( part 4 )

33 2 0
                                    


Cinta dalam pandangan nuri bukanlah seperti mereka yang mengatakan cinta para remaja, cinta yang nuri tau adalah luka.

Bukan, bukan nuri memandang cinta itu luka.

Setiap orang tua pasti cinta sama anak, tapi cintanya mereka tak bisa menjamin bahagia juga, dengan keterbatasan dan kelemahan nya sebatas manusia, paham mungkin maksudnya.

cinta yang nuri lihat dari mereka sebagai manusia tak menjamin rasanya bahagia. Intinya setiap manusia pasti tau caranya me manusiakan manusia.

Semua orang punya filosofi yang dia temukan tentang cinta. Tapi cinta yang tak bisa di cela adalah cinta nya Allah sekalipun hambanya pendosa dan cintanya rasul pada umatnya sekalipun umatnya para pendusta cinta.

Sepanjang rasa yang diterima nuri dari keluarga memang lah luka, tapi semua hanyalah permainan rasa, keluarga bukan hanya dari orangtua tapi dari neneknya dan keluarga besar neneknya juga.
Iya kata itu nuri temukan setelah nuri banyak belajar kata dan bermain rasa dengan nya. Kita sama sama manusia yang banyak dosa dan cela.

Dulu nuri selalu berusaha mencari damai dan senang minimal untuk dirinya dan hatinya tapi nuri mau dari manusia yang akan menuntun itu semua.

Nuri hanya butuh pelukan kata dan hangatnya rasa. Dia tau banyak kata dan banyak juga pengalihan rasa, nuri mau sesuatu yang baru yang bisa membawa nuri menjadikan nuri seperti apa yang dia mau.


###

Waktu berjalan, waktu itu dia ada pertemuan dengan orang terdekatnya yang baru pulang dari acaranya, nuri iseng iseng bercandain.

"Zaid nuri mau di bawain sesuatu dong yang khusus nantinya buat nuri, katanya zaid dikasih sesuatu, nuri juga mau."

"apa, nanti nyoba zaid tanyain semoga aja masih ada sisa ya."

Nuri gak terlalu berharap bakalan beneran di usahain nuri siapa, berharap segitunya.

Gak lama notif pesan dari zaid, ngirimin bukti kalau barang nya udah ada.

"ini ya, nuri satu zaid satu."

Gak nyangka beneran, demi apapun nuri sampe loncat kegirangan senyum seharian ketawa gak jelas sampe satu rumah bahkan dua rumah tau si nuri lagi gak waras.

Milik TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang