Haikal keluar dari toilet kembali duduk di atas bangsal nya "Nathan ngga pulang aja? Udah mau malam" Ucap Haikal
"Gue nunggu Bunda kalau bunda kesini nanti gue pulang abis itu kesini lagi" Ucap Nathan, Nathan nyaman dengan Haikal ia senang memiliki saudara dia dari dulu sangat kesepian karena Nathan anak tunggal
Tak berselang lama Bunda datang dengan Ayah dan Mahen kakak nya Mahen sempat bingung kenapa dia harus ke rumah sakit, "Ayah kita mau menjenguk siapa?" Tanya Mahen
"Orang yang kamu kenal" Ucap Baskara
Mereka masuk ke dalam kamar Haikal dan di sana posisi Haikal dan Nathan sedang bercanda mereka berdua seketika menoleh ke arah pintu masuk
"Nathan pulang aja dulu ya, biar Haikal sama Bunda" Ucap Yuna
"Gue pulang dulu kal, nanti kesini lagi" Ucap Nathan
"Hmm iya"
Mahen melihat sang adik langsung menghampiri nya "lo kenapa?" Tanya Mahen
"Ngga apa apa" Ucap Haikal sangat pelan
"Haikal pakai jam ini mau?" Tanya Yuna ia tadi mampir ke toko jam dan Handphone milik sahabat nya ia mencari jam Khusus Haikal
Haikal mengangguk "Haikal dengerin Bunda, kalau jam ini bunyi, Haikal harus istirahat ya," Ucap Yuna
"Aku sakit apa Bunda?" Tanya Haikal
"Eum... Jantung sayang, tapi tenang haikal bakal baik baik aja kok kalau Haikal rutin minum obat" Ucap Yuna
Haikal masih diam sambil melihat Yuna memasangkan Smartwatch ke tangan Haikal
"Haikal merasa seperti anak pembawa sial" Celetuknya tiba tiba
"Sstt, diem gue ngga mau lo ngomong apapun diem" Ucap Mahen
Haikal diam "sudah sudah Mahen udah makan belum?" Tanya Yuna
"Udah tadi Bunda sama temen temen"
Haikal merasa sepertinya Mahen menghindari masakan Yuna "baiklah Haikal makan ya Bunda suapi" Ucap Yuna duduk di samping Haikal
"Ayah ikut Mahen sebentar" Ucap Mahen
Baskara mengikuti Mahen keluar kamar Haikal
"Sekarang ayah lihat! Puas! Haikal sekarat yah! Puas! Hah! Ini kan yang ayah mau!" Bentak Mahen
"Kamu yang sopan mahen!, apa maksud kamu, anak itu memang pembawa sial, dia pembunuh!" Jawab Baskara
"Dia bukan pembunuh, Mahen ingat dulu memang Haikal hampir tenggelam dan Bunda yang menyelamatkan nya, tapi apa ayah ingat janji ayah kepada Bunda"
"Baskara aku titip anak anak... jangan salahkan Haikal... sayangi Haikal,..."
"Tapi apa yah, Ayah malah mengingkari janji ayah kepada Bunda Gita," Geram Mahen
"Mahen tau perbuatan Mahen ke Haikal itu salah, tapi Mahen udah melupakan kejadian hari itu yah, Mahen merasa jadi kakak yang gagal" Ucap Mahen
"Pikirkan baik baik ayah, tidak ada kesempatan kedua" Ucap Mahen sebelum pergi masuk
"Kalian ngga bertengkar kan?" Tanya Haikal
"Ngga cuman ngobrol aja, udah istirahat aja gue yang bakal jagain lo malam ini"Ucap Mahen
Haikal mengangguk
Mahen ingin sekali membawa Haikal pergi dari neraka itu tapi Mahen melihat Haikal yang sangat akrab dengan adik tiri nya itu ia mengurungkan niat nya
Yuna sudah selesai menyuapi Haikal kini anak itu sedang istirahat.
Keesokan hari nya Haikal sudah bangun dan sang Kakak belum dia pergi ke toilet untuk mencuci muka
"Haikal? Kal?" Panggil Mahen
"Kenapa?" Ucap Haikal keluar dari Toilet
"Kenapa ngga bangunin gue?" Tanya Mahen
"Kasihan sama abang," Ucap Haikal
"Abang ngga ngampus?" Tanya Haikal
"Ngga gue jagain lo aja seharian," Ucap Mahen
Haikal duduk ke bangsal nya "lo mau makan apa biar gue beliin" Tanya Mahen
"Ngga laper"
"Lo harus minum obat kal," Ucap Mahen
"Roti aja sama air" Ucap Haikal
"Yaudah tunggu sini bentar nanti gue balik" Ucap Mahen
Haikal mengangguk faham, Mahen pergi ke kantin Rumah Sakit itu membeli pesanan Haikal
Ketika selesai membeli roti dan air Mahen kembali ke kamar Haikal "nih di makan abis itu lo minum obat" Ucap Mahen
"Abang mau?" Tanya Haikal menyodorkan roti yang cukup berdua itu
"Buat lo aja" Ucap Mahen
Lalu Haikal menunduk lesu "ah iya iya sini gue mau," Ucap Mahen lalu Haikal tersenyum
Kalau sudah soal adik nya mau menangis Mahen akui Mahen kalah
TBC
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Berbisik (Haechan)
FanficSeorang anak yang selalu di pandang sebelah mata oleh keluarga nya dan harus di tuntut sempurna di segala hal Namun segala hal baik selalu berpihak pada Haikal NO COPY KARYA ORANG 🚫