Chapter 5

10 0 0
                                    

HAPPY READING
GUYSSSS
🥳🥳

Saat semua orang sudah ingin memainkan note mereka seseorang dengan tergesa-gesa segera membuka pintu kelas seni, itu membuat naura membuat raut wajah datar.

" Lo!! Masuk. " ucap Naura dingin.

Seseorang itu pun masuk dengan gaya cool nya, itu membuat naura sedikit ngeri dengan kelakuan orang itu.

" kenapa lo telat?? " tanya naura dengan tenang.

" Maaf kak kalau gue telat, tadi jalanan macet. " ucap Si anak yang telat itu.

" baiklah, apa lo sudah dapat hukuman dari Bu Trisha. " ucap Naura.

" sudah kak. " ucap si anak telat itu.

" kamu anak paduan atau anak musik?? " tanya Naura sambil mencatat.

" Anak musik kak. " ucap si anak telat itu.

" Namamu?? " tanya Naura.

" Devan kak. " ucap nya.

" Oke lo bisa duduk langsung ambil gitar mu dan ini kertas note mu. " ucap Naura sambil memberikan kertas note nya.

" Oke semuanya, kita ulang lagi yah, untuk iringan musik awal khusus untuk Musik, intonasi kedua khusus untuk Paduan suara biarkan 3 musik mengalunkan lagu, kalau di intonasi ketiga baru bareng-bareng dengan nada yang tegas dan keras. " ucap Naura.

" BAIK KAK!! / NAU!!! " udah semuanya kompak.

Naura hanya tersenyum dia bisa keduanya jadi dia mengambil kursi guru dan duduk di depan, note lagu untuk musik pun terdengar naura mendengarkan dengan seksama sesekali memainkan gitar miliknya, tetapi matanya melihat ke beberapa siswa yang tengah bingung sudah sampai note keberapa.

Setelah selesainya bagian musik naura meminta yang musik untuk istirahat sambil dirinya memilih 3 dari mereka.

" Yang saya suruh ke depan yang akan menjadi musik bagi paduan suara. " ucap Naura.

" Oke yang pertama Rakha. " ucap Naura sambil menatap rakha.

" Kok gue?? " tanya rakha.

" Permainan lo bagus gue jadi salfok tadi. " ucap Naura dengan santai, akhirnya rakha langsung ke depan.

" Oke, kedua Marcel. " ucap Naura, Marcel yang namanya terpanggil pun segera ke depan.

" Dan terakhir Devan. " ucap Naura.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Mendengar namanya terpanggil Devan segera pergi ke depan, Naura yang melihat ketiga anggota yang ia panggil pun mengangguk.

" Oke yang musik lainnya dengarkan intonasinya, yang paduan suara dengarkan nadanya lalu bernyanyi, nanti saya akan ikut bernyanyi tapi tentu dengan mengelilingi kalian, dan untuk penilaian yang terakhir akan ada satu pemusik dan satu paduan suara yang ke depan dan membawakan lagu ini. " ucap Naura.

" Jelas??? " tanya Naura.

" Jelas Kak. " ucap mereka kompak.
Intonasi dari ketiga gitar itu pun memenuhi ruangan, dengan beberapa ketukan dari Beberapa paduan suara yang menambah kekompakan mereka.

Ha-ah-ah-ah
Melihatmu bahagia, satu hal yang terindah
Anug'rah cinta yang pernah kupunya
Kau buatku percaya ketulusan cinta
Seakan kisah sempurna 'kan tiba
Masih jelas teringat pelukanmu yang hangat
Seakan semua tak mungkin menghilang
Kini hanya kenangan yang telah kau tinggalkan
Tak tersisa lagi waktu bersama
Mengapa masih ada
Sisa rasa di dada
Di saat kau pergi begitu saja?
Mampukah ku bertahan
Tanpa hadirmu, sayang?
Tuhan, sampaikan rindu untuknya (rindu untuknya)
Masih jelas teringat (jelas teringat) pelukanmu yang hangat
Seakan semua tak mungkin menghilang (menghilang)
Kini hanya kenangan yang t'lah kau tinggalkan
Tak tersisa lagi waktu bersama (waktu bersama)
Mengapa masih ada
Sisa rasa di dada
Di saat kau pergi begitu saja? (Begitu saja)

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang