SAGARA.

68 4 0
                                    

Setelah menghancurkan perahu kertas itu mala kembali duduk dibangku kayu di tepi danau sana sembari menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya.

Mala menenggelam kan lamunan nya di alam mata tertutupnya tanpa ia sadari seseorang menatap lekat wajah indahnya hembusan angin yang membawa anak rambut mala membuat seseorang itu semakin kagum, wajah yang simetris paduan bibir ranum dengan bulu mata yang lentik dan hidung yang mancung membuatnya semakin tertarik dalam lamunan induk menatap wajah gadis itu.

" cantik," puji seseorang itu Membuat mala tersentak lalu memalingkan wajahnya pada seseorang yang kini tengah duduk di sampingnya. Mata mereka bertemu dan saling mengunci mala yang tersadar membuang arah pandangannya ke sembarang arah.

" lo ngapain disini," tanya mala pada seorang itu.
" gua gak sengaja lewat sini terus ngeliat lo, yaudah gua samperin," jawab gara pada mala.
" bohong! Pasti lo nguntitin gua kan, ngaku ko?," tanya mala dengan menunjuk kearah wajah gara.
" dih siapa juga yang nguntitin lo, rumah gua daerah sini dan ini tempat umum jadi bebas dong mau gua kesini kek atau gak, itu urusan gua," jawab gara Membuat mala menganga saat mendengarkan penuturan nya.
' lo ternyata nyebelin juga ya jadi orang," ujar mala sembari membereskan buku buku nya dan memasukkannya ke dalam tas nya.
" mau kemana lo," tanya gara pada mala namun gadis itu enggan menjawabnya.

Mala lebih memilih diam sungguh mood nya sudah benar benar dibuat hancur oleh pria itu. Gadis itu beranjak pergi meninggalkan gara sendiri disana tanpa mereka sadari interaksi mala dengan pria itu tak luput dari penglihatan rakha. Entahlah melihat mereka seperti membuat dirinya sedikit tak suka, tapi dia bisa apa? Komitmen yang mereka lakukan adalah pilihannya.

Untuk soal jawaban rakha sudah mendapatkannya beberapa hari yang lalu tapi di mimpi itu wajah gadisnya belum begitu sempurna, rakha yakin jika gadis dalam mimpinya itu adalah mala gadis yang menyukainya secara diam diam tapi dirinya belum ada keberanian  untuk memberitahukan nya langsung karena wajah seseorang di dalam mimpinya yang belum begitu sangat jelas.

Pernikahan nukanlah bahan permainan, hubungan yang sakral dan suci harus benar benar dibuat dengan keputusan yang matang, selain karena agama ini juga perihal untuk memantaskan diri untuk menjadi seorang imam dan kepala rumah tangga.

" tunggu aku mala aku masih mengistikharah kan kamu sekali lagi, sebenarnya aku yakin jika dipimpin aku itu adalah kamu tapi aku ingin meyakinkannya kembali, untuk perasaan aku bisa memberitahukan kamu setelah kita sudah disebuah ikatan yang suci, aku ingin sekali berpacaran setelah halal dan gadis itu adalah kamu," gumam rakha lalu beranjak pergi dari sana.
" sepertinya aku sudah mulai jatuh cinta al sama kamu," batin rakha dalam hatinya.

Mala menaiki motor vespa nya setahun memakai helm di kepalanya berjalannya motor itu dengan kecepatan rata rata. Hanya butuh waktu beberapa menit mala telah sampai di kediamannya memasukinya pekarangan rumah minimalismya, mala memasuki kamarnya menghempaskan tubuhnya diatas kasur King size nya.

" hufft, kenapa.sih harus ketemu cogil itu," gumamnya mala dengan sendirinya.
" bikin betek aja tau gak," dengusnya lalu beranjak bangun memasuki kamar mendinya untuk membersihkan tubuhnya.

Dikediaman rakha pria jakung itu yang baru selesai menjalankan kewajiban nya beranjak menuju meja belajarnya. " ingin sekali aku mengekangmu tapi aki sadar diri hubungan kita hanya komitmen bukan sepasang kekasih yang halal, gumam rakha dengan sendirinya.

TOK TOK TOK....
Terdengar decitan pintu dari depan rumah mala membuat sang pemilik rumah membukakannya pintu itu, menampakkan wajah seorang laki laki yang membuat mood dirinya ancur kembali.
" ello," tunjuk mala pada laki laki itu.
" ello ngapain disini? Ello nguntitin gua lagi ya," tanya mala dengan tatapan mengintimindasi.
' lah, jadi lo tetangga gua," tanya gara pada mala.
Iya anak laki laki itu adalah Gara, kakak kelas mala disekolahannya.
" hah tetangga, sejak kapan kita tetanggaan? Gua gak mau punya tetangga kaya lo ya," balas mala pada gara.
" lah mana gua tau kalo gua tetangga lo, kalo udah tau gua bakalan suruh nyokap gua buat cari perumahan lain," ujar gara Membuat mala membelalakan matanya.
" dih yaudah sono pergi dari perumahan ini, gak ada yang ngelarang lo juga," ujar mala pada gara yang bersedekap dada.
Gara yang melihat mala bertingkat seperti itu bukan malah membencinya justru dirinya melihat gadis itu begitu sangat menggemaskan dimatanya saat dalam mode seperti ini, marah marah tidak jelas.
" kenapa sih al, teriak teriak sampai kesegaran ke ruang tamu," ujar buna mala, siluet mata buna mala tertuju pada sosok anak muda yang belum pernah ia lihat.
" loh kamu siapa,?" Tanya buna mala pada gara.
" halo tante, aku gara tetangga sebelah," jawab gara pada buna.
" owallah, tetangga baru ya,"
Gara mengangguk " iya tante, oh iya gara kesini cuma mau nganterin ini," ujar gara sembari menjalurkan paper bag ditangannya.
" ini apa?" Tanya buna pada gara.
" ini bolu tan, dari mama buat tante.
" mama kamu bikin sendiri atau gimana?" Tanya buna pada gara.
" kek nya beli deh tan, tapi gara agak gak suka soalnya pait,"
" oh gitu, ayo masuk dulu," tawar buna yang digelengin mala.
" no, dia gak boleh masuk!," protes mala membuat buna menggerutkan keningnya.
" loh kenapa al dia kan tamu kita, harusnya kamu baikin dia loh karna dia kan tetangga kita,"
" buna aja al gak mau, dia udah bikin mood al hancurkan ini," ujar mala sembari meninggalkan buna juga gara disana dengan kaki yang dihentak hentakkan.
Gara terkekeh " udah tan gapapa yang dikatakan mala bener lagian gara masih ada tugas sekolah yang belum selesai," ujar gara Membuat buna merasa tak enak.
" maafin mala ya gar, dia emang gitu anaknya kalo Lagi gak mood."
"Gapapa tan, kalo gitu gara permisi dulu ya selamat malam tante." Ujar gara meninggalkan pekarangan rumah mala.
" malam, makasih ya gara!" Teriak bunayg diacungi jempol oleh gara.

DIARY BASMALAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang