🍁bermuka dua🍁

37 23 8
                                    

🍁Kalian tahu manusia yang paling ku benci adalah manusia yang memiliki dua muka 🍁

⏳THE SECRET OF TIME 08 ⏳

Tasya kini sedang menunggu jemputan di halte bus yang berada di depan sekolah, tasya sudah lama menunggu namun tak kunjung ada yang menjemputnya, hingga ia merasa bosan, di tambah cuaca yang panas membuat nya merasa kehausan.

"Lama banget kak Devan, gw cari minum dulu lah." gumanya.

Tasya berjalan sendiri ke minimarket yang tak jauh dari halte, namun ia merasa ada yang mengikutinya, ternyata ada segerombolan pria tak di kenal yang sepertinya preman sedang mengikutinya.

"Hy cantik sendirian aja ni." Goda salah satu dari mereka, Tasya celingukan kesana-kemari mencari orang yang bisa ia mintai tolong namun jalan tampak sepi.

"Mau apa kalian?" Tanya nya.

"Ayo ikut Abang." Orang itu berusaha menyentuh Tasya namun dengan kasar Tasya menepisnya.

"Oh berani melawan, tenang cantik kita gak akan kasar kok, asal neng nurut sama Abang, Abang mampu kok bayar berapa pun yang kamu mau." Tasya semakin panik, ia berjalan mundur ke belakang, namun ternyata di belakang nya ada sebuah tembok Tasya akhinya terpojok.

"Pergi, gw gak butuh duit Lo."

Segerombolan pria itu semakin berani, hendak menggerayangi tubuh Tasya, hingga Tasya nampar salah satunya yang hendak menyentuh tubuhnya.

"Jangan mendekat, tolong! Tolong!"

"Berani kamu dengan saya." Orang itu hendak memukul Tasya namun dengan cepat ada yang menghalanginya.

"Aduh beraninya kok sama cewek." Ujarnya.

"Bocah ingusan mau jadi pahlawan Lo."  Akhinya terjadi beku hantam antara mereka 1 vs 5.

Nathan memang kalah jumlah, namun sebagai kapten basket dan mantan atlet karate dengan mudah Nathan melimpas habis mereka.

"Heh jangan berani berani Lo Sentuh dia lagi, minta maaf gak." Para pereman itu hanya menurut takut mereka bersimpuh di depan Tasya.

"Iya iya ampun bang. Neng, maafin kita yaa." Setalah mengatakan itu mereka semua kabur Nathan hendak mengejarnya

"Nathan." Panggil Tasya.

"Ma makasih yaa." Ucap Tasya pelan.

"Apa gw gak denger."

"Terima kasih Nathan." Tasya mengulangi kalimatnya.

"Hah, kecil benget si suara Lo mak lampir, biasanya kuat kek toa." Sebenarnya Nathan hanya ingin mempermainkan Tasya saja tentu saja Nathan mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Tasya.

Tasya yang sadar di permainkan pun lantas mendekat kan mulutnya ke telinga Nathan.

"Terimakasih Nathan!" Teriaknya tepat di depan telinga Nathan seketika telinganya berdengung.

"Njing budek kuping gw."

"Lah kan emang budek kuping Lo, harus di teriakin dulu baru denger, kayak kakek tua." Ucap Tasya diselingi tawa mengejek.

"Enak aja gw masih muda, masih ganteng gini." Ujarnya tak terima.

"Mau kemana Lo?" Tanya Nathan kala Tasya hendak berlalu pergi meninggalkan nya.

"Pulang?" Jawab tasya polos.

"Naik apa? Jalan kaki?" Tanya Nathan, Tasya tampak berfikir benar juga naik apa dia pulang ke rumah.

The Secret Of TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang