Tapi-"

"Woii..di cariin kemana aja, ternyata nongkrong di depan ruang guru. Habis kena hukum apa gimana Fel?", Cowok bernama Alaska ini tiba tiba saja merangkul Kafeel dari arah belakang membuat sang empu terjengat.

"hustt Aska, pagi pagi udah kayak toa masjid aja", Ucap Bu Widya sambil berlalu menuju kelas baru Zoya. Bu Widya ini memang guru yang asik ya.

"Itu siapa Fel? Ehh jangan-jangan, lo disini kena hukum gara-gara ehemin tu cewek".Alaska menutup mulutnya dengan kedua tangannya, tak habis pikir dengan Kafeel yang semakin lama semakin menjadi jadi.

Kafeel hanya melirik sekilas, lalu menjitak jidat Alaska,dibarengi dengan memukul lengan Alaska yang masih betah bertengger di pundaknya, kemudian pergi meninggalkan area ruang guru dengan Alaska yang mengekorinya seperti anak monyet yang tersesat.
•••
Zoya baru saja selesai memperkenalkan diri didepan kelas dengan ditemani Bu Widya. " Sekarang kamu boleh duduk Zoya,Mm kamu boleh duduk di sebelah Azalea".Bu Widya menunjuk tempat duduk yang ia maksud lalu di angguki oleh Zoya.

Zoya menuju bangkunya dengan sedikit keraguan, dilihat saja teman sebangku Zoya hanya diam dengan wajah datarnya, menjadikan Zoya semakin canggung.

______________________________________________

Pencet bintangnya yaww><

Tandain klo ada typo okayy??

See you next chapter ~~

Papayyy><





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EQUANIMITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang