07

151 14 0
                                    

"Jangan larang aku untuk mengikutimu kemana saja, Huang. Hal seperti ini yang sangat aku khawatirkan." - Lee Donghyuck.





























Sampai jam 6 sore Renjun tak kunjung pulang, ia sudah pergi dari siang tadi. Kini Donghyuck terus mengelilingi ruang tamunya, berharap Renjun segera pulang.

"Ayolah, Huang... Kau dimana? Bahkan kau tidak membalas pesanku,"

Tak lama setelah itu, Donghyuck melihat Renjun kini menelfonnya. Tanpa pikir lama ia langsung mengangkat telfon itu.

"Halo?"

"Iya, ini siapa?"

"Maaf terkesan tidak sopan, tapi bisakah kau datang ke tempat yang sudah dikirim itu? Istrimu dicelakai orang."

"Baik, saya kesana sekarang, terimakasih."

Tanpa menunggu jawaban dari orang tersebut Donghyuck langsung mematikan telfonnya, ia melihat dimana lokasi Renjun sekarang.

"Akan ku bawa ke hukum siapapun yang menabrakmu, Huang."

Donghyuck mengambil jaketnya lalu bergegas menuju lokasi, ia berharap Renjun tidak terluka parah. Donghyuck memang terlihat tenang, namun kini hati dan pikirannya sedang kacau.

Donghyuck melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, ia melewati jalan yang sepi jadi ia meluapkan emosinya terlebih dahulu.

Sesampainya dilokasi, ia melihat mobil yang tadi Renjun kenakan sudah rusak setengahnya. Hal itu membuat Donghyuck semakin khawatir dengan Renjun.

"Korbannya dimana pak?" Tanya Donghyuck.

"Anda siapanya?" Tanya orang itu.

"Suaminya pak,"

"Oalah, maaf ya. Itu korban ada disitu. Dia daritadi juga bilang mau bertemu dengan suaminya saja, jadi setelah diberikan kompres dan minum ia duduk disana sendiri."

"Baik, terimakasih ya pak."

Donghyuck pun berlari kecil kearah Renjun yang sedang melamun. Donghyuck ingin memeluknya erat, ia tidak mau pria mungilnya disakiti orang lain.

"Kau tidak apa, Huang? Dimana yang luka? Kau merasa pusing? Sakit dibagian mana?"

"Hyuck... Aku tidak apa-apa dan untungnya tidak ada yang luka, aku hanya ingin memelukmu..."

Donghyuck pun memeluk Renjun dengan erat, ia mengusap kepala Renjun untuk menenangkannya. Renjun memejamkan matanya karena nyaman.

"Jangan larang aku untuk mengikutimu kemana saja, Huang. Hal seperti ini yang sangat aku khawatirkan."

Renjun mengangguk pelan mendengar ucapan Donghyuck. Rasanya ia juga jadi takut untuk pergi sendiri tanpa Donghyuck.

Donghyuck melepaskan pelukan dan mengambil kompres di meja, ia langsung mengompres kaki Renjun yang memar itu.

"Tapi bagaimana bisa? Bahkan sampai mobil rusak setengahnya."

"Aku tidak tau, Hyuck. Saat aku baru menikmati perjalanan saja, tiba-tiba ada mobil yang menabrak bagian samping dengan kuat. Aku langsung mengerem dan menepi."

"Apa kau ingat warna mobil yang menabrakmu?"

"Setauku warna hitam tadi, ah disana ada CCTV-nya itu."

Renjun menunjuk kearah CCTV yang ada, Donghyuck melihat kearah yang Renjun tunjuk.

"Kompres kakimu, masuk ke mobil, aku akan mengurusnya sebentar."

Donghyuck pergi tanpa melihat Renjun terlebih dahulu, submissive yang melihat punggung suaminya yang menjauh itu merasa kesal.

I'm (Un)happy (Hyuckren) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang