III. Dilemma

17 6 0
                                    

Matahari mulai terbit dan sinarnya mulai terang. Tidak disangka bahwa Mily dan Ethan's tertidur di atas balkon rumah bersama.

Ethan terbangun karena cahaya yang begitu silau membangunkannya dan saat dia menyadari bahwa ia dan Mily tertidur bersama di atas balkon dengan segera ia menggendong adek nya yang sedang tertidur pulas itu pindah ke kamarnya sebelum ayah bangun dan memeriksa mereka masing-masing.

Bahkan Ethan's tidak tega untuk membangunkan adek nya dan memilih menggendongnya ke kamar.

Saat di kamar Mily, Ethan merebahkan Mily di kasurnya dan menyelimutinya. Melihat adek nya untuk sekian kalinya sebelum dia keluar dan ke kamarnya sendiri.

Namun, tanpa Ethan's sadari bahwa setiap sudut rumah ayah mereka telah memasang cctv untuk memeriksa pergerakan Ethan's.

Hanya bisa berdoa untuk Ethan's agar ia baik-baik saja, setelah ayahnya memeriksa cctv.

Sepertinya biasa pukul 06:43 Ethan's sudah bersiap - siap berpakaian sekolah, menyiapkan tasnya dan pergi ke sekolah menggunakan motornya.

Di saat anak-anak lain masih tidur di jam segini, Ethan's sudah terlebih dulu berada di sekolah menyendiri hingga beberapa teman dekatnya datang.

- - -

Sampainya di sekolah Ethan's langsung memikirkan keretanya lalu memasuki sekolah yang sepi dan sunyi. Berjalan melewati lorong-lorong sayang sepi sambil ia menyala setiap lampu yang ia lewati.

Menuju ke lokernya meletakkan tas dan barang-barangnya. Lalu Ethan's berkeliling di sekitar mencari kenyamanan dan kedamaian untuk dirinya sendiri.

Melewati lapangan basket, taman, dan juga kantin. Dia berjalan-jalan seakan sebenarnya dia tidak ada tujuan dan juga tidak tenang. Sampainya ia berjalan ke lapangan rumput Ethan's berjalan menginjak rumput-rumput hijau. Dia melihat sekeliling berputar - putar hingga dia jatuh merebahkan diri di tengah lapangan rumput yang hijau.

Menghela nafas berat, dan menutup matanya. Kapan kedamaian datang untuknya, rumah yang seharusnya menjadi tempat tinggal malah terasa bagaikan penjara untuknya.

Tak terasa angin bertiup begitu tenang hingga membuat Ethan tertidur. Angin sepoi-sepoi dan juga rasa yang sangat nyaman tanpa harus melakukan apapun berdampak samping/buruk bagi siapapun.

Ethan's tertidur cukup lama hingga Bebe temannya yang sudah datang melihatnya tertidur di tengah lapangan.

"Ethan bangun than" Ucap Riki Okta teman sekaligus sahabat yang bisa di percaya Ethan meskipun dia menutupi beberapa tentang dirinya termasuk adiknya.

Ethan's mulai terbangun karena terganggu oleh suara. Ia membuka mata dan melihat Riki di sebelahnya.

"Jam berapa sekarang" Ujar Ethan's kepada Riki.

"Jam 7 udah mau bel bentar lagi, lu ngapain tidur di sini" Ujar Riki yang heran.

"Gpp, gue ketiduran tadi adem di sini" Ucap Ethan dingin seperti biasa.

Riki sudah tidak heran dengan sikap sahabatnya yang ia kenal dari SMP itu. Sifat yang tidak akan bisa jauh dari Ethan's sekalipun dia teman terdekat Ethan jarang sekali dia akan bersikap lebih hangat kepadanya.

Ethan's bangun dan menuju ke dalam kelas bersama Riki. Riki merangkul pundak Ethan sambil bercerita-cerita seperti biasa Riki orang yang sangat hangat dan ceria.

Saat mereka menuju ke kelas melewati lorong-lorong kelas hingga melewati kelas Mily. Ethan's bermaksud hanya melihat kearah kelas memastikan bahwa Mily baik-baik saja.

Mata Ethan seketika membesar, gejolak kemarahan dalam dirinya ber gebuh-gebuh melihat Mily di dekati oleh seorang lelaki.

Yang sepertinya akan berniat buruk kepada Mily. Ethan's yang kesal langsung masuk dan menjauhkan Mily dari lelaki tersebut.

My Brother Is Private Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang