5

359 44 4
                                    

Ketua tim hacker itu, seorang pria bertopeng dengan nama samaran "The Architect", tersenyum tipis. 

"Kita nggak hanya akan menemukan mereka. Kita akan menghancurkan mereka sepenuhnya."

-------------------------------------------------------------

*Skip...

Beberapa hari kemudian, di malam yang tenang, Gita duduk sendirian di ruang kerjanya. Layar komputernya dipenuhi dengan berbagai data dan jaringan yang sedang dia awasi. 

Dia masih terhubung dengan Shadow Fox dan Silver Fang yang terus memantau aktivitas musuh mereka.

Tiba-tiba, sebuah pesan misterius muncul di layarnya.

"We know who you are, Black Ice. You can't hide forever."

Mata Gita menyipit. Pesan itu jelas datang dari seseorang yang tahu identitasnya. Gita tahu, ini bukan ancaman sembarangan.

Gita segera membuka jalur komunikasi rahasia dengan Oniel dan Adel.

"Shadow Fox, Silver Fang, kita ada masalah. Mereka sudah mulai mendekat."

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Oniel, suaranya tegang.

"Kita harus beralih ke mode serangan. Mereka sudah terlalu dekat. Kali ini, kita yang akan menyerang duluan," jawab Gita tegas. "Kita harus tahu siapa mereka sebelum mereka menemukan kita."

Adel tersenyum tipis di ujung sambungan. 

"Well, let the game begin then."

Malam itu, Black Ice, Shadow Fox, dan Silver Fang mempersiapkan serangan balasan mereka. 

Mereka akan menembus sistem organisasi yang selama ini mengintai mereka, dan kali ini, Gita bertekad untuk menghancurkan musuh sebelum mereka bisa mendekat.

Gita menatap layar monitornya dengan dingin, menunggu waktu yang tepat untuk menyerang. Di dunia maya, dia bukan lagi Dedek yang manja. Dia adalah Black Ice, hacker terkuat yang siap melawan balik.

Malam itu, ruangan Gita dipenuhi dengan cahaya dari beberapa monitor yang menyala. Jarinya menari di atas keyboard, menghubungkan berbagai perangkat lunak canggih yang hanya diketahui oleh beberapa hacker elite di dunia. 

Oniel dan Adel juga terhubung melalui jalur komunikasi terenkripsi, siap untuk melancarkan serangan balasan mereka.

Black Ice: "Kita akan tembus ke server pusat mereka, langsung ke jantung sistem. Shadow Fox, kamu tangani jaringan keamanan eksternal. Silver Fang, fokus ke backdoor yang bisa kita manfaatkan. Aku akan serang dari inti sistemnya."

Shadow Fox: "Oke, aku sudah siap. Firewall mereka sudah aku lihat celahnya."

Silver Fang: "Backdoor sudah aku tandai. Tinggal tunggu perintahmu, Black Ice."

Gita, dengan nama samaran Black Ice, mengetikkan perintah terakhir, lalu dengan satu klik, serangan dimulai. Layar monitornya menampilkan kode-kode yang berderet cepat. 

Mereka masuk tanpa terdeteksi. Organisasi di balik serangan ini tidak akan pernah menyangka bahwa musuh yang mereka cari telah masuk ke sistem mereka sendiri.

Di tempat lain, The Architect duduk di depan monitornya, mengawasi pergerakan timnya. Namun, tanpa dia sadari, Black Ice dan timnya sudah berhasil menyusup. 

Salah satu monitor The Architect tiba-tiba berubah, dan sebuah pesan muncul di layar:

"We've been watching you."

Wajah The Architect berubah kaku. Dia segera memanggil timnya. 

"Apa ini? Siapa yang berhasil masuk ke sistem kita?!"

Para teknisi dan hacker di sekelilingnya panik, mencoba mencari jejak penyusup, tetapi Gita dan timnya sudah lebih dulu melarikan diri, meninggalkan jejak minim yang mustahil dilacak.

Di rumah Gita

Gita tersenyum tipis di depan layar. "Mereka panik. Kita berhasil menyusup dan mendapatkan akses ke file-file penting mereka. Sekarang kita tahu siapa di balik semua ini."

Oniel tertawa di ujung sambungan. "Mereka bahkan nggak tahu kalau mereka sudah kita bobol!"

Adel menambahkan, "Ini luar biasa, Gits. Kamu benar-benar jenius."

Gita tidak merespon pujian itu. Dia tahu ini baru awal dari pertempuran yang lebih besar. 

Setelah menutup sambungan dengan kedua sahabatnya, Gita kembali fokus pada data yang berhasil mereka dapatkan. Salah satu nama yang muncul membuatnya tertegun.

"MAHENDRA CORP."

Tatapan Gita berubah dingin. "Jadi mereka berani menyerang kita dari dalam? Mereka berpikir bisa menghancurkan keluargaku?"

Pikirannya langsung melayang ke kakak-kakaknya. Shani dan Gracia, dua orang paling berharga dalam hidupnya. Gita tahu, jika Mahendra Corp menjadi target, maka keselamatan kakaknya juga dipertaruhkan.

***

*Keesokan harinya, di rumah Mahendra

Shani sedang berada di ruang keluarga bersama Gracia, membahas rencana ekspansi terbaru Mahendra Corp. Namun, tiba-tiba Gita masuk, tatapannya serius.

"Cici, Cigree," Gita memulai dengan nada tegas yang jarang dia gunakan. "Kita ada masalah besar."

Shani menoleh, sedikit terkejut dengan sikap serius Gita. 

"Ada apa, Dek?"

"Ada organisasi yang mencoba menyerang Mahendra Corp. Mereka menggunakan metode yang sangat canggih, tapi aku dan timku berhasil menemukan mereka." Tutur Gita dengan tegas.

Gracia menatap Gita dengan bingung. 

"Tim kamu? Maksudmu teman-teman kampusmu?"

Gita menghela napas. Ini saatnya dia jujur. 

"Aku bukan hanya mahasiswa biasa. Aku juga seorang hacker. Selama ini, aku memimpin tim rahasia. Kita sudah menghadapi banyak ancaman digital, tapi kali ini... mereka menargetkan keluarga kita."

Shani mendengarkan dengan penuh perhatian. Meski terkejut, dia tahu bahwa Gita tidak mungkin berbohong soal ini. 

"Siapa mereka?"

Gita : "Aku belum tahu semuanya. Tapi dari data yang aku dapat, mereka punya hubungan dengan Mahendra Corp. Dan aku yakin, ini baru permulaan."

Shani berdiri, tatapannya berubah tegas. 

"Kalau mereka mengincar Mahendra Corp, mereka juga mengincar kita. Apa yang harus kita lakukan, Dek?"

Gita menatap kakak pertamanya dengan penuh keyakinan. 

"Aku butuh akses penuh ke semua data perusahaan. Kalau kita ingin menang, kita harus selangkah lebih maju. Mereka akan datang dengan kekuatan penuh, tapi aku bisa menghentikan mereka."

Shani terdiam sejenak, lalu mengangguk. 

"Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Cici akan berikan akses yang kamu butuhkan."

Gracia, yang biasanya lembut, kini juga menunjukkan ketegasannya. 

"Kalau ada yang berani menyentuh keluarga kita, kita tidak akan tinggal diam. Cigree akan siapkan langkah dari sisi legal dan keamanannya."

Gita tersenyum tipis, merasa dukungan dari kakak-kakaknya memberikan kekuatan lebih.

"Kita akan melawan balik. Tidak ada yang bisa menghancurkan Mahendra."








Wah... Akhirnya Gita terpaksa membongkar identitasnya sebagai Hacker didepan Kakak-kakaknya, 



Ditunggu Kelanjutannya... dan Mohon Dukungannya....

Family And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang