Sementara Wonbin dan Karin menikmati setiap momen di Yogyakarta, kedua orang tua mereka pun memutuskan untuk bertemu. Keduanya mengobrol panjang setelah sekian lama sambil berjalan kaki di taman kota. Setelah 20 tahun, hubungan keduanya sangat renggang, seolah tak saling mengenal sebelumnya. Sesekali mereka saling melirik, menunggu masing-masing dari mereka yang duluan memulai pembicaraan. Yejin memecahkan keheningan di antara keduanya.
"Bagaimana Wonbin?" tanya Yejin basa basi.
Hyunbin tersenyum. "Dia sangat senang Karin akhirnya bisa ikut ke Jogja. Dia sempat tidak bersemangat."
Yejin ikut senang. "Karin juga tadinya sedih ngga bisa ikut. Ternyata dia dihubungi sekolah. Katanya semua biaya perjalanan dia sudah diurus. Aku sangat bersyukur."
Melihat kelegaan di wajah wanita itu, Hyunbin merasa keputusannya untuk membiayai perjalanan anak-anak penerima beasiswa itu sudah tepat. Ia justru tergerak karena sikap anaknya, Wonbin, yang merasa tidak adil jika anak-anak penerima beasiswa tidak ikut trip. Dalam hati, Hyunbin justru merasa malu.
Tak lama kemudian, pria itu merasakan ponsel di sakunya bergetar. Panggilan masuk dari anak lelakinya. Belum sempat ia berbicara, anaknya itu sudah mengoceh duluan.
Halo, Paaa... Papa mau kubeliin oleh-oleh apa?
"Terserah kamu saja, tidak juga tidak apa-apa. Jangan lupa beli untuk nenekmu dan yang lainnya."
Hyunbin menengok wanita di sebelahnya dan memberi kode sambil menunjuk-nunjuk ponselnya tanpa suara. Dari Wonbin. Yejin mengangguk mengerti.
Ya udah! Aku beliin batik ya!
"Bagaimana kabar kamu sama Karin di sana?"
Yejin terlihat penasaran. Hyunbin kemudian menyetel mode speaker di ponselnya sehingga percakapan mereka terdengar oleh wanita itu.
Baik kok! Karin juga deket aku terus. Selama ada aku dia aman kok, Pa.
Bunda Karin tersenyum geli mendengar jawaban Wonbin. Hyunbin hanya bisa menggelengkan kepala karena lagak anaknya.
"Kamu jangan over protective juga ya Bin. Nanti Karin tidak nyaman sama kamu."
Ya nggalah, Pa! Dia bebas kok pergi ama temennya yang lain. Paling aku cek tiap berapa menit gitu.
Melihat Yejin yang tak kuasa menahan tawanya, Hyunbin merasa sedikit malu setelah mendengar penjelasan anaknya.
"Yang penting Karin jadi tanggung jawab kamu selama di sana ya."
Oke deh, Pa. Kalau gitu udah dulu ya.
Setelah Wonbin menutup telepon, Yejin kemudian tertawa lepas sambil melirik Hyunbin. Pria itu hanya bisa tersenyum kalem.
"Waeyo? (Kenapa?)" tanya Hyunbin malu.
"Anieyo! (Tidak apa-apa!)" jawab Yejin. "Wonbin lucu banget deh. Dia tuh benar-benar... Apa ya? Beda ama kamu. Dia bisa nunjukin perasaannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of Two Generations || Wonbin x Karina
RomansaWonbin kini resmi berpacaran dengan Karin, gadis yang ia anggap sebagai penyelamat hidupnya. Namun, siapa sangka orang tua mereka justru menyimpan rahasia yang dapat berpengaruh ke hubungan mereka berdua.