Introduce : Dion

38 2 0
                                    

Glek.. Glek.. Glek.. Ahh..
Aku meneguk habis jus jeruk yang baru saja kubeli dari kantin setelah sedotan dan penutup gelasnya kubuang asal.

Sudah lama tidak berlatih taekwondo ternyata cukup membuatku ngos-ngosan seperti ini. Peluh yang sejak tadi mengalir didahiku kini sudah mulai membasahi kaos oblong putih yang kupakai.

Setelah mengahirinya dengan pendinginan singkat, kulepas baju taekwondo yang kupakai dan menyisakan hanya kaos putih oblong. Kuambil seragam putihku yang tergantung dan mengenakannya tanpa memasangkan kancing-kancingnya lalu keluar dari ruang latihan.

Saat ini sebenarnya masih jam pelajaran, tapi karna guru bahasa inggris yang harusnya mengajar tidak hadir dan hanya menitipkan tugas, lebih baik aku memanfaatkannya untuk merefresh kembali kemampuan bela diriku.

Sejak kelas 10 aku sudah aktif dalam berbagai pertandingan taekwondo baik dalam maupun antar sekolah. Tahun lalu aku bahkan berhasil mewakili sekolahku dalam pertandingan taekwondo se-dki dan berhasil menghantarkan sekolahku sebagai juaranya.
Ya, setidaknya disamping prestasi akademik dan catatan kelakuanku yang buruk, masih ada prestasi non akademik yang bisa aku banggakan.

Aku menuju ketaman belakang untuk mencari udara sejuk, kemungkinan besar keadaan disana masih sepi jadi aku bisa tidur sebentar. Masabodo dengan tugas yang dititipkan Mrs.Reina, toh saat aku kembali kekelas pasti sudah ada yang selesai mengerjakannya dan aku hanya tinggal menyalin dan selesai.. Tugasku pun siap dikumpulkan.

Aku mulai memejamkan mata dengan posisi tiduran diatas bangku panjang dan menyilangkan kedua kakiku diatas lengan kursi.

Angin berhembus pelan menghilangkan rasa lelah dan gerah sehabis latihan tadi, 15 menit saja dan aku akan kembali kekelas. Setidaknya jika aku tidak kelewatan tidur sampai jam istirahat.

Namun rencanaku meleset. Belum ada lima menit aku memejamkan mata, dering ponselku yang berada disaku celana membuyarkan tidurku yang baru saja mau memasuki level "nyenyak".

Dengan malas ku angkat telfon yang ternyata dari Anwar tanpa mengubah posisi.

"Hmm?" dehemku menggantikan kata "ada apa?" pada orang disebrang sana.

"Eh, kunyuk. Lu lagi molor dimana? Mrs.Reina tanduknya udah keluar tuh gara-gara lu cabut dari kelas. Buruan balik sekarang!" ucap Anwarsetengah berbisik.

Aku berdecak dan langsung bangkit.
"Hh, kayanya koleksi point gua bakal nambah lagi nih" ujarku pada diri sendiri dan beranjak dari sana menuju kekelas.
***

Aku menaiki tangga dengan melompati dua anak tangga sekaligus. Kelasku berada dilantai 2, dan kini aku sudah berada didepan kelas 12 ips 2 bersiap untuk masuk. Didalam sana sudah bisa kulihat wajah cantik Mrs.Reina yang sudah siap menyambutku dengan amukannya.

Aku berusaha biasa saja dan memasuki kelas dengan santai -ini jelas bukan pengalaman pertamaku. Tidak kupedulikan tatapan dan gelengan kepala teman-teman sekelasku, mereka juga pasti sudah tidak heran lagi dengan adegan yang sebentar lagi akan tersuguhkan untuk mereka secara live.

Aku berhenti tepat disamping meja Mrs.Reina dan mulai membuka suara
"I'm sorry Miss, saya kira-

"Saya gak ngajar hari ini? Siapa bilang? Saya cuma dateng telat karna ada rapat." ujarnya ketus.

Aku melirik tajam kearah Anwar yang memasang wajah tak berdosanya disana. Ia sendiri yang bilang padaku kalau hari ini Mrs.Reina tidak datang, awas saja dia nanti!!

"Sekarang mana tugas yang saya suruh kerjakan?" Tanyanya lagi masih dengan nada yang sama.

Aku mengusap tengkukku lalu menjawab "belum selesai bu." Jawabku

"Belum selesai apa belum dikerjakan? Ngapain aja kamu dibawah tadi?!"

"Iya deh Miss, saya emang belum ngerjain tugas dari miss. Saya tadi dibawah cuma latihan taekwondo seben-

"Dion! Kamu sadar nggak sih kamu ini udah kelas tiga? percuma kamu jadi atlet taekwondo nomor 1 disekolah ini kalau nantinya kamu malah nggak lulus, memangnya kamu mau seperti itu?!" Aku hanya diam tak menjawab pertanyaan retoris itu. Tindakan yang benar bukan?

Aku memang sering melanggar aturan dan semaunya sendiri, tapi aku masih memiliki sopan santun untuk tidak pernah melawan guruku. Toh, memang aku yang salah. Cukup menjawab jujur dan diam, walaupun sama sekali tak menjamin aku tidak akan mengulanginya lagi.

"Hhh, nanti saya akan bicara sama wali kelas kamu soal ini. Sekarang kembali ketempat duduk kamu!' Ujarnya ketus.

Aku pun beranjak dari sana menuju tempat dudukku disamping Anwar. Ia masih dengan wajah 'sok' polosnya saat aku duduk disebelahnya dengan tatapan membunuhku yang malah ia balas dengan cengiran lima jari. Dasar kambing idiot!

Aku menyikutnya dan berbisik mengancam "awas lu mbing, urusan kita belom kel-

"Dionn!!"

"Iya Miss" jawabku pasrah.

Anwar malah cengengesan yang makin membuatku ingin menjambaki rambut kriwilnya.

Hh, Kemungkinan besar aku akan dipanggil keruang guru nanti -bukan pertama kalinya- tapi dilihat dari sudah kesekian kalinya ini terjadi, aku sedikit khawatir kali ini. Tapi yaa, kita lihat saja nanti.
We'll see..
***

TBC

LovtangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang