09

127 16 0
                                    

"Mereka pun terus mendukung dan mencintaimu meskipun kau menghentikan karirmu, Huang." - Lee Donghyuck.






























Saat usia kandungan sudah sekitar 2 bulan, Renjun mengirimkan surat pengunduran diri pada agensi.

Pada beberapa minggu ini Renjun terus berbaring di kasur karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk dirinya pergi kemana-mana.

Donghyuck sebagai suami yang setia pun senantiasa dirumah, ia berkerja ketika Renjun tertidur. Jika tidak tidur, ia menemani Renjun untuk sekedar bercerita atau saat Renjun membutuhkan bantuan.

"Hey, Huang Renjun, kau benar-benar mengejutkan ku." Ucap Manager agensi dimana Renjun bekerja.

"Aku juga tidak tau jika akan seperti ini." Sahut Renjun.

"Ya! Itu anugrah, kau pastinya bersyukur." Ucap Yangyang.

"Makanya aku tidak menduganya Liu, ck!" Sahut Renjun.

"Aku lupa jika orang hamil moodnya akan mudah naik turun," bisik Yangyang pada Donghyuck.

"Kau kuat menangani anak itu?" Tanya Yangyang.

"Kalau tidak aku juga tidak akan menikahinya bodoh." Sahut Donghyuck.

"Iya juga ya... Oh iya, selamat ya, wahh rasanya baru kemarin aku meloloskan mu."

"Aku pikir itu sudah sekitar 3 sampai 4 tahun lalu."

"Apa? 3 sampai 4 tahun? Hey, kenapa lama sekali?"

"Kau yang terlalu sibuk dan kita jarang bertemu juga."

"Aku tidak menyangka, bahagia selalu ya kalian. Aku ada urusan, aku pergi dulu."

Donghyuck mengangguk sebagai jawaban, ia menunggu Renjun menyelesaikan urusan kontraknya itu sambil memainkan game di ponselnya.

"Hahhh pusing sekali,"

Renjun duduk dan bersandar pada pundak Donghyuck, ia berharap Donghyuck peka lalu mengusap kepalanya.

"Sudah selesai?" Tanya Donghyuck tanpa menoleh kearah Renjun.

"Belum, masih mengurus beberapa file."

"Kenapa tidak peka sekali?"

Donghyuck mendengar isak tangis dari bibir Renjun, ia segera mematikan ponselnya lalu memanjakan Renjun.

"Baik, maaf aku lupa. Jangan menangis, Huang."

"Aku kira hikss... k-kau tidak menyayangiku lagi hikss..."

"Aku sangat menyayangimu, Huang."

Donghyuck mengecup bibir Renjun sekilas lalu memeluknya, ia mengusap kepala Renjun pelan. Jika diibaratkan Renjun seperti kucing yang mendengkur nyaman saat diusap.

Bahkan kini Renjun sudah kembali tertidur setelah merasakan usapan lembut dari Donghyuck. Sang dominan pun sudah tidak heran dengan kelakuan Renjun.

"Ini file- eh?" Manager agensi terkejut saat melihat Renjun tertidur, takut mengganggunya.

"Dia sedang tertidur, biar aku bantu isikan untuk data-datanya. Aku masih menyimpan beberapa," Ucap Donghyuck yang masih senantiasa mengusap kepala Renjun.

"Oke deh, ini tinggal data diri dia kok, sama ini tanda tangan selesai kontrak. Aku tinggal dulu, nanti kalau sudah panggil saja."

"Baik, nanti akan ku panggil jika sudah."

Manager agensi pun meninggalkan kedua pasangan itu, Donghyuck pun mulai mengisi data Renjun.

Renjun sendiri tidak merasakan jika Donghyuck sedang menulis karena Donghyuck benar-benar berhati-hati.

I'm (Un)happy (Hyuckren) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang