Wonbin dan Karin sejak tadi mengerjakan homework di sebuah kafe sekalian makan siang. Sudah dua jam berlalu sejak kedatangan mereka. Meja kafe penuh dengan makanan, laptop, buku, dan kertas-kertas yang berserakan.
"Soal terakhir ini jawaban kamu apa?" tanya Karin memastikan.
Wonbin mengecek laptopnya. "A."
"Hah? Bukannya C ya?" jawab Karin bingung.
Wonbin mendekatkan wajahnya ke Karin dengan penuh keyakinan. "A!"
"C!" balas Karin sambil tertawa. "Ehh masa sih A?"
"Kamu kok ngga pede gitu? Mau taruhan ngga?" tantang Wonbin tersenyum lebar. "Yang kalah harus nyium pipi pacarnya."
"Dasar! Otak kamu tuh ya!" tawa Karin. "Itu sih untungnya tetap di kamu! Menang atau kalah!"
"Coba aku lihat perhitungan kamu," ucap Wonbin seraya mengambil kertas coret-coretan Karin. "Ehh ini salah nih. Kamu salahnya di sini. Ini emang agak tricky jadi harus lebih teliti."
Karin mengeryit dan mencoba memahami maksud Wonbin sambil melihat kertas coretannya. Begitu gadis itu menyadari kesalahannya, ia dengan lesu membenamkan wajahnya di meja seraya Wonbin bersorak-sorak atas kemenangannya.
"Ayo buruan!" ucap Wonbin seketika menunjuk-nunjuk sebelah pipinya kepada Karin, meminta kecupan.
"Ngga bakalan!!!" balas Karin sambil mencubit pipi Wonbin.
Wonbin meringis pelan sambil tertawa. Matanya kemudian tak sengaja menangkap layar ponselnya. Ia lalu mengecek chat masuk. Ada satu pesan dari neneknya.
Cepat pulang ya Bin. Ada papamu tiba-tiba datang.
***
Setelah mengantar Karin pulang, Wonbin mempercepat laju mobilnya memasuki jalan tol. Pikirannya campur aduk. Entah ia harus senang atau kecewa karena papanya jarang menemuinya, bahkan di saat-saat terberatnya. Begitu ia menerima kabar dari neneknya bahwa papanya sekarang ada di rumah, Wonbin masih tidak mengerti. Mengapa ia tidak dikabari sebelumnya? Hal tersebut cukup membuatnya sedikit kesal. Namun, yang pasti adalah ia sangat merindukan sosok panutannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of Two Generations || Wonbin x Karina
RomanceWonbin kini resmi berpacaran dengan Karin, gadis yang ia anggap sebagai penyelamat hidupnya. Namun, siapa sangka orang tua mereka justru menyimpan rahasia yang dapat berpengaruh ke hubungan mereka berdua.