CHAPTER 19

400 75 25
                                    

Setelah keluarnya Minho dari kampus Jisung jelas kehilangan semangat belajarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah keluarnya Minho dari kampus Jisung jelas kehilangan semangat belajarnya. Terkadang dia bolos mata kuliah hanya untuk menyendiri di perpustakaan tapi tanpa membaca buku-buku di sana.

Ditambah dia juga mulai mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari dosen barunya.

Pak Woo dengan terang-terangan melecehkannya, secara terang-terangan juga Pak Woo mengatakan bahwa dirinya memang sudah tertarik pada Jisung sejak awal mereka dipertemukan.

Pantas saja awal menatap netra Pak Woo perasaan Jisung langsung tidak enak.

Ternyata pria pemilik paras rupawan itu menyembunyikan keburukan yang tertanam dalam dirinya.

"Je, gue ngutang berapa di lo?"

"Lima puluh ribu."

"Anjing?? Bohong!"

"Yeu, brengsek. Gue punya catatannya di hp ipong gue!"

"Sombong banget asu. Lo pake ipong juga ngang ngong."

"Pertamanya gitu, sekarang udah pro."

"Gue jajanin lo aja ya, Je."

"Perhatian banget mau jajanin gue. Suka ya lo sama gue?"

"Mau liat gue muntah dimana? Muka lo? Paha lo? Pantat?"

"Jangan pantat gue. Area terlarang."

"Najis. Cepet mau jajan apaan!?"

"Jajanin gue semampunya lo aja."

"Monyet, dikira gue ngutang ke lo, gue kaga mampu jajan kali." Seloroh Felix mengundang tawa Jisung dan Jeje.

Pemuda berdarah blasteran Australia itu pergi memesan makanan untuk dirinya dan dua temannya.

Sambil menunggu Felix kembali ke meja, Jeje dan Jisung terlibat percakapan ringan. Membahas hal-hal random sampai seorang pria berjalan mendekat dari arah belakang tubuh Jeje.

Karena Jisung duduk berhadapan dengan Jeje tentunya Jisung sudah lebih dulu me notice kehadiran pria tersebut.

Jisung langsung diam dan tertunduk saat pria itu tersenyum ketika manik keduanya bertemu.

"Ji, kenapa?" Tanya Jeje keheranan.

Pertanyaan Jeje dibalas langsung saat pria itu menampakkan diri di depan keduanya.

"Eh, Pak Woo!" Sapa Jeje ramah.

"Lagi istirahat? Atau jamkos?"

"Jamkos, Pak biasa."

"Oh. Makanan disini yang enak apa ya? Saya belum tau rasa makanan di kantin ini."

"Semuanya enak kok, Pak tergantung lidah dan selera aja."

"Boleh saya join disini? Kalian berdua aja?"

"Bertiga, sama Felix. Kalo Bapak mau join boleh aja, tapi traktir." Tembak Jeje dan mengundang tawa Pak Woo.

Oh My Dosen | MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang