Haikal memakan roti itu begitu juga Mahen, mereka kompak menoleh pada seseorang yang membuka pintu kamar Haikal
Ternyata dokter yang akan memeriksa Haikal dan Mahen harus keluar sebentar selama pemeriksaan Mahen hanya duduk diam di depan kamar Haikal, setelah dokter pergi Mahen masuk kembali "Abang ngga mandi dulu?" Tanya Haikal
"Nanti aja, kita pulang, lo juga udah lepas infus," Ucap Mahen
"Iya ayo" Haikal pun pulang bersama sang kakak dengan naik motor milik Mahen
Sampai rumah Mahen masuk dulu dan di ekori Haikal "loh Haikal udah boleh pulang?" Tanya Yuna
Haikal mengangguk dan tersenyum "udah bunda," Ucap Haikal
"Gimana? Udah lebih enakan?" Tanya Yuna
"Udah kok bunda,"
Mahen langsung masuk saja ke kamar untuk mandi
"Bunda Haikal naik dulu ya," Ucap Haikal
"Iya nak," Ucap Yuna
Haikal lalu naik ke kamar nya belum juga dia sampai di depan kamar masih melewati kamar sang kakak tiba tiba ada yang menarik nya
Haikal tentu saja kaget "eh eh" Mahen segera menutup pintu kamar nya
"Ada apa bang?" Tanya Haikal
"Lo belum minum obat nih minum" Haikal meminum obat nya lalu Mahen mempersilakan Haikal untuk pergi ke kamar nya
Haikal tak jadi ke kamar dia rindu dengan bi imah, Haikal berjalan ke taman belakang "Bi imah!" Pekik Haikal
"Loh aden!"
Bi imah langsung memeluk Haikal "kata nya aden sakit kok udah pulang" Ucap Bi imah
"Udah dong, kan aku kuat" Ucap Haikal sambil memamerkan otot tangan nya
"Aden udah makan?"
"Udah tadi sama roti di beliin bang Mahen" Ucap Haikal
"Kalau butuh apa apa bilang bibi aja ya den" Ucap Bi imah
"Iya bibi, oiya bi,"
"Kenapa den?"
"Bibi bikinin aku camilan dong bi" Ucap Haikal sedikit merengek Haikal memang manja kepada Bi imah karena hanya bi imah rumah nya saat ini
"Bibi bikinin ya den, aden tunggu di kamar aja kan baru sakit"
"Iya bi," Ucap Haikal
Lalu Haikal naik ke kamar nya hari ini dia tak masuk sekolah karena sakit
Haikal berbaring di ranjang nya menghadap langit langit kamar nya yang sekarang juga menjadi kamar Nathan saudara tiri nya
Bisikan itu kembali suara ombak bercampur dengan makian serta suara suara aneh, "pergi ku mohon, bukan aku maaf, Bunda maaf" Haikal menutup kedua telinga nya rapat rapat
Jantungnya berdetak cepat hingga jam tangan nya berbunyi
Tit tit tit tit
Kebetulan juga Yuna ingin melihat kondisi anak tiri nya pemandangan yang Yuna lihat Haikal mencoba menetralkan detak jantung nya
"Haikal haikal, sayang hei, Ini Bunda Bunda di sini" Yuna memeluk Haikal dan mengelus kepala nya
Haikal masih memegangi dada nya yang sangat sakit, Mahen yang mendengar keributan dari kamar Haikal pun pergi ke kamar Haikal yang hanya tiga langkah dari kamar nya
"Mahen tolong adik kamu" Ucap Yuna, Mahen mengambil Haikal dari pelukan Yuna lalu membaringkan nya di ranjang
"A.. abangh.. sa..sakiith" Ucap Haikal susah payah
"Iya iya abang tau Haikal tenang, Haikal anak baik, Haikal bukan pembunuh abang percaya itu" Mahen terus berucap kata kata penenang untuk adik nya
"Haikal kesayangan abang haikal harus kuat oke" Ucap Mahen yang terdengar sangat tulus
Yuna dari tadi berada di sisi Haikal panik setengah mati, perlahan detak jantung haikal kembali normal Mahen dan Yuna bisa bernafas lega
Haikal kini tertidur Yuna menyelimuti nya Mahen bisa melihat seberapa tulus Yuna kepada Haikal tapi dia yang masih belum bisa meng ikhlaskan Gita ibu kandung nya dia harus memastikan sebelum Mahen tinggal Haikal jauh ia harus melihat banyak orang baik di sekeliling sang adik
Mahen mau kemana? Mahen mau kuliah di luar negeri sekaligus mencoba hidup mandiri Mahen ingin membawa Haikal ke luar negeri namun melihat Nathan adik tiri nya sangat sayang kepada Haikal dan Ibu tiri nya juga Mahen mengurungkan niat membawa Haikal
TBC
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Berbisik (Haechan)
Fiksi PenggemarSeorang anak yang selalu di pandang sebelah mata oleh keluarga nya dan harus di tuntut sempurna di segala hal Namun segala hal baik selalu berpihak pada Haikal NO COPY KARYA ORANG 🚫