Bab 6

719 95 6
                                    

Jangan lupa untuk vote ya..

Malam itu tepat pukul 8 malam, di mana keluarga akandra sedang kumpul di ruang keluarga setelah selesai makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu tepat pukul 8 malam, di mana keluarga akandra sedang kumpul di ruang keluarga setelah selesai makan malam.

Gita dan gito berada di kamar gito, gita membantu kembarannya untuk packing barang yang akan gito bawa selama beberapa hari di sana.

"Ada lagi yang mau abang masukkan?" Tanya gita.

"Udah semua deh dek, kalau ada pun nanti abang masukkan ke tas kecil abang." Ucap gito yang merasa barang yang akan dibawanya sudah cukup.

"Yasudah kalau gitu." Ucap gita.

Gito pun membawa kopernya untuk dia letakkan di dekat sofa yang ada di kamarnya itu.

Agar besok pagi mempermudah gito untuk membawanya ke bawah.

Gita dan gito pun keluar dari kamar gito menuju lantai bawah menyusul keluarga mereka untuk kumpul di ruang keluarga.

"Pada ngobrolin apa nih? Kok kelihatan serius banget?" Tanya gita yang baru datang bersama gito.

Mereka pun duduk di sofa, gito duduk di sofa tunggal yang berhadapan dengan ayahnya.

Gito mengambil novel yang ada di bawah meja depan sofa, gito itu tipe orang yang lebih suka membaca.

"Ini adik bontot kalian, katanya mau pacaran. Terus ayah sama bunda bilang coba ngomong sama abang, tapi dia gak berani ngomongnya." Jelas sang bunda yang mengelus pucuk kepala marsha.

Posisinya sang bunda duduk lesehan dan bersandar di lengan bangku tempat ayah keynal duduk, kakinya jadi bantal untuk marsha rebahan.

"Noh orangnya meng, kasih taulah sama bang gito." Timpal freya ke marsha.

Marsha hanya diam, dia benar-benar gak berani ngomong dan minta izin sama gito.

Karena gito memang ketat ke adik-adiknya, dia gak akan memberikan adik-adiknya izin pacaran sampai kapanpun. Gito hanya mau lelaki yang mendekati adik-adiknya datang ke rumah dan langsung melamar mereka dalam artian gito hanya mau mereka langsung nikah.

"Apasih kak fre." Kesal marsha yang dibercandain sama freya.

"Ngomonglah sayang, kan kamu yang mau pacaran. Udah ada abangnya, tinggal minta izin aja." Ucap sang ayah dengan lembut.

"Benar meng, dari pada pacaran diam-diam lebih parah lagi yang ada keadaannya." Sambung flora.

"Mending sih ngomong langsung walaupun gak di kasih izin, dari pada backstreet tapi ketahuan bakal kena konsekuensi yang lebih parah." Jelas gita yang memperingati adiknya itu.

"Setuju sih sama kak gita." Timpal fiony dan muthe bersamaan.

Marsha pun dibuat takut, karena pikiran dia memang mau backstreet sama orang yang dia suka.

Gito hanya diam dan terus membaca novelnya, dia belum memberikan responnya sebelum marsha yang bicara duluan.

Walaupun sang ayah mengizinkan marsha untuk pacaran, tapi tidak dengan gito dia tidak akan memberikan izin itu.

Akandra SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang