Zahira terlihat tengah sibuk menata pakaiannya di lemari. Sesekali ia melihat ponselnya, memastikan apakah ada pesan masuk atau tidak.
"Kamu kemana sih, kok nggak aktif dari tadi," monolog Zahira saat ia membuka room chatnya bersama Ashlan.
Pyar!
Zahira menutup kedua telinganga ketika terdengar suara pecahan kaca dari dalam ruangan sebelah, yang merupakan kamar Papa dan Mamanya.
Dari sana dapat terdengar jelas pertengkaran yang terjadi antara Zio dan Ranti.
"Kamu bisa nggak, jangan ngeluh terus? Saya capek dengernya!" kesal Zio.
"Ya makanya cari kerjaan sana! Aku nggak mau lama-lama tinggal di rumah sempit ini," ungkap Ranti, "Udah panas, pengap, sempit lagi," lanjutnya.
"Kamu pikir nyari kerjaan gampang hah? Susah Ran!" timpal Zio dengan emosi tertahan.
"Ya itu salah kamu sendiri, siapa suruh pakai korupsi segala," kata Ranti sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Dan kamu menikmatinya, iya kan? Jangan munafik Ran!" Cecar Zio.
Ranti melangkahkan kakinya menuju pintu. "Kalau seperti ini, aku mau kita pisah!" seru Ranti.
"Enak banget kalau ngomong, setelah kamu menikmati jerih payah saya, dan sekarang kamu minta pisah setelah saya jadi pengangguran?!" Sarkas Zio. "Oke kalau begitu kita pisah!" kata Zio.
"Bawa Zahira sama kamu," Ranti kembali melanglahkan kedua kakinya keluar dari rumah kontrakan itu setelah mengucapkan kalimatnya. Ia tidak tahan jika harus hidup susah bersama suami yang pengangguran seperti Zio.
"Kenapa harus saya? Dia kan bisa dengan kamu, lagi pula Zahira terbiasa dekat dengan kamu," bantah Zio dengan sedikit berteriak karena Ranti yang sudah berjalan meninggalkan rumah kontrakan mereka.
"Kamu kan Papanya!" sahut Ranti di sela-sela langkahnya meninggalkan rumah.
Zahira yang mendengar semua pertikaian orang tuanya hanya bisa menangis seorang diri di dalam kamarnya. Hatinya terasa begitu sakit, dalam hatinya ia bertanya, kenapa semuanya menjadi seperti ini.
^_________^^__________^
"Verzeihung," sapa seorang gadis begitu sampai di belakang Ashlan.
Ashlan menoleh dan mendapati gadis cantik yang usianya tidak berbeda jauh dengannya. Ashlan tersenyum ramah lalu mengangguk saat gadis itu meminta izin untuk duduk di sampingnya.
"Kann ich hier sitzen?" tanya gadis yang bernama Cleona Jivany.
"Bitte," kata Ashlan sembari tersenyum ramah.
"Ich bin Cleona, wie ist dein Name?" tanya Cleona sembari memperkenalkan diri. Senyumnya manis, wajahnya begitu cantik, dan suaranya yang lembut, membuat Ashlan seolah melihat sosok Zahira dihadapannya.
"Ich bin Ashlan," ucap Ashlan menyebutkan namamya.
"Deine Art Musik zu machen ist sehr gut," puji Cleona. "Ich mag," ungkapnya.
"Danke," ucap Ashlan lalu kembali fokus ke depan. Memperhatikan peserta lain yang sedang tampil di panggung yang sangat megah dihadapannya.
Cleona diam-diam memperhatikan Ashlan. Tampan, baik, dan begitu ramah, itulah gambaran Seorang Ashlan Damian menurut Cleona.
Tanpa sadar, senyum tipis terbit begitu saja di wajah cantiknya. Cleona terpaku, ia terpesona dengan ketampanan yang di miliki Ashlan.
Saat tampil tadi, Ashlan bernyanyi sembari memainkan piano. Penampilanny sangat spektakuler, membuat semua orang bertepuk tangan dan bersorak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Akan Selalu Abadi
Teen Fiction[Event nubar novel selama 25 hari bersama Fairy Book's Club] Ashlan dan Zahira adalah sepasang kekasih. Namun,hubungan mereka merenggang karena Ashlan yang dikirim ke jerman utk mengikuti lomba musik untuk mimpinya. Sementara Zahira harus tetap berj...