Bela menghabiskan malamnya bersama Luis di rumah sakit. Ia menikmati malamnya kali ini. Harusnya ia terjaga dan waspada saat ia menginap bersama seorang pria asing seperti sekarang. Tapi ia malah merasa aman dan terlindungi hingga bisa tidur dengan nyenyak.
Pakaian Bela sudah kering, ia juga bisa langsung bekerja untuk sift pagi setelah merapikan barang-barang milik Luis.
"Nanti aku akan menjemputmu," ucap Luis begitu ia memasukkan barang-barangnya kedalam mobil.
"Menjemputku?" tanya Bela kaget.
Luis mengangguk. "Siftmu pagi, berarti nanti sore sudah pulang kan? Aku ingin mengundangmu ke apartemenku. Pesta rumah baru," jelas Luis.
Bela mengangguk lalu tersenyum sumringah. Ini pertama kalinya ada orang yang mau menjemputnya dan pertama kalinya juga ia menerima undangan pesta. Bela tidak berharap banyak pada pesta yang akan di adakan oleh Luis hanya saja ia merasa senang bisa tau dimana Luis tinggal nanti.
"Bela!" sapa Erik yang baru datang dari asramanya.
"Hai!" sapa Bela yang langsung teralihkan pada Erik.
"Wah kau mengenal Dokter Luis juga?" tanya Erik antusias.
Bela langsung mengangguk. "Dokter Luis ini yang pernah menyelamatkan Ibuku," ucap Bela memperkenalkan Luis pada Erik.
"Wah begitu, senang mendengarnya," ucap Erik lalu merangkul Luis. "Dokter Luis ini sepupuku loh!"
Luis langsung menyingkirkan tangan Erik yang merangkulnya.
"Aku akan menjemputmu nanti, aku pulang dulu ya," sela Luis yang tak mau berlama-lama dan berbasa-basi membahas silsilah keluarganya dengan Erik di hadapan Bela.
Bela mengangguk lalu melambaikan tangannya. Begitu pula dengan Erik yang ikut melambaikan tangannya dengan ceria pada Luis.
"Sudah lama dekat dengan Luis?" tanya Erik penasaran.
Bela langsung mengangguk. "Dia baik, menyenangkan, kami hampir selalu mengobrol dan makan bersama saat aku selesai kerja," jelas Bela.
Erik terdiam, alisnya berkerut sebentar lalu kembali menyemak Bela. Erik tak merasa perawat magang yang sering mengunjungi Luis adalah Bela. Bela tak tampak menarik, badannya kerempeng, rambutnya tak terawat, wajahnya juga tidak secantik perawat magang lainnya. Aneh kenapa Luis suka?
Belum lagi cerita Bela yang mengatakan betapa menyenangkan dan hangatnya Luis. Bagaimana bisa, padahal selama ini Luis adalah pribadi yang sangat tertutup dan dingin. Apa yang sebenarnya Luis rencanakan?
"Aku kerja dulu ya," pamit Bela lalu kembali ke bangsal tempatnya berjaga dan Erik langsung pergi ke ruang direktur rumah sakit.
***
"Ku dengar Luis pulang, ada apa?" tanya Alan pada putranya yang baru menemuinya setelah sekian lama asik dengan kegiatannya menjadi dokter.
"Apa paman sudah tau?" tanya Erik memastikan.
"Harusnya pamanmu tau, Luis keluarkan seizin darinya..."
"Dan Ayah diam saja?!" tanya Erik kesal.
"Memang kenapa? Dia hanya pulang, lagipula depresi dan catatan kesehatannya juga tidak akan merubah fakta apapun kalau ia ingin menggulingkan kekuasaanku. Menuntut balik juga sia-sia," ucap Alan santai.
"T-tapi..."
"Sudahlah, fokus saja pada acaramu nanti," ucap Alan lalu pergi tepat disaat ada panggilan darurat untuk melakukan oprasi dan membiarkan seorang dokter baru yang menanganinya. "Biarkan Stiven yang melakukannya," ucap Alan memberi perintah secara mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
POISON
RomanceLuis (35) seorang mantan dokter bedah yang mengalami depresi sertra tauma pasca kegagalan oprasi yang ia kerjakan, jatuh dalam keterpurukan di bangsal rumah sakit jiwa. Ketakutannya untuk menghadapi kenyataan di tambah dengan segala makian yang teru...