pernyataan.

214 3 1
                                    

Gadis itu menghempaskan tumbuhnya di sofa toko kue bunanya, selain karena lelah dirinya juga sedikit kecewa karena novel yang dia inginkan sudah laku terjual.
" nyesel gua pas waktu itu gak guaaa  beli tuh novel," gumam mala sembari menekuk wajah cantiknya.
" kenapa al, mukanya kok ditekuk gitu?," tanya nya buna pada mala.
" novel yang al pengenin udah laku terjual buna," cicit mala mengadu pada bunanya.
" novel mulu, perasaan novel kamu masih banyak loh all!," seru buna pada mala.
" tapi itu versi baru buna, buna gak akan paham deh sama orang yang suka sama novel," jawab mala membuat bunannya itu menggelengkan kepalanya.
" ya buna harus apa al?," udah sana pulang, besok kan harus sekolah !," ujar bunda mala pada mala.
Gadis itu menuruti perkataan bunanya, mala meninggalkan pekarangan tokonya setelah mencium punggung tangan buna nya, menelusuri jalanan jakarta dengan kecepatan rata rata dengan si putih, kota yang dikenal dengan kemacetannya apalagi dihari ini, hari minggu banyak yang sedang liburan entah itu bersama keluarga nya, atau bersama pasangannya.
Mala menghentikan motor nya disebuah taman dirinya ingin sekali menikmati suasana hari yang akan berjalan petang, gadis dengan dress hitam selutut itu mendudukan tumbuhnya dikursi besi yang berada ditahan sana menghirupnya suasana angin yang membuat dirinya tenang. Sepertinya tempat itu akan menjadi tempat favorit mala sekarang.
" kira kira tipe ceweknya kak raden kaya gimana ya," monolog mala dengan sendirinya.
" pasti yang solehah gak kaya gua yang mempunyai sifat ganda, kadang solehah, kadang gila," kekeh mala menertawakan dirinya.
" tapi kan lebih baik seperti itu dari pada didepan orang baik tapi dibelakang munafik, tapi lo harus percaya diri mal, lo sebenarnya cantik kok dan gak sedikit yang suka sama lo, tapi lo jya aja yang berharap sama si dingin itu," ujar mala bermonolog sendiri.
" si dingin itu saya," ujar seseorang dari arah belakang mala.
Mala yang mendengar penuturan itu memutar tubuhnya terhadap sang lawan bicara, tanpa disengaja mata mereka mata hazel itu menatap lekat mata caramel itu, situasi itu berjalan cukup lama rakha yang baru tersadar membuang wajahnya ke sembarang arah, menarik napas dalam.
" astagfirullah maaf kan hamba yaallah," batinnya beristigfar karena telah menatap mata seorang gadis yang bukan makhram nya.
" kak,ngapain disini," tanya mala kaget saat melihat kedatangan rakha kakak kelas nya itu.
" gak sengaja lewat, terus liat kamu disini," ujar rakha tanpa sadar.
" hah kamu, kak raden pake kata kamu sama aku," batin mala terkejut tapi ada rasa senang di hatinya.
" nih buat kamu," ujar rakha menyodorkan sesuatu pada gadis itu membuat mala terdiam.
" itu apa kak," tanya mala pada rakha.
" nanti kamu juga tau itu isinya apa," jawab rakha sembari menyodorkan paper bag itu pada mala.
" aku terima ya kak," ujar mala yang diangguki rakha.
" saya boleh tanya sesuatu sama kamu?," tanya rakha yang diangguki mala.
" boleh kakak mau tanya apa," jawab mala pada kakak kelasnya itu.
" maaf jika saya lancang bertanya seperti ini, dan mempertanyakan perihal privasi kamu," ujar rakha pada mala.
" kamu ada rasa sama saya," lanjutnya rakha bertanya dengan bahasa bukunya.
Kalian tau siapa pun yang berada diposisi mala sekarang itu sangatlah beruntung, selain rakha yang hits dan anak pemilik sekolah, laki laki yang notabennya anti perempuan dan jarang berinteraksi dengan lawan jenisnya, kini membuka suara dengannya.
Dengan nada lembut yang jarang terdengar oleh gadis siapapun dan  manapun, rakha adalah pria pendiam dirinya hanya mengucapkan sepatah kata jika itu bukan dengan sesama jenisnya, atau gak hanya sekedar mengangguk dan berkata hmmm berbeda dengan dirinya saat berbicara dengan sahabatnya.
Mala terdiam membisu dirinya takut jika penuturan nya membuat laki laki disampingnya itu merasa ilfil padanya, apalagi dirinya yang menyimpan rasa terhadap dirinya, menyimpan rasa pada seorang lakilaki yang belum tentu juga menyukai nya.
Gadis itu menunduk, jujur saja kejadian ini tak ia inginkan. Bagaimana jika dirinya berkata jujur mengenai perasaannya, tapi laki laki yang dia sukai tak menyukainya dan sifat nya, bagaimana jika perasaan itu tak terbalaskan.
Tapi jujur dari awal memang lah harus dilakukan, jawaban yang akan lakilaki itu lontarkan, mau tak mau harus mala terima, setidaknya dengan ini beban nya berkurang, jika dia membalas nya mala ucapkan syukur alhamdulillah tapi jika tidak, tidak apa mala akan menguburnya dalam dalam dan melepaskan nya karena dia itu tau, tak semua keinginan nya tercapai.
" maaf tak sengaja buku kamu waktu itu terbawa angin sehingga memperlihatkan tulisan tangan kamu, dan saya tidak sengaja membacanya kala saya mengambilnya," jelas rakha membuka suara saat melihat keheningan itu.
" gapapa kok kak,"
" saya tidak akan memaksa kamu untuk menjawab jika itu keberatan buat kamu," seru rakha pada mala.
Mala tersenyum laki laki disampingnya itu seperti nya paham dan mengerti, tapi mala harus mengungkapkan perasaan nya, situasi ini memanglah tepat untuk memberi tau kan semuanya, apalagi laki laki disampingnya itu sangat jarang sekali terlihat di area sekolahannya dan mala tak mau menyianyiakan kesempatan di momen ini, untuk jawaban yang akan dia terima mala akan menerima nya dengan lapang dada, setidaknya dengan ini mala bisa tau dia akan berjuang, atau malah sebaliknya mundur perlahan dan menghapusnya rasa yang sudah lama ia pendam.
" bismillah," batin mala lalu menganggukan kepalanya.
" iya, aku suka kakak dari satu tahun yang lalu dan tahun ini adalah tahun kedua," jawab mala mantap dirinya tidak akan terlalu memikirkan konsekuensinya setidaknya setelah jujur beban dibahunya sedikit berkurang.
" tapi aku sadar diri kak, jadi anggap saja aku tidak pernah ada di kehidupan kakak dan kejadian hari ini dimana aku memberitahukan perasaanku ke kakak lupakan saja," lanjutnya dengan setia menundukkan kepala.
" maaf saya tidak bisa membalas perasaan mu mala," seru rakha seakan membuat dada gadis itu sesak dan dengan bersamaan jatuhnya tetesan air matanya, mala mengusap air matanya kasar.
" aku tau kok kak dan gapapa juga, jadi jangan minta maaf," ujar mala lirih.
" saya tidak bisa menjalani hubungan dengan status pacaran tapi saya ingin -__," ujar rakha menggantung.
" saya ingin kita berkomitmen," lanjutnya membuat mala yang sedari tadi menundukkan kepalanya, kini mengangkat kepalanya.
" maksud kaka?," tanya mala pada rakha yang belum paham.
" saya tidak ingin kita berpacaran, tapi saya ingin kita berkomitmen, di mana saya dan kamu harus menjaga hati satu sama lain kamu mau kan?," tanya rakha diakhir kalimatnya pada mala.
Gadis itu terdiam seperti sedang mencerna perkataan laki laki disampingnya. " berkomitmen,' batinnya.
Mala menganggukan kepalanya lalu ia menjawab " iya kak aku mau," jawab mala membuat rakha tersenyum tanpa melihat wajah mala.
Senyum yang sangat jarang dilihat oleh siapapun, gadis itu menatap lekat wajah laki-laki itu sedangkan yang ditatap menatap lurus kedepan.
" terimakasih yaallah semoga ini awal yang baik untuk kita," batin mala terharu, lalu tersenyum.
" terimakasih sudah mau percaya sama saya jika sudah tiba waktunya, saya akan mengajak mu taaruf," ujar rakha membuat mala kian meneteskan air mata nya kembali.
" semoga terjadi ya kak, semoga tuhan melancarkan niat baik kita," ujar mala yang diangguki rakha.
" insyaallah kamu bantu doa juga ya, bismillah kalo jodoh gak akan kemana," ujar rakha yang di amin kan mala.
" amin, semoga diijabah sama allah," .
" antara manisnya syahadat, dan baiknya shafaat, dan diantara hitungan tasbih, aku yakin sujud mu dan sujudku akan bertemu di tempat yang sama,"
" saya tidak akan mengekang mu karena kita masih berkomitmen, kamu boleh melakukan hal apapun asal itu kebaikan dan jauhi yang bukan makhram kamu," peringat rakha pada mala, mala tersenyum pasalnya laki-laki itu menunjukkan perhatian nya meskipun dengan sikap dinginnya.
" ayo pulang, saya antar kamu sampai rumah," ajak rakha pada mala.
" gak usah kak, aku bawa motor kok," tolak mala pada rakha.
" saya tau saya cuma ingin mengawal nya dari belakang dan memastikan kamu pulang dengan selamat, apalagi ini sudah mau masuk magrib nanti kamu bukannya pulang, malah disembunyikan setan gimana," ujar rakha membuat mala membelalakan matanya.
Apakah laki laki disampingnya sedang mengajaknya bercanda, bahkan laki laki itu berbicara sepanjang itu terhadapnya.
" ternyata kakak bisa bercanda juga ya," ujar mala terkekeh.
" saya juga manusia mala, saya dingin sama orang tertentu saja," jawab rakha membuat mala menganggukan kepalanya.
" ayok," ajak rskha yang berjalan menuju motor nya yang diikuti mala dibelakangnya.
Kedua insan yang berbeda gender itu menyusui jalan dengan mala yang didepan dan rakha yang mengikuti nya dari arah belakang. Hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk sampai di rumah gadis itu. Disebuah rumah minimalis itu kini mala dan rajha telah sampai menghentikan motor nya didepan gerbang rumah mala.
" sekali lagi makasih ya kak," ucap mala yang diangguki rakha.
" sama-sama kalo gitu saya pulang dulu, jangan lupa bersih bersih dab sholat," peringat rakha pada mala, gadis itu menganggukan kepalanya sebagai tanda paham.
" udah sana masuk!," ujar fakha membuat maka kini memasuki pekarangan rumahnya dan berniat menutup pintu pagar nya.
Deruan motor yang masih terdengar oleh mala itu kini melesat jauh, gadis itu enggan untuk pergi dirinya terus terusan menatapnya punggung laki laki itu yang semakin lama semakin hilang, laki laki yang sudah berhasil merenggut dunianya.
" aaaaa.... kak raden aku gak lagi mimpi kan," gumam mala dengan menepuk kedua pipinya.
" auncc ternyata ini beneran nyata, gua gak lagi mimpi, bunaaa ku bahagia sekali hari ini!," teriak mala sembari berlari menuju kamar nya untuk menuju meja belajarnya, seperti yang kalian ketahui ini kisah diary basmalah apapun yang terjadi setiap harinya, gadis itu akan menceritakan semuanya dibuka hariannya.
Tepat tanggal 21 november 2023 ini aku menuliskan kisahku yang akan aku awali dengan dia sekarang, hari dimana yang menurutku harus aku ceritakan dalam buku ini. Laki laki yang aku sukai kini telah mengajakku untuk berkomitmen dengannya, suatu hubungan tanpa ikatan, tapi saling menjaga satu sama lain.
Aku kira ini adalah mimpiku tapi ternyata ini semua memang nyata apa adanya mungkinkah tuhan menyetujui hubungan ini? Semoga tuhan mempermudah kami berjalan di jalan yang di ridhoi. Tulis nya mala dibuku hariannya.
Pagi telah tiba, jam sudah menunjukkan pukul 06.35 mala yang baru saja terbangun harus bergegas menuju sekolahnya mengambar nya tad beserta cardigan yang akan ia kenakan di tubuhnya tentu setelah dirinya membersihkan tubuhnya.
" mampus bisa dihukum gua kalo sampe telat kesekklah," gumam mala yang berlari kearah motornya.
" buna kok gak bangunin all sih," celoteh mala dengan menaiki motor nya.
Gadis yang diikat dua sebagian anak rambut nya membuat mala begitu menggemaskan, memasangnya helm di kepalanya lalu menjalankan motornya di kecepatan atas rata rata, tapi naas insiden yang terjadi padanya membuat dirinya harus dihukum sekarang.
" kenapa telat," tanya seorang laki laki tampan dengan tubuh tegal yang dibaluti almamater osisnya, laki laki yang begitu sempurna jika saja bertatap muka tidak lah dosa, mungkin gadis itu akan menatap nya sekarang.
" kesiangan kak, ditambah lagi tadi ban motor bocor," jawab mala pada rakha.
" tidak ada toleransi kamu harus tetap menjalani hukuman," jawabnya dingin membuat mala sedikit mendengus kesal.
" mana ada calon istri dihukum," guman mala yang masih mampu didengar oleh rakha.
" kamu bilang apa tadi," tanya rakha yang digelengin mala.
" gak ada bilang apa apa kok kak, kakak salah denger kali," ujar mala pada rakha.
" udah deh hukuman aku apa sekarang," tanya mala ketus.
" kamu marah sama saya," tanya rakha pada mala namun gadis itu tidak menjawab.
" ishh, pake nanya lagi," batin mala kesal.
" Udah ya, kak mau menjalankan masa hukuman dulu," sindir mala meninggalkan rakha disana.
" untung gua cewek yang kuat, kalo gak bisa pingsan gua," gumam mala sembari mengelap keringat ditubuhnya.
" mala kok lo bisa sih telat," tanya lea tiba tiba dengan sedikit berteriak.
" lea bisa gak sih lo kalo mau dateng salam dulu kek, ngagetin aja kerjaannya," ujar mala membuat lea tersenyum menampakkan gigi putihnya.
" sory mal, lagian tumben sih, kok lo bisa telat," tanya lea pada mala.
" gua tadi malem baca novel baru gua sampai larut malam mana tadi di jalan ban motor gua bocor lagi," jawab mala yang diangguki lea.
" Novel baru? Kapan belinya? Perasaan kemaren lo gak ada beli deh," tanya lea membuat mala merutuki mulutnya.
" aduh pake keceplosan lagi, gak mungkinkan gua kasih tau kalo itu Nobel dari kak raden," batin mala dengan sendirinya.
" oh enggak kok le, maksud gua itu jovel yang lama, iya yang lama," ujar mala berbohong.
" sorry ya le, gua belum bisa cerita ini semua sama li," batin mala meras tidak enak.
" ehem," deheman seseorang itu membuat dua gadis itu menoleh secara bersamaan padanya.
" kak rakha, ada apa?," tanya lea pada kakak kelasnya itu.
" boleh pinjem temennya sebentar," bukannya menjawab pertanyaan rakha malah bertanya balik.
" ih boleh kak, kalo gitu gua permisi dulu ya, bay all!," ujar lea lalu pergi meninggalkan mereka.
Seperti kemarin, duduk bersebelahan dengan satu kursi yang sama tapi berjalan sama sama hening hingga pria itu membuka suara lebih dulu.
" nih, saya tau kamu belum makan," ujar rakha sembari menyodorkan air mineral dengan sebungkus nasi goreng yang sudah ia beli di kantin tadi.
" gak usah kak makasih aku bisa beli sendiri," tolak mala pada rakha.
" kamu masih marah sama saya? Saya ngelakuin itu biar kamu semakin disiplin," ujar rakha pada mala.
" iya kak, aku tau aku salah aku minta maaf," ujar mala yang diangguki rakha.
" lain kali jangan sampai larut baca novel nya, yaudah kalo gitu saya mau ke ruangan osis dulu, jangan lupa dimakan kalo sakit siapa yang repot kalo bukan bunda kamu," ujar rakha panjang lebar membuat mala membulatkan matanya, rakha meletakkan makanan itu dikursi sana meninggalkan mala yang masih terdiam kaku.
" ternyata bisa ngomong panjang lebar juga ya kak raden," monolog mala saat mendengar penuturan dari lakilaki itu.
Setelah kejadian itu, keduanya semakin akrab untuk suatu hubungan Mereka sepakat untuk tidak berpacaran mereka hanya berkomitmen.

DIARY BASMALAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang