PONPES

82 4 0
                                    

Dikediaman laki laki jakung itu kini tengah mempersiapkan dirinya dengan gamis koko yang sudah terletak manis ditubuh bidang nya tak lupa pula peci putih diatas kepalanya, maasyaallah mapan sekali mas alim ini. Bahkan jika mala melihatnya mungkin gadis itu akan merasakan sesak untuk bernafas melihat kaum adam yang bgt nyaris sempurna itu. Rakha berjalan menurunni anak tangganya menghampiri kedua orangtuanya yang kini telah menunggu nya.
" Maasyaallah anak umi tampan sekali," puji sinta saat melihat putra sematawayangnya itu dgn penampilan yang sangat berbeda.
" jangan berlebihan umi nanti takutnya rakha takabbur, gmn?" Tanya rakha diakhir kalimatnya.
" jangan dong, tapi umi bicara apa adanya mass," jawab sinta pada rakha.
" sudah ayo brangkat," ajak bagas pada rakha dan istrinya.
Disebuah rumah minimalis itu mala yang tengah bersantai di ruang tv nya mendegus kesal dia merasa bosan di dlm rmh nya.
" bosen guaa pengen yg manis manis tapi apa ya," ujar mala bermonolog sendiri dgn mengatuk dagunya, lama berfikir akhirnya mala mendapatkan suatu jawaban di dalam otaknya.
" ahh martabak manis," ujarnya lalu beranjak pergi mengambil cardigan Sbg pelengkap outfit nya.
Sedangkan disebuah ponpes yang cukup besar, memang besar selain karena elit ponpes yg memang kaulitasnya bagus itu. Tak sedikit yang menimba ilmu disana, bagas beserta sinta turun lebih dulu dari mobil nya menghampiri sosok yg biasa dikatakan pengurus ponpes milik kakek rakha.
" assalamualaikum apa kabar kamu bagas?," sapa ruslam pada bagas.
" waalaikumsalam kabar saya baik ruslam," sapa balik bagas pada ruslam.
Seluet mata bagas mengarah pada gadis cantik yang tengah menundukkan kepalanya gadis itu seumuran dengan rakha putranya, dirinya tau siapa gadis itu anak dari pengurus ponpes yang bagas percayai, gadis belia yg ditinggalkan ibunya sejak bayi.
" kamu pasti syifa kan?" Tanya bagas pada gadis itu. Syifa yang mendengar penuturan itu menganggukan kepalanya, lalu mencium punggung tangan bagas.
" assalamualaikum om, tante saya Syifa," salam Syifa pada bagas dan sinta.
Saat Bagas hendak ingin membalas salam dari gadis itu, niatnya terurungkan kala mendengar suara putra nya dan kedatangannya.
" maaf abi, rakha telat tadi masih ada urusan," ujar rakha pada bagas.
Syifa yang sedari tadi menundukkan kepalanya kini mengangkat kepalanya kala mendengar suara berat yang memasuki gendong telinganya. Menatapnya wajah itu dengan damai sosok seorang laki laki dengan pakaiannya yang mampu menyita perhatian kala kaum hawa melihatnya. Tanpa dia sadari bibirnya terangkat menampakkan senyum tipis dibibirnya dengan kepala tertunduknya.
Dia tau siapa laki-laki itu cucu dari pemilik ponpes al islam laki-laki gadungan yang sering membuat dirinya harus memasuki penjara suci itu.
Syifa mengagumi nya kala waktu itu dihadapannya sedang berdakwah di masjid ponpes milik mendiang kakek nya tanpa ia sadari dirinya kagum dan menaruh rasa terhadap rakha. Ternyata bukan mala saja yang menyukai rakha secara diam diam, syifa pun juga melakukan hal yang sama, begitu pula dengan pemikiran nya rakha yang nyaris sempurna mana mungkin menyukai dirinya.
Disebuah jalanan yang begitu sepi membuat mala sedikit merinding saat melewati lorong jalan disana gadis itu lebih memilih berjalan kaki untuk menikmati angin sejuknya malam hari dengan satu set pakaian piyama celana panjang, dengan lengan pendek yang dibaluti cardigan untuk menutupi lengannya.
Gadis itu dengan langkah gontai sembari menelusuri jalannya dgn kantong transparan yang berisikan martabak manis di tangannya, mala semakin melakukan jalannya kala mendengar langkah kaki yg mengikutinya dari arah belakang dan benar saja ke 2 preman itu kini sedang menghadang jalannya.
" mau apa kalian," tanya mala gugup dengann keringat dinginnya.
Takut dan trauma menjadi satu mala memiliki rasa trauma terhadap kegelapan kedua preman itu mencoba mendekati mala yang melihat itu bergegas memundurkan dirinya dan berusaha kabur dari ke 2 preman disana, tapi naas preman itu mencekal pergelangan tangan mala membuat mala semakin ketakutan.
" lepasin," bentak mala berusaha melepaskan diri.
" ayo ikut, buat kita seneng dulu," ujar salah satu preman itu membuat hati mala mencolos.
Air matanya sudah mengalir deras di pipinya fikiran nya sudah tak karuan, dirinya takut hal yg tdk diinginkan terjadi padanya, tapi dirinya tdk blh lemah mala menendang nya, kaki preman itu dgn keras membuat sang empu meringis kesakitan, mala berusaha untuk kabur dan mulai berlari untuk menghindari dari kedua preman itu, saking cerobohnya membuat gadis itu tersandung dan jatuh di trotoar sana.
" aunchh.. ," ringis mala saat lututnya mencium trotoar itu.
" mau lari kemana lo," ujar preman itu saat berhasil mengejar mala.
" tolonggg... siapapun tlng guaa," teriak mala sekencang mungkin tapi yidak ada tanda keberadaan seseorang yang lewat disana membuat preman itu tertawa sepuas puasnya pasalnya tidak ada yg mendengarkan teriakan gadis itu.
" ayo ikut," ajak preman itu berniat membawa mala.
" gamau, lepasin!," tolak mala pada preman itu.
BUGH!
satu pukulan yg tiba tiba dilayangkan seseorang pada preman  itu.
" bangsat, berani berani nya beraninya sama cewek," ujar seseorang itu membabi buta preman itu.
Hiks... hiks... hiks...
Isakan tangis mala terdengar jelas ditelinga seseorang yang sedang membabi buta kedua preman itu, membuat laki laki itu menghentikan aksinya menyisirnya rambut kepalanya kebelakang dengan jari jemarinya, kedua preman itu sudah terkapar lemah.
" pergi lo dari sini sebelum kesabaran gua habis," usia seseorang itu kepada kedua preman itu.
" ampun bang, kita bakalan pergi," ujar salah satu preman itu lalu pergi dari sana.
" hiks hiks hiks," isak tangis mala dengan posisinya.
" udah gausah nangis," ujar seseorang itu, membuat mala kini mendongakkan kepalanya menampakkan sosok yang dirinya kenali.
" kak gara," ujar mala mengetahui yg menolong adalah tetanggaa nya.
Gadis itu menghamburkan tubuhnya dalam dada bidangnya laki laki itu tersentak kala gadis itu memeluknya secara tiba tiba tubuhnya, kaku tapi menerimanya laki-laki itu tersenyum hangat. Seperti merasakan desiran aneh dalam hatinya, tangannya terangkat untuk mengeluh lembut rambut mala untuk memberinya ketenangan. Mala yang mendapatkan sentuhan itu bukanya tenang malah semakin gencar tangisnya.
" hiks aku gatau apa jadinya kalo kakak ga dateng tepat waktu," ujar mala disela isakan tangisnya.
" udh gausah nangis, lain kali jangan sendiri an, apalagi tengah malem kaya gini," ujar gara yang diangguki mala, situasi itu cukup lama mala yang tersadar melepaskan pelukannya kala gara membuka suara sedikit ingin menggodanya.
" nyaman banget kek nya," ujar gara sedikit meledak mala.
" dih, ngapain gw peluk lo," kaget mala lalu mengusap air matanya dan melepaskan pelukannya membuat gara kini menatapnya.
" lo sendiri yg meluk gua," ucap gara pada mala.
" sengaja kan lo ngedeketin gua biar bisa pelukan," tanya mala dengan mengintimindasi.
" mana ada, udh ditolongin bukannya makasih, malah marah,"  ujar gara memutar matanya malas.
" ya, makasih," ujar mala sedikit ketus.
" yang ikhlas dong makasih nya," ujar gara Membuat mala kini menatapnya tajam.
" terserah gua dong, mulut mulut gua," ucap mala.
" Dasar cowok freak,"
" baru kali ini ada cewek yg mengibarkan bendera permusuhan sama gua," ujar gara pada mala.

Di ponpes al islam rakha tengah memimpin doa untuk acara yg tengah berlangsung di ponpes itu, membuat semua penghuni di sana tak henti hentinya memuji kagum sosok seorang raden rakha.
Maasyaallah kak rakha tampan sekali.

Iyaa suami idaman banget

Calon imam yang sesungguhnya

Begitulah pujian pujian yang mampu di dengar oleh syifa, gadis itu tersenyum memang benar apa adanya yg dikatakan santai disana siapa yg tidak menginginkan seorang suami yang paham agama seperti dia, yang bisa menjaga pandangan nya dikala semua wanita berlomba lomba ingin menatapnya, berlomba lomba untuk memantaskan dirinya di depan kaum adam yang nyaris sempurna, meskipun tidak sesempurna bagindamya.
" jika jodoh dekatkanlah, tapi jika tidak hapuskanlah rasa ini untuknya dan bantuan aku untuk melupakannya," batin syifa dengan setia menatap laki laki ituvdari kejauhan.
" sungguh mendengar suara nya saja aku sudah jatuh cinta apa lagi bisa memilikinya, apakah gadis sepertiku ini mampu memikat dan memiliki seorang raden rakha yang nyaris sempurna itu ya allah," lanjutnya dengan tersenyum menundukkan kepalanya.
" terimakasih untuk malam ini bagas sudah menyempatkan waktu untuk acara malam ini," ujar ruslan pada bagas.
" tidak usah berterimakasih, sudah sepatutnya kan saya ikut andil dlm ponpes mendiang kakek rakha ini," seru bagas yg diangguki ruslan.
" kalo gitu kami pamit dulu, assalamualaikum," pamit bagas yang diangguki ruslan.
" waalaikumsalam," jawab ruslan pada bagas.
Rakha beserta kedua orangtuanya meninggalkan ponpes itu saat acara itu sudah selesai.

" menurut kamu syifa gmn son?," tanya bagas tiba tiba.
" gmn apanya bi?," tanya rakha belum mengerti.
" orangnya dan kepribadian nya," jawab bagas membuat rakha terdiam cukup lama.
" rakha tdk bsa menilainya bi, karena memang rakha tdk dekat dengan nya," jelas rakha pada bagas.
" jika abi ingin menjodohkan kamu dengan dia apa kamu mau?," tanya bagas membuat rakha menghentikan mobilitas secara tiba tiba.
" kenapa mas?" Tanya sinta saat melihat putra nya menghentikan mobil nya.
" gpp umi tadi rakha cuma kaget aja," jawab rakha lalu melanjutkan perjalanan nya.
" jadi gimana rakh apa kamu mau,?" Tanya nya lagi bagas pada rakha.
" maaf abi rakha tdk bsa," tolak rakha pada bagas.
" kenapa son? Syifa baik, dia juga cantik dan sempurna," tanya bagas pada rakha.
" rakha tdk mencintai nya abi, rakha juga sudah punya pilihan rakha sendiri," jawab rakha pada bagas.
" siapa dia son? Bahkan kamu blm pernah menunjukan fotonya pada abi,?" Tanya bagas pada rakha.
" gadis yang rakha ceritakan 2 minggu lalu, yg rakha ingin ajak ta'aruf," jawab rakha membuat bagas kini menatapnya.
" jika kamu mantab dengan pilihan kamu, kenapa tidak mau langsungkan etikad baikmu itu jangan menggantung perasaan anak orang,"
" rakha pengen bi, tapi rakha sama dia masih sekolah, apa kata orang disana jika rakha menikah saat masih muda," jelas rakha membuat bagas terkekeh.
" kamu lupa jika kamu anak abi? Anak pemilik sekolah itu?," tanya bagas yg digelengin rakha.
" kamu bisa menyembunyikan hubungan kalian, kita resmikan hubungan kalian secara diam diam," ujar bagas membuat rakha tersenyum.
" abi setuju?," tanya rakha yang diangguki bagas.
" tentu, kamu pikir abi akan marah jika kamu menolak tawaran abi," tanya bagas yg diangguki rakha.
" justru itu abi terselamatkan dari ikatan yg tdk di inginkan putra abi," ujar bagas membuat rakha tersenyum.
" makasih ya bi," ujar rakha yg dihadiahi senyuman oleh bagas.
" tunggu aku ya la," batin rakha tersenyum.

   SECANTIK DAN SESEMPURNA APAPUN WANITA DI LUARAN SANA, JIKA MATA MENOLEH PADAMU DAN HATI BERPIJAK PADA CINTAMU MEREKA BISA APA??
           - Rakha -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIARY BASMALAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang