Bunyi nyaring alarm berhasil membangunkan Mada tanpa banyak drama pagi ini. Padahal waktu istirahatnya telah berkurang beberapa jam sebab begadang, tetapi ia berhasil tersadar dengan cepat dan tak berniat untuk kembali memejamkan mata. Alhasil, yang Mada lakukan setelah mematikan alarm tersebut adalah meregangkan badan dan bangkit, lalu melamun selama beberapa saat dalam rangka menunggu terkumpulnya nyawa sampai penuh.
Kala tengah menggaruk-garuk rambut hitamnya yang berantakan, atensi laki-laki itu seketika teralihkan pada layar ponsel yang masih menyala, berfokus pada ikon WhatsApp yang muncul di tab notifikasi. Mada lantas meraih benda pipih tersebut tanpa menunggu lama.
Setelah mengecek pesan yang masuk, seketika Mada pun terdiam sejenak.
Serena Tan Elodie
Kak
Mau ngingetin aja, nanti jam 8 ada kelasnya pak hermanEntah Mada sendiri menyadarinya atau tidak, tetapi sudut-sudut bibirnya lekas tertarik di saat itu juga. Namun, alih-alih membentuk sebuah senyum, nyatanya Mada tengah menyeringai kecil sekarang.
Tentu saja, Mada tidak menduga bahwa paginya akan disambut dengan pesan dari Serena. Tentu saja, Mada pun tidak lupa bahwa Serena memang mengemban sebuah tanggung jawab baru hingga perempuan tersebut mau repot-repot mengingatkannya seperti itu. Mungkin, Serena sudah resmi memulai tugasnya hari ini. Dan mungkin pula, Serena benar-benar ingin memastikan agar Mada tidak lagi perlu mengulang mata kuliah yang sama tahun depan. Sebab semua mahasiswa pastinya tahu, yang namanya kehadiran di kelas turut menjadi salah satu penentu terbesar dalam kelulusan.
Baiklah. Jika memang demikian, maka Mada akan senantiasa menunggu pesan-pesan di Senin pagi dari sang penanggung jawab mata kuliah.
Sebastian Madhava
Oh iya
Thanks udh ngingetinSelepas mengirimkan balasan sekenanya, Mada pun lekas turun dari kasur dan menyambar handuk dari balik pintu, lalu ia pun beranjak meninggalkan kamar. Menuju kamar mandi, Mada sempatkan untuk menoleh ke arah dapur, dan ia mendapati keberadaan Niko yang kembali bereksperimen untuk menu sarapan paginya. Mada segera menggeleng-geleng pelan. Tak lama dari sekarang, sudah pasti akan ada kehebohan yang terjadi, pikirnya. Dan semua penghuni kontrakan jelas saja tak kaget lagi.
Cukup menyapa Niko singkat, Mada langsung melanjutkan lagi langkahnya ke kamar mandi. Bersih-bersih tak sampai sepuluh menit, lalu ia sudah kembali ke kamar untuk bersiap.
Mada akhirnya tiba di kampus tiga puluh menit sebelum jarum jam pendek menunjuk tepat ke angka delapan. Setelah turun dari motor dan melepas helm, laki-laki bertubuh jangkung itu berkaca sejenak pada spion guna merapikan rambutnya. Barulah Mada tinggalkan lapangan parkir dan lekas pergi menuju gedung fakultas sembari disesapnya sekaleng susu beruang yang ia bawa dari kontrakan.
Suasana ruangan belum begitu ramai ketika Mada menginjakkan kakinya di sana. Ia pun hanya menyapa beberapa adik tingkat yang dikenalnya sebelum menempati kursi di jajaran paling depan--entahlah, Mada hanya merasa lebih baik duduk di sana dalam masa pengulangan mata kuliah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenada Serena
RomanceTergabung dalam satu kelas di semester bawah, tergabung pula dalam satu klub yang sama--Klub Musik Universitas Santosa, membuat Mada kian meyakini bahwa ada berbagai alasan di balik pertemuannya dengan Serena. Selama satu semester dalam masa pengula...