Fault

9 7 0
                                    


Alan merasa dunia seakan runtuh ketika pesan dari ibunya masuk ke ponselnya. Berita tentang kecelakaan paman yang dicintainya, disertai dengan hilangnya keponakan tersayang, Cylo, membuatnya terhenyak. Kejadian ini datang beriringan 

dengan berita tentang pujaan hatinya, yang juga terjebak dalam kecelakaan. Rasa panik dan kesedihan bercampur aduk dalam hati Alan, menuntutnya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.


"Ini tidak mungkin hanya kebetulan," pikir Alan, mengutuk dirinya sendiri. Setiap detak jantungnya terasa menyakitkan, seolah menghantamkan kesalahannya ke dalam kesadaran. Kenapa dia tidak bisa melindungi orang-orang yang berarti dalam hidupnya? Dia menginjak gas mobilnya, berusaha melawan rasa takut yang menggerogoti jiwa.


Mobilnya meluncur cepat, menembus jalanan yang sepi. Dalam pikiran Alan, hanya ada satu tujuan: menemukan Cylo dan memastikan keselamatan pujaan hatinya. Terlalu banyak yang dipertaruhkan. Perasaannya bergejolak, membawa dia ke ambang keputus-asaan, seolah semua ini adalah rencana yang disusun dengan rapi oleh takdir yang jahat.

Akhirnya, dia tiba di sebuah rumah. Dengan langkah cepat, Alan berlari masuk ke dalam, mendapati Cylo terbaring tak berdaya. Kakinya diikat, dan kedua tangannya terikat erat. Melihatnya dalam keadaan seperti itu, hati Alan terasa hancur. 


"Bodoh, kau Alan, bodoh sekali," bisik hatinya penuh rasa bersalah saat dia menggendong anak laki-laki berusia delapan tahun itu dengan lembut. Alan tahu, dalam dirinya, bahwa ini bukan sekadar kebetulan; ada sesuatu yang lebih besar, lebih menakutkan yang sedang mengintai.

Dia bergegas ke mobil, mengemudikan kendaraan itu dengan penuh ketegangan. Setiap detik terasa berharga. Saat memasuki perumahan yang sangat mewah, ketegangan dalam hatinya makin memuncak. Dia berlari menuju sebuah ruangan yang dia tahu tidak akan pernah terbayangkan dalam mimpinya.


"Ibuu! Ibu!"teriaknya sambil menyeret langkahnya cepat, berharap ibunya ada di sana untuk menyelamatkannya dari mimpi buruk ini. Setiap panggilan namanya mencerminkan kepanikan dan harapan, menggema di antara dinding-dinding megah yang seakan menyaksikan semua kekacauan yang terjadi.

Ibu Alan muncul di ambang pintu dengan wajah dipenuhi kepanikan, seolah dunia sedang berusaha runtuh di sekelilingnya. "Alan! Di mana kau menemukan Cylo?" tanyanya, suaranya bergetar antara harapan dan ketakutan.

"Bu, nanti aku ceritakan," jawab Alan, suaranya penuh desakan. "Sekarang tolong panggilkan dokter terlebih dahulu." Dia merasakan beban di dadanya, campuran antara rasa bersalah dan harapan. Momen itu terasa lambat, setiap detik mengulur di antara mereka, seolah waktu melawan mereka.Setelah beberapa saat yang menegangkan, dokter akhirnya datang. Setelah memeriksa Cylo, dokter menyatakan bahwa bocah itu tidak mengalami cedera serius. Lega mengalir dalam diri Alan, namun hatinya masih berdebar oleh misteri yang belum terpecahkan.
"Semua ini tidak seharusnya terjadi," pikir Alan, menghela napas dalam-dalam, mencoba menata kembali pikirannya yang kacau. Setelah dokter pergi, ia merasakan dorongan untuk berbagi, untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di luar semua kepanikan ini."Bu," mulai Alan, suara berat. "Aku mendapatkan pesan misterius yang mengancam akan membunuh orang-orang di sekitarku." Dia melihat ibunya, sorot mata penuh ketakutan mencerminkan kekhawatirannya. "Aku melacak dari mana pesan itu datang, dan jejaknya mengarah ke sebuah rumah tua di tengah kota."Ibu Alan tertegun, menatapnya seolah baru mendengar sesuatu yang tak mungkin. "Rumah tua? Siapa yang tinggal di sana? Apa yang kau ketahui tentang itu?"
Alan menggigit bibirnya, rasa cemas menghimpit jiwanya. Dia mencurigai seseorang—seseorang yang selama ini tahu bahwa dia adalah seorang ketua DPR.  Pikirannya melayang kepada orang-orang yang pernah ia hadapi, pada kasus-kasus yang melibatkan kejahatan dan intrik. Apakah mungkin ada yang menyimpan dendam?


"Aku tidak tahu pasti, Bu," lanjutnya. "Tapi, ada seseorang yang selalu mengawasi setiap langkahku, dan aku yakin dia terlibat dalam semua ini. Aku harus menyelidiki lebih lanjut. Mungkin ini bukan hanya tentang Cylo atau pujaan hatiku, tetapi tentang sesuatu yang jauh lebih besar."Alan merasakan nyali menggelegak dalam dirinya. Rasa ingin tahunya semakin membara, dan tanpa sadar, ia sudah terperangkap dalam permainan berbahaya yang mungkin telah direncanakan jauh sebelum ia mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi.


"Siapa sebenarnya orang ini? Kenapa dia mengincar orang-orang yang aku cintai?"Pikirannya berputar-putar, membayangkan kemungkinan yang tak terduga. Dengan tekad baru, Alan berjanji pada dirinya sendiri untuk mengungkap misteri ini, tidak peduli seberapa dalam ia harus menyelam ke dalam kegelapan yang mengintai. Dia tahu, setiap langkah yang ia ambil bisa membawa konsekuensi yang lebih besar, dan mungkin juga akan mengancam hidupnya.

Suara NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang