6

204 49 15
                                    



"Ini apaan!" Unjuknya pada Ty kesal didekat perapian.
Bola mata ty sedikit terkejut namun berusaha ia tutupi dengan ekspresi datar. "Album"

"Ck, ya saya juga tauuu, maksud saya ini kok bisa foto kecil saya ada di bapak?" Tanya Dita kepo. Gavin yang mendengar ada keributan sontak menghampiri keduanya, sedang Ty masih santai dengan perapiannya.
"Ohhh ituu... masih lo simpen aja yong itu album" Kekeh Gavin membuat sang adik menatap tajam meminta penjelasan.

"Dulu waktu mas masih smp, Ty sering main ke rumah waktu kamu sama kak tya tinggal sama nenek, terus dia gak sengaja liat foto kamu..."
Ty bergerak gusar berusaha menahan malu nya.

"Dan kamu tau, waktu itu dia bilang apa" Kekehnya saat mendapat tatapan tajam dari Ty

Gavin berdehem
"Ini adik lo juga vin? Gemess banget... tapi kok gue gak pernah liat ya? Foto nya gue bawa ya, lucu banget soalnya! pingin gue jadiin adik kalo ketemu dia"

"Gitu kira-kira"

Dita mengulum bibirnya malu
"Terus sekarang masih lucu gak pak" ucap Dita genit sambil memainkan bahunya ke kanan dan kiri

Hal itu sontak membuat Gavin terbahak, sekaligus mendapat tatapan hororr dari Ty yang menjauh.
"Gak ada! Gak ada lucu-lucu nya! Minggir kamu! Astagaaa... nyesel dulu saya bilang gitu"

"Aaa bapak, angkat aku jadi adikmu pak! Akan kuhabisi hartamu itu!" Goda Dita sambil mengejar Bos nya
Mereka semua sontak tergelak.










🕸









Jam kini mulai menunjukan pukul 22.15
Melihat kakaknya dan teman-temannya sudah memasuki mansion lebih dulu untuk bermain game, dita lebih memilih memisah untuk bermain ayunan sambil menatap bintang diluar ruangan.

Deheman seseorang membuat Dita menoleh sebentar dan kembali memilih tak peduli, setelah melihat tak ada penolakan, Ty pun memilih duduk disebalah Dita dengan 2 minuman kaleng nya. Keheningan terjadi diantara mereka.
"Maaf" Satu kata itu lolos dari bibir Ty membuat Dita menoleh tanpa kata
"Saya minta maaf, soal kemaren" Lanjutnya lagi sambil menatap Dita
"Gak seharusnya saya bentak kamu kayak gitu padahal saya yang suruh kamu. Maaf saya keterlaluan" Ucapnya tulus. Dita menatap dalam setelahnya terdiam sebentar menghela nafas.

"Gapapa pak, lagi juga saya yang salah, harusnya saya gak nekat kaya gitu, maaf"

"Hmm" Ty hanya berdehem pelan.
"Yasudah, besok kamu sudah harus masuk. Banyak kerjaan nunggu di meja kamu" Ucap Ty
"Gabisa pak" Ty menoleh cepat dan segera memotong "Gak harus kamu selesaikan semua, bisa kamu lanjut dihari lain" Ucapnya takut-takut jika Dita malah tak nyaman dan malah memilih resign.
"Hmm masalahnya besok saya masih mau healing pak" Ucapnya enteng yang sontak mendapat jitakan dari Ty
"Duh"
"Gak ada. Waktu cuti kamu habis sampe bulan depan" Tegasnya membuat Dita terbelalak dan mencebikkan bibirnya.

"

Syut" Panggil seseorang didepan pintu taman "udahan maap-maapan nya?"
Dita mendengus sebal melirik kakaknya
"Mas nitip tolong beliin minum dong dek" Ucapnya menyengir "Ihh gamau, jauh" Tolaknya bersidekap dada sambil mencebikkan bibirnya, hal itu tak luput dari pandangan Ty yang tersenyum kecil.
"Engga kok, tuh ditemenin Ty deh, ntar dijajanin ice krim sama dia" Tawarnya membuat Dita berbinar lain dengan Ty yang berkerut bingung.
"Kenapa jadi gue?" Kesalnya Setelahnya terkejut melihat Dita yang sudah mengerjapkan mata tepat didepan wajahnya.
"Seriusan pak?" Ty meneguk ludahnya sampai tanpa sadar mengganggukan kepala.










TYDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang