Bugh!
Arcell memukul tepat di bagian rahang Zidan dengan begitu keras membuat siempu meringis di buatnya.
Setelah Arcell menerima pesan dari Zahira, ia langsung mengajak Kenzo untuk ikut dengannya ke rumah kontrakan yang di tempati Zahira.
Sesampainya di sana, ia dan Kenzo melihat Zidan beserta teman-temannya berada tepat di depan rumah kontrakan. Dengan emosi yang tertahan Arcell berjalan mendekati Zidan dan langsung memukulnya tanpa permisi.
"Mau apa lo kesini?!" tanya Arcell dengan nada bicara yang meninggi tepat di hadapan Zidan yang tengah memegangi rahangnya.
"Penting gue jawab?" balas Zidan dengan lagaknya yang begitu menyebalkan.
Bugh!
Satu pukulan kembali melayang tepat di wajah tampan Zidan. Arcell sudah muak melihat tingkah Zidan yang selalu berbuat onar dimana pun orang itu berada.
"Kalo lo cuma mau berulah ... mending lo pergi dari sini," ujar Kenzo yang mulai angkat bicara.
"Hahahahha!" Zidan tertawa mendengar ucapan Kenzo. "Mau jadi sok jagoan lo? Atau jangan-jangan itu cewek lo?" tanyanya pada Arcell.
"Sorry, tapi ... gue tertarik," ucap Zidan sembari tersenyum miring.
Arcell bergeming, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sedangkan Kenzo, pria itu tengah memperhatikan sekitar, memastikan bahwa tidak ada warga yang melihat keributan di sana.
Ceklek.
Zahira membuka pintu begitu mendengar keributan dari arah luar rumah. Saat hendek keluar, Kenzo dengan cepat menahannya dan menyuruhnya untuk segera kembali masuk dan mengunci pintunya rapat-rapat.
"Zahira, masuk! Jangan keluar, tutup pintunya!" perintah Kenzo.
Zahira langsung kembali masuk dan mengunci pintunya sebelum Zidan hendak menarik tangannya.
"Pergi! atau gue teriak biar warga dateng dan ngusir lo secara paksa!" sarkas Arcell dengan suara lantang.
"Nggak! Gue nggak akan pergi sebelum dapetin Zahira!" ucap Zidan berteriak tepat di depan wajah Arcell.
"Tolong! Ada rampok!" teriak Kenzo yang sontak langsung membuat para warga keluar dari rumah masing-masing dan melihat ke arah mereka.
Zidan terlihat ketar ketir melihat para warga yang keluar dan berkerumun ke arah mereka. Ia panik begitupun dengan teman-temannya yang terlihat panik ketika salah satu warga mulai angkat bicara.
"Mana rampoknya?" tanya salah satu warga.
"Ini, mereka pak!" kata Kenzo sembari menunjuk ke arah Zidan dan teman-temannya.
Zidan dan teman-temannya sontak mengelak dan langsung berlari menghampiri motornya masing-masing kemudian pergi dari sana setelah warga berkata akan melaporkan ke pihak yang berwajib.
"Makasih ya pak, bu," ucap Arcell kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang berada di sana, yang sudah membantunya mengusir Zidan dan Teman-temannya dari sana.
"Sama-sama, kalo boleh tau, mereka itu beneran ngerampok, atau bagaimana?" tanya salah satu warga.
"Nggak pak, mereka nggak ngerampok. Saya sengaja bilang kalo mereka itu rampok biar warga keluar dan mereka pergi dari sini," ujar Kenzo.
"Ini kontrakan yang di tempati teman saya pak, dan mereka tadi mengganggu ketenangan teman saya, jadi kita berdua berusaha buat ngusir mereka," sambung Arcell.
Para warga mengangguk paham mendengar penjelasan Arcell dan juga Kenzo. Tidak lama, terdengar suara pintu terbuka dan nampaklah Zahira dari balik pintu.
"Arcell, Kenzo, makasih ya kalian udah nolongin aku, kalo nggak ada kalian, aku nggak tau harus apa, aku bener-bener takut banget tadi," ujar Zahira di iringi dengan air matanya yang mengir membasahi wajah cantiknya.
"Sama-sama Ra, tapi kok bisa Zidan kesini?" kata Kenzo.
"Aku nggak tau kenapa mereka bisa sampai kesini, waktu aku pulang itu aku sama sekali nggak lihat mereka di jalan," ujar Zahira.
"Tapi lo nggapapa kan?" tanya Arcell yang di jawab gelengan kepala oleh Zahira.
Arcell dan Kenzo menghela nafas lega begitupun dengan para warga.
"Lain kali hati-hati neng, jaman sekarang itu banyak banget remaja usil kaya gitu keliaran di jalan," peringat salah satu ibu-ibu.
Zahira mengangguk lalu mengucapkan terimakasih kepada para warga yang juga ikut andil dalam pengusiran Zidan beserta teman-temannya.
Setelah itu, para warga berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing setelah memastikan tidak ada yang harus di khawatirkan.
"Gue sana Kenzo balik ya Ra, kalo ada apa-apa, atau Zidan sama temen-temennya balik lagi lo hungungi gue aja oke," kata Arcell diangguki Zahira.
"Sekali lagi makasih," ucap Zahira.
Arcell dan Kenzo mengangguk lalu berjalan menuju motor dan melajukannya menjauh dari kontrakan Zahira.
Zahira kembali masuk kedalam dan langsung mengunci pintunya. Ia merasa sangat lelah, tubuhnya lemas tidak bertenaga, dengan langlah kecil Zahira berjalan menuju kamarnya dan merebahkan dirinya di atas kasur untuk mengistirahatkan diri.
^__________^^__________^
"Aaakkkh!"
"Sialan! Kenapa bisa mereka dateng," geram Zidan sembari memukul-mukul tiang lampu jalanan.
Setelah para warga, Kenzo, dan juga Arcell mengusirnya, ia berhenti di tepi jalan tempat biasa ia dan teman-temannya berkumpul.
"Udah lah Dan, Kenzo sama Arcell tuh bukan saingan lo, jadi stop ngejar-ngejar tuh cewek!" kesal salah satu temannya.
Zidan menoleh dan langsung menhampiri temannya yang baru saja berucap. Dengan penuh tenaga ia memukul tepat di bagian pelipis temannya.
"Gue nggak akan berhenti sampe gue dapetin Zahira, paham lo!" sarkas Zidan lalu kembali memukul tiang lampu dengan begitu keras.
"Suka-suka lo deh, tapi satu hal yang harus lo tau. Zahira itu bukan pacar si Arcell maupun Kenzo, tapi salah satu temen mereka dan gue yakin lo pasti tau siapa orangnya," ujar temannya.
"Siapa?" tanya Zidan.
"Ashlan, Ashlan Damian, yang sekarang lagi di Jerman," ungkap temannya membuat Zidan langsung menerbitkan senyum miringnya.
"Bagus, berarti gue akan lebih mudah buat dapetin Zahira," ucap Zidan sembari tersenyum senang.
"Dan lo, gue minta lo buat bantu gue nyingkirin Arcell sama Kenzo," pinta Zidan kepada salah satu temannya yang sangat ia percayai.
"Gue udah duga kalo lo nggak akan berhenti gitu aja," ucap temannya. "Lo bukan cuma tertarik, tapi juga terobsesi Dan!" lanjut temannya lagi.
Zidan tidak menghiraukan ucapan temannya, tanpa permisi ia langsung menaiki kembali motornya dan meninggalkan teman-temannya.
Sedangkan teman-temannya menatapnya santai, sudah biasa dengan kelakuan Zidan yang seperti itu. Mereka kembali memulai kembali obrolan tanpa adanya Zidan di antara mereka.
^__________^^__________^
"Kenapa perasaan gue nggak enak?" gumam Ashlan saat ia hendak beristirahat bersama beberapa teman sekamarnya.
"Lan, kamu kenapa?" tanya salah satu teman sekamarnya yang juga berasal dari indonesia, hanya berbeda sekolah saja.
"Nggapapa," jawab Ashlan singkat membuat temannya mengangguk saja dan tidak bertanya lagi. Setelahnya, mereka memilih untuk mengistirahatkan tubuh masing-masing setelah beraktivitas yang cukup melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Akan Selalu Abadi
Teen Fiction[Event nubar novel selama 25 hari bersama Fairy Book's Club] Ashlan dan Zahira adalah sepasang kekasih. Namun,hubungan mereka merenggang karena Ashlan yang dikirim ke jerman utk mengikuti lomba musik untuk mimpinya. Sementara Zahira harus tetap berj...