Meet him

162 4 0
                                    

"Aduh duh duh.. Gue kebelet pipis nih.." aku melepaskan gandengan tanganku dari Saski dan Rena.

"Ah kebiasaan lo Din, yaudah gih buruan. Nanti ngompol lagi lo." kata Rena mengejek ku aku hanya cemberut dan segera beranjak dari sana.

"Kalian duluan keparkiran ajaa" teriakku sambil berlari kearah toilet. Aku masih bisa mendengar suara Rena mengiyakan perkataanku dan lagkah kaki mereka yang menjauh.

Duk.

"Awww!!" aduh ku ketika tiba-tiba merasakan seseorang menubruk tubuhku saat aku ingin berbelok kearah lorong dimana toilet berada.

"Aduhh" aku mengusap pantatku yang baru saja mencium lantai dengan cukup keras. Seketika rasa kebelet ku hilang digantikan rasa sakit akibat jatuh terdorong.

"Eh, Sorry ya gue nggak sengaja. Lo nggak papa?" aku mengangguk dan menatap leleki yang kini berlutut didepanku.

Aku yakin dia kakak kelasku walau aku tidak mengenalnya.

"Ayo gue bantu bangun." ia membantuku untuk berdiri walau sebenarnya aku masih mampu berdiri sendiri. Toh, aku hanya jatuh dan bukannya habis mengalami kecelakaan.

"Thanks ya, btw lo sebenernya gak perlu bantuin gue buat berdiri loh. Gue kan cuma abis jatoh." kataku sambil tersenyum kaku.

"Emang pantat lo nggak sakit?" tanyanya dan dengan gerakan kepalanya mengarah kebelakang tubuhku-tepatnya pantatku- membuat aku bergeser dengan risih-dan malu.

"Ih, gue gapapa kok. Hmm, gue mau ke toilet. Duluan ya." aku bergeges menuju toilet dan meninggalkannya. Dari belakang tubuhku aku bisa merasakan lelaki itu berbalik melihatku lalu pergi kearah yang berlawanan.

"Ahh gapain coba gue ke toilet. Gara-gara ditabrak cowo barusan masa kebelet gue bisa langsung ngilang gini sih?" kataku pada bayangan diriku dicermin. Aku pun memilih merapihkan rambutku dan memakai sedikit lipice yang ada disaku seragamku.

Drrt drrrttt.. Drrtt drrttt
Arka Jelekk's calling..

Melihat panggilan dari Arka aku langsung mengecek jam tangan yang kupakai. 14.25

"Astagaa tuh orang pasti ngomel-ngomel nih.." kataku sambil cepat-cepat keluar menuju parkiran dan mengangkat telfonnya.

"Halo. Gausah bawel. Gue abis dari toilet. Lagi otw. Tungguin. Jangan ninggal. Awas kalo kabur." ucapku tanpa jeda dan bahkan tanpa membiarkannya bicara sedikitpun. Segera aku menutup telfonnya sebelum mendengar Arka marah-marah. Haha

***

Dion POV

Aku menatap punggung perempuan yang baru mengalami insiden tabrakan denganku. Wajahnya memang tidak terlalu familiar, namun aku rasa dia adalah adik kelasku.

Aku pun berbalik kembali dan melanjutkan tujuan awalku yang terhambat karna insiden barusan.

Entah kenapa aku teringat lagi oleh perempuan itu, dan sebuah senyuman kecil pun tergambar diwajahku.

"Perempuan itu... Kira-kira siapa ya namanya?" Tanyaku dalam hati.

Saat sampai diparkiran, aku segera menghampiri motor kesayanganku yang ada dipaling ujung. Saat aku baru saja menaiki motorku, tanpa sengaja aku melihat perempuan yang tadi kutabrak menghampiri seorang lelaki yang sedang bersandar disebuah motor ninja biru. Dan kini mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Lebih tepatnya sicowo marah, dan si cewe merajuk.

Yaa, aku rasa lelaki itu memang pacarnya. Lalu memangnya kenapa kalau iya?

Hhh, akupun segera menepis pemikiran aneh yang muncul diotakku. Setelah memakai helm, akupun segera mengeluarkan motorku dari parkiran dan pergi. Dari sudut mataku, aku bisa melihat perempuan itu kini tersenyum manis pada lelaki didepannya dan naik kemotor biru itu.

***

Arka POV

"Halo. Gausah bawel. Gue abis dari toilet. Lagi otw. Tungguin. Jangan ninggal. Awas kalo kabur."

"Heh, lo-

Tut..tutt..tutt..tutt..

Ucapanku terhenti mendengar nada panggilan-telah-berahir itu.

"Kurang ajar banget kan si bebek satu itu. Gue belom ngomong apa-apa udah maen matiin aja telfonnya." kesalku.

"Awas aja besok-besok kalo bikin gue nunggu kaya orang bego lagi gue tinggal langsung." aku berdecak menunggu Dinda yang belum juga muncul dari arah lapangan.

"Arkaaaaaaa" siapa lagi yang manggil orang dari kejauhan 3 meter dan teriak sekenceng itu kalo bukan si bebek.

"Kayanya lo bukan cuma nelor dikelas ya? Tapi juga ngerem dikamar mandi." kataku saat Dinda sudah berada didepanku dan langsung mengambil helm yang tergantung distang motor.

"Sorry Arkaaa.. Gue tuh tadi abis kecelakaan tau nggak?!" katanya membuatku mencibir.

"Alahh.. paling juga kalo nggak kesandung, kejedot, ya nabrak orang. Ya kan? Ngeles aja lo." kataku dan segera menaiki motor ninja biruku.

"Idihh siapa yang ngeles gue tuh emang beneran tadi abis kecelakaan, gue abis ditabrak oleh sesosok cowo tinggi, putih, ganteng, wangi, gak kaya lo. Hahaha" ia tertawa nyaring dan akupun menatapnya tajam lalu menyalakan mesin motor.

"Ihhh Arka gausah ngeluarin mata serem gitu dongg.. Orang bercanda jugaa." aku hanya berdehem dan mengeluarkan motorku.

"Buruan naek, mau gue tinggal?"

"Eh iya iyaa.. Gitu dongg, Arka baik jangan marah yaa." katanya sambil tersenyum 'sok' manis padaku.

"Ohiya, Saski, Rena sama Tama mana?" tanyanya saat sudah duduk manis dibelakangku.

"Di jonggol." jawabku asal yang dihadiahi tonyolan-lagi-dari Dinda dan membuatku mengaduh pelan.

"Woy.. Gue nanya seriusss!!" teriak Dinda ditelingaku yang tertutup helm.

Sedikit mengganggu memang, tapi sekali lagi -aku sudah kebal- jadi segera kujalankan motorku meninggalkan parkiran tanpa menghiraukan deretan pertanyaan yang keluar dari mulut Bebek bawel dibelakangku ini.

***

TBC..

Next chapter Sera POV baru muncul yaaa.. Thankyou buat yang berbaik hati mau baca cerita sederhanaku ini :) ;) {}

LovtangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang